"Naura, ayo cepetan. Ini kan hari pertama kita masuk SMA, nanti telat loh." seru Fandi yang merasa bosan menunggu Naura
Naura masih sibuk memasang sepatunya "Sebentar Fan, masih pasang sepatu nih!"
"Yaelah, lama amat."
"Udah nih, ayo cepat berangkat."
Mereka pun berangkat ke sekolah menggunakan angkot. Sekitar sepuluh menitan, tibalah mereka di sekolahnya yaitu SMA Merdeka. Sekolah yang tidak terlalu mewah namun, tetap lebih besar dari sekolah SMP mereka sebelumnya. Dengan penuh semangat, mereka berdua masuk ke dalam sekolah dan tak lama kemudian, semua murid baru diperintahkan untuk berkumpul di lapangan karena ada pengumuman dari para osis.
Ketika semua siswa baru berkumpul dilapangan, para osis mulai menentukan kelas bagi masing-masing murid baru. Untuk tahun ini, kelas di SMA Merdeka dibagi menjadi 10, yakni kelas X-IPA 1-5 dan X-IPS 1-5. Mulailah, satu-persatu nama murid dipanggil untuk memasuki kelas yang telah ditentukan. Nama Al, dipanggil di awal dan dia berada di kelas X-IPA 1. Sedangkan, Naura berada di kelas X-IPS 1.
Setelah semua nama murid dipanggil, mereka langsung memasuki kelas masing-masing untuk melaksanakan masa orientasi siswa (MOS). Memang MOS kali ini dilaksanakan di dalam kelas sebab, bertepatan dengan Bulan Ramadan. Jadi, tidak mungkin jika dilaksanakan di lapangan dengan cuaca terik. MOS di sekolah ini juga tak dilaksanakan sekejam seperti cerita-cerita pada umumnya, dimana ada senior yang membully juniornya, memberi tugas yang tidak masuk akal dan sebagainya. MOS kali ini hanya buat seru-seruan saja dan tentunya untuk lebih mengenal satu sama lain. Memang para osis memberi tugas aneh pada murid baru tapi, masih terbilang wajar dan tak parah.
***
Naura sedang berjalan menuju kelasnya yakni X-IPS 1. Ketika telah sampai didepan kelas, ternyata sudah banyak siswa baru lainnya dan juga ada tiga kakak osis yang ditugaskan menemani siswa baru di kelas itu. Saat Naura hendak masuk, Naura terkejut pasalnya, dia tidak melihat satu pun teman sekelasnya waktu SMP. Hanya ada satu teman bernama Erik yang berasal dari SMP yang sama dengan Naura, itu pun sebatas tau namanya saja. Hal ini membuat Naura bingung mau duduk dengan siapa. Akhirnya, dengan perasaan malas ia memilih duduk dibangku paling depan.
Tak lama setelah Naura duduk, ada kakak osis bernama David sedang berbicara di depan kelas "Baiklah adik-adik, kami disini akan menemani kalian selama MOS berlangsung. Kalian tak perlu terlalu serius dengan kami karena kami tidak akan menyiksa kalian. Sekali pun menyiksa, mungkin hanya sedikit, hehe."
Semua siswa ikut tersenyum mendengar ucapan David, kecuali dengan Naura yang masih merasa sedikit sedih.
"Oke adik-adik, untuk membuat kalian lebih mengenal satu sama lain, bagaimana kalau kita main game saja?" lanjut David
Semua siswa mengiyakan ajakan David untuk bermain game. Kemudian, kakak osis lainnya yang bernama Mila mulai membuat pesawat dari kertas. Ketika selasai membuatnya ia berkata "Oke adik-adik, sebelum bermain game ini saya akan terlebih dahulu menjelaskan cara mainnya. Caranya cukup gampang, saya akan menerbangkan pesawat kertas ini pada kalian dan bagi kalian yang terkena pesawat ini, dimohon maju kedepan untuk mendapat hukuman dari kami. Apakah kalian sudah paham?"
"Paham kak." jawab semua murid
Pesawat kertas itu mulai diterbangkan dan sudah mengenai tiga siswa baru. Mereka diberi hukuman seperti harus bernyanyi, berkenalan ke kelas lain serta membaca puisi.
"Baiklah adik-adik, sekarang adalah lemparan terakhir. Biasanya yang terakhir hukumannya lebih menarik nih. Jadi gak sabar nih kakak lihatnya. Kita mulai ya." tutur David
Pesawat kertas pun diterbangkan kembali dan telah mengenai seorang gadis. Kemudian, David menunjuk gadis itu "Ya kamu, silahkan maju kedepan."
"Saya kak?" ucap Naura yang tak lain terkena lemparan pesawat kertas itu
"Iya kamu, adek cantik." goda David yang langsung direspon teriakan dari semua siswa
Naura melangkah ke depan kelas dengan perasaan malu karena ucapan David tadi.
"Sekarang kakak minta kamu tunjuk salah satu teman cowok disini buat menemani kamu di depan." pinta David
Naura bingung harus menunjuk siapa karena ia memang tak mengenal teman-teman barunya itu. Hingga, ada kakak osis yang juga turut menjaga kelas itu menghampiri Naura. Kakak osis itu bernama Dita yang kebetulan merupakan kakak kelas Naura di SMP yang sama. Dita kemudian berbisik pada Naura "Udah dek kamu pilih aja Erik, dia kan satu sekolah sama kamu."
"Mana mungkin gue milih Erik, gue aja gak akrab sama dia. Emang sih satu sekolah tapi beda kelas dan bahkan tak pernah ngobrol berdua." gumam Naura dalam hati
"Tapi kak, aku gak akrab sama dia." jawab Naura
"Udah gakpapa, kan cuma game Ra. Aku panggilin ya." putus Dita
Akhirnya, Dita memanggil Erik untuk maju ke depan kelas. Mau tidak mau, Erik pun maju. Ketika Erik sudah di depan, David memberikan bunga yang ada di vas meja guru pada Erik. Kemudian, ia menyuruh Erik untuk memberikan bunga itu pada Naura, tentunya dengan cara romantis. Naura dan Erik begitu terkejutnya atas permintaan David sedangkan, murid yang lain malah tertawa senang. Mereka bahkan mendesak Erik agar cepat melakukannya. Karena desakan tersebut akhirnya, Erik terpaksa melakukannya.
"Naura, ini bunga buat lo." ujar Erik dengan posisi berlutut. Tentu itu perintah kakak osis yang menyuruh Erik untuk berlutut.
"Te-ri-ma, te-ri-ma." teriakan semua murid
Naura pun menerima bunga itu sambil menundukkan kepalanya karena malu. Setelah selesai, semua murid memberi tepuk tangan pada Naura dan Erik. Mereka sangat terhibur dengan adegan yang mereka saksikan di depan kelas. Sedangkan, Naura kembali ke tempat duduknya dengan perasaan malu. Menurut Naura, kejadian ini sangatlah memalukan. Mungkin kegiatan MOS hari pertama ini begitu menyenangkan bagi sebagian besar siswa baru disana. Namun tidak bagi Naura, ia merasa mendapat kesialan tersendiri di hari pertama MOS.
Kring....
Bel pulang telah berbunyi. Semua siswa sibuk keluar kelas. Ketika Naura baru keluar kelas, Fandi memanggilnya "Naura."
"Hai, Fan." balas Naura
"Ayo cepat pulang, Ra."
"Iya."
Mereka pun berjalan menuju halte depan sekolah. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya, angkot yang mereka tunggu pun datang. Naura dan Fandi pun langsung menaikinya.
Sesampainya dirumah, Naura dan Fandi langsung mengucap salam dan disambut oleh ibu Naura.
"Assalamualaikum." ucap mereka berdua
"Walaikumsalam. Kalian udah pulang?" jawab Ibu Naura
"Iya kak." balas Fandi
"Iya udah, kalian berdua ganti baju dulu. Habis itu makan, pasti lapar kan?" tutur ibu Naura.
"Baik bu. Kita ke kamar dulu." kata Naura
Naura dan Fandi pun berjalan menuju kamarnya masing-masing.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIS (SELESAI)
Roman pour Adolescents"Al itu seperti hujan, dingin. Namun, hujan tak selamanya memberi kedinginan. Ia juga bisa memberi sebuah kehidupan baru bagi bunga yang layu." ~Naura Anandita Naura adalah gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia jatuh cinta pa...