27 : Fobia

167 21 0
                                    

     "Kayla." panggil Naura yang tak sengaja melihat Kayla sedang berdiri di sebelah lapangan. Kayla tampang sedang gelisah. Ia seperti mencari seseorang, entah itu siapa.

     Kayla menoleh "Ah... lo Ra, kebetulan banget. Lo liat Faris gak?"

     "Al? Enggak, emangnya Al kemana Kay?" tanya Naura bingung

     "Itu gue gak tau. Tadi, dia tiba-tiba pergi saat gue kasih Bunga Matahari. Kemana dia ya, Ra? Gue khawatir banget. Gak biasanya Faris kayak gitu."

     Naura terkejut "Astaga, Bunga Matahari? Kenapa lo kasih itu ke Al, Kay? Dia punya fobia sama Bunga Matahari."

       Al memang memiliki fobia terhadap bunga matahari. Ketika kecil, Al ingin mengambil bunga matahari untuk adiknya. Saat ingin memetik bunga tersebut, tiba-tiba ada seorang psikopat  yang menculik dan hampir membunuh Al. Al dibawa ke sebuah rumah kosong, dimana di tempat itu sudah banyak mayat anak kecil yang digantung. Untungnya psikopat ini sudah menjadi incaran polisi yang pada saat itu sudah diketahui keberadaannya, sehingga Al berhasil selamat atas bantuan polisi yang ingin menangkap psikopat itu. Memang Al dalam kondisi baik, tapi sejak saat itu, setiap ia melihat bunga matahari, dia juga ingat akan kejadian itu. Ia berpikir gara-gara bunga itu, ia hampir di culik. Itulah sebabnya mengapa Al takut melihat bunga matahari.

     Kayla begitu terkejut mendengar penuturan Naura. Pasalnya, selama ini ia tak pernah tau jika Al punya fobia pada Bunga Matahari "Gue gak tau, Ra. Sekarang, gue harus gimana? Gue takut Faris kenapa-napa."

     Naura mencoba menguatkan Kayla "Al bakal baik-baik aja kok, Kay. Mending sekarang kita cari Al."

     Kayla dan Naura pun berpencar untuk mencari Al. Naura yakin jika Al akan mencari tempat sepi ketika ia ketakutan. Kemudian, Naura berlari menuju gudang. Ya, gudang merupakan tempat sepi di sekolahnya.

     Ketika sampai di gudang, Naura melihat Al sedang terduduk dan memeluk kedua lututnya. Naura berlari mendekati Al yang sedang menunduk ketakutan itu. Kemudian, ia memeluk dan menepuk-nepuk punggung Al untuk menenangkannya "Al, tenang Al."

     Al mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk. Lantas, ia memeluk Naura "Ca, gue takut, di..a kembali."

     "Dia gak ada Al, lo tenang aja."  Naura menepuk punggung Al

     Naura melepas pelukan mereka. Ia menaruh tangannya di kedua pipi Al "Lo lihat gue, Al. Mereka gak bakal kembali. Ada gue disini."

     Al melihat ke arah mata Naura. Ada sedikit ketenangan dalam dirinya ketika melihat mata Naura. Ia mencoba menenangkan dirinya kembali.

      "Gimana, udah baikan, Al?" tanya Naura memastikan

     Al menganggukkan kepalanya. Ia mencoba tersenyum pada Naura "Iya, makasih ya, Ca."

     Naura mengangguk dan tersenyum pada Al.

     "Ca, lo tau gak? Sejak lo memilih untuk pergi, kesepian adalah satu-satunya yang lo tinggalin buat gue." Al tiba-tiba melontarkan kata tersebut

     Naura merasa bersalah pada Al "Maaf, Al."

     "Gakpapa kok, Ca." Al mencoba tersenyum

     "Iya udah, gue ngabarin Kayla dulu ya. Dia khawatir banget sama lo." Naura pun mengabari Kayla bahwa Al sedang berada di gudang bersamanya.

     Setelah mendapat kabar dari Naura, Kayla langsung bergegas menuju gudang. Ia berlari menghampiri Al "Faris, lo gakpapa kan? Gue minta maaf ya?"

     "Iya gakpapa kok." balas Al

     "Iya udah, gue ke kelas duluan ya." pamit Naura

      "Iya, Ra." Kayla tersenyum

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang