Naura menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Ketika ia tau siapa yang memanggilnya, ia langsung menyuruh teman-temannya untuk pergi terlebih dahulu.
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul" ucap Naura
Wati mengangguk, ia tak lupa mengingatkan Naura "Oke Ra. Tapi lo jangan lama-lama ya, soalnya lo harus ganti baju dulu."
"Iya, siap."
Kemudian Wati, Firman dan Yanto berjalan menuju kelasnya. Sedangkan Naura berjalan menghampiri Al "Kenapa, Al?"
"Aku mau ngomong sama kamu" jawab Al datar
Naura agak sedikit khawatir karena ia masih belum berganti baju "Ngomong apa, Al? Jangan lama-lama ya, soalnya aku belum ganti baju."
"iya, Ca. Jujur aku gak suka kamu dekat-dekat sama teman cowok kamu tadi, mana dia pakai peluk kamu dari belakang lagi."
Naura menatap Al dengan lekat "Kamu cemburu ya? Tadi itu, Yanto gak meluk aku Al, keliatannya aja mungkin."
"Iya, aku cemburu. Terus kenapa gak boleh? Kata orang kan cemburu itu tanda cinta."
Naura tertawa mendengar ucapan Al yang terdengar dramatis "Hahaha... cemburu itu tanda syirik Al."
"Jadi, aku gak boleh cemburu gitu?"
"Tentu boleh tapi, jangan kelewatan juga, Al. Mereka itu kan teman aku, masak kamu cemburu sama mereka?"
"Tetap aja, aku cemburu."
"Kamu gak boleh gitu dong. Tadi, aku juga lihat kamu sama Rani kayak mesra banget. Tapi, aku tau kalau kalian cuma temanan."
Sekarang, wajah Al berubah khawatir. Ia takut jika Naura salah paham padanya "Jadi, kamu gak cemberu sama Rani?"
Naura tersenyum tulus "Jika tertanam sebuah kepercayaan yang tinggi maka, rasa cemburu dapat dikikis."
"Makasih ya, Ca. Aku juga minta maaf udah gak percaya sama kamu."
"Iya, gakpapa kok sayang."
Al yang mendengar Naura memanggilnya sayang langsung kaget sekaligus senang "Kamu manggil aku apa tadi, Ca? Coba ulang, aku pengen dengar."
"Manggil apa ya tadi? Aku kok lupa ya." Naura berpura-pura lupa
Al cemberut "Kok gitu sih Ca, ulang dong."
"Udah ah, aku mau ke kelas dulu ya. Mau ganti baju dulu, takut keburu jam istirahat habis."
"Tunggu Ca, kamu udah makan?"
"Belum. Habis ganti baju aja aku makannya."
"Aku temenin kamu ya?"
Naura tak ingin merepotkan Al"Gak usah Al."
Tekat Al sudah bulat untuk menemani Naura "Udah pokoknya aku temenin kamu. Lagian, kamu mau bareng siapa ke kantin? Teman-teman kamu pasti udah dari tadi perginya."
"Tapi..."
"Udah gak usah tapi-tapian." potong Al
Akhirnya, Naura menyerah "Iya udah deh. Tapi, aku ambil baju ganti dulu dikelas terus ke kamar mandi. Setelah itu, baru kita ke kantin ya."
"Iya-iya, ayo."
Mereka pun menuju ke kelas Naura untuk mengambil baju. Setelah itu, mereka langsung menuju kamar mandi.
"Kamu tunggu disana aja Al. Aku mau masuk ke kamar mandi dulu." Naura menunjuk tempat duduk yang agak jauh dari kamar mandi
"Kok disitu Ca, kan jauh. Aku tungguin kamu disini aja ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIS (SELESAI)
Teen Fiction"Al itu seperti hujan, dingin. Namun, hujan tak selamanya memberi kedinginan. Ia juga bisa memberi sebuah kehidupan baru bagi bunga yang layu." ~Naura Anandita Naura adalah gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia jatuh cinta pa...