09 : Mencoba Menjelaskan

244 49 0
                                    

     Ketika Naura melihat Al, Naura merasa terkejut dan langsung melepaskan tangan Luki. Ia tak mau jika Al berpikir yang tidak-tidak. Ia pun beranjak menghampiri Al tanpa memerdulikan keberadaan Luki "Hai robot, belum pulang?"

     Al tidak menjawab pertanyaan Naura. Ia hanya tersenyum kecut dan kemudian berjalan pergi. Naura yang melihat Al bersikap demikian lantas merasa kecewa namun tetap berusaha mengejarnya "Al, lo kenapa sih? Gak biasanya lo bersikap kayak gini. Apa gue ada salah sama lo? Kalau ada, gue minta maaf. Al, dengerin gue ngomong dong."

     "Asal lo tau Ca, hati gue bagai tersulut api yang membara saat lihat lo bersamanya, rasanya begitu panas." batin Al

     "Gue gakpapa, gue buru-buru Ca." jawab Al sambil terus berjalan

     Naura mencoba menahan Al "Tapi..."

     Terlihat Luki sedang berada di belakang mereka. Namun, Naura seperti tidak perduli padanya, ia lebih fokus pada Al.

     "Udah Ca, lo udah ditungguin pacar lo tuh." Al melirik Luki. Setelah itu, ia berlalu pergi. Sedangkan, Naura kali ini tidak bisa lagi menahan Al untuk pergi sebab, ia masih terkejut mendengar perkataan Al barusan.

     "Pacar?" batin Naura

     Luki menghampiri Naura dan mengajaknya pulang "Udah Ra, ayo kita pulang."

     Diperjalan pulang, Luki sering kali mencuri pandang pada Naura. Namun, Naura tidak peduli dengan hal itu, ia masih kepikiran tentang Al.

     Sesampainya dirumah, Naura terus berpikir bagaimana ia menjelaskan kesalahpahaman tadi "Bagaimana bisa Al mengira gue pacaran sama Luki? Padahal kan gue sukanya sama dia. Apa dia cemburu sama Luki? Kalau benar berarti dia? Ahhh.. pokoknya gue harus jelasin sama Al. Gue gak mau dia terus bersikap cuek sama gue."

***

     Hari ini Naura terpaksa berangkat sendiri lagi karena Fandi masih belum pulih. Ketika sampai di gerbang sekolah, Naura tidak sengaja bertemu Wati "Woy, Wat."

     "Astaga, lo ngagetin gue, Ra." Wati memegang dadanya karena kaget

     Naura hanya cengengesan melihat temannya itu kaget. Sungguh, ia tak bermaksud membuat Wati kaget "Hehe, maaf."

     Wati mengamati sekitar. Ia melihat Naura hanya datang sendiri lagi, tanpa ada Fandi disampingnya "Lo, kok masih sendiri? Fandi belum masuk?"

     "Belum, dia masih butuh istirahat."

     "Oh, iya udah yuk ke kelas."

     Kemudian, mereka berjalan bersama menuju kelas. Tiba-tiba, Naura melihat Al dan langsung menyapanya dengan ramah "Hai, Al."

     Namun, Al hanya membalas sapaan Naura dengan senyuman sekilas. Setelah itu, ia tetap berjalan.

     "Kayaknya ada yang berantem nih." bisik Wati

     "Enggak kok, Wat." elak Naura

     Wati tak langsung memercayai elakan Naura. Ia yakin jika ada sesuatu yang aneh. Ayolah Ra, Wati itu seperti bisa membaca pikiran orang lain "Kalau enggak, kenapa Al sikapnya cuek sama lo?"

     "Gue juga gak tau kenapa dia kayak gitu."

     "Seriusan lo? Emang sejak kapan dia kayak gitu ke lo? Bukannya kemarin pas dikantin dia masih ramah ya?"

     "Kayaknya dari pulang sekolah deh. Waktu itu, Luki ngajak gue pulang bareng dan dia gak sengaja pegang tangan gue. Eh... tiba-tiba Al nuduh gue pacaran sama Luki, gak jelas banget kan?"

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang