"Hai Al, boleh kan gue duduk disini?" tanya Rani menunjuk tempat duduk di samping Al
"Hmm." jawab Al yang masih fokus melihat Naura
Sementara di lapangan, Naura sedang berdebat dengan Wati.
"Giliran gue nih. Lo liat ya Wat, gimana cara memasukkan bola yang benar, hehe." ujar Naura
"Sombong amat lo, Ra" timbal Wati
Naura mencoba menjelaskan sesuatu pada Wati "Ini bukan sombong namanya Wati. Ini namanya ngasih tau, hehe."
"Sok ngasih tau lo, Ra. Gue yakin lo juga gak akan masuk, hehe."
Naura menantang Wati "Kalau gue bisa masukin bola ini gimana? Lo mau traktir gue di kantin?"
"Oke, siapa takut."
"Tunggu aja."
Kemudian, Naura melempar bola itu ke ring dan bolanya berhasil masuk. Naura berteriak sambil berjoget girang "Yeh... yeh masuk, dapat makan gratis nih."
Al dan teman-temannya tertawa menyaksikan kelakuan Naura. Sedangkan Rani dan dua temannya yang merasa kesal akan kelakuan Naura.
"Caper banget sih." Rani membatin
Anto tertawa menyaksikan tingkah laku Naura di tengah lapangan "Gila ya Al, si Naura. Gak jaim banget dia."
Rani merasa geram. Lagi-lagi, Naura mendapat perhatian dari teman-temannya "Apaan sih, itu bukan gak jaim tapi malu-maluin tau."
Anto tak mengerti jalan pikiran Rani "Malu-maluin dari mana? Itu lucu tau. Bilang aja kalau syirik."
"Saatnya jalanin rencana gue nih." gumam Rani dalam hati
Rani mengucek-ngucek matanya "Aduh-aduh, mata gue kelilipan nih, perih banget."
"Lo gakpapa, Ran?" tanya Al
"Mata gue perih, Al. Boleh minta tolong tiupin gak?"
Karena merasa kasihan, Al pun menjawab "oke."
***
DI LAPANGAN
"Baiklah anak-anak, saya cukupkan pelajaran olahraga hari ini. Bagi kalian yang mau istirahat dipersilahkan dan bagi kalian yang masih mau bermain juga boleh karena waktu istirahat masih lama. Tapi, jangan lupa nanti kalau sudah selesai, bolanya dikembalikan ke tempatnya." tutur Pak Ilham
"Baik pak" timbal semua murid
"Emang ya, guru olahraga itu paling pengertian" ujar Naura
"Benar banget Ra. Eh, itu Al lagi ngapain sama tuh cewek? Mana dekat banget mukanya. Apa jangan-jangan mau ciuman?" Yuni menunjuk kearah Al
Uril menyangkal tuduhan Yuni "Ngaco lo Yun. Ya kali mau ciuman disekolah auto masuk BK lah."
Naura hanya terdiam melihat ke arah Al. Ia tak cemburu sedikit pun karena kepercayaannya pada Al sangat besar.
"Lo gakpapa kan, Ra?" tanya Wati khawatir
Naura tersenyum, ia begitu percaya pada Al. Tak mungkin jika Al menghianatinya "Gakpapa kok, santai aja kali."
"Al, udah. Lo, diliatin Naura tuh." Anto melirik ke arah Naura
Al langsung berhenti meniup mata Rani dan ia mengarahkan pandangannya ke arah Naura. Ia juga khawatir jika Naura akan cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIS (SELESAI)
Genç Kurgu"Al itu seperti hujan, dingin. Namun, hujan tak selamanya memberi kedinginan. Ia juga bisa memberi sebuah kehidupan baru bagi bunga yang layu." ~Naura Anandita Naura adalah gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia jatuh cinta pa...