17 : Berharap Hanya Mimpi

157 29 0
                                    

"Ngapain dia ngasih gue itu? Gak mau gue, Ra." tolak Fandi

Naura memaksa Fandi agar menerima lolipop itu. Ia sungguh tak enak hati jika harus mengembalikan lolipop itu ke tangan Feli "Udah Fan, terima aja." paksa Naura

"Gak mau, Naura."

Naura terus saja memaksa Fandi agar menerima lolipop itu. Namun, Fandi tetap saja menolak. Akhirnya, Naura menyerah dan kembali menemui Feli dengan perasaan kesal pada Fandi "Fel, maaf ya, Fandi gak mau."

"Terkadang ada hal di dunia ini yang tak bisa kita raih sekalipun sudah bekerja keras. Misalnya dirimu yang tak pernah bisa ku raih." batin Feli

"Iya gakpapa kok Ra." ucap Feli

"Ini." Naura hendak menyerahkan lolipop itu pada Feli namun, Feli menolak "Gak usah Ra, ambil lo aja."

"Tapi..." kata Naura

Feli memotong perkataan Naura "Udah gakpapa kok, ambil aja."

Akhirnya, Naura menerima lolipop itu. Padahal, tadi dia mau bilang kalau dia tidak suka lolipop. Namun, dia merasa akan semakin tak enak hati jika menolak pemberian Feli.

"Kenapa gak dimakan, Ra?" tutur Feli

"Hmm, iya ini gue makan." sahut Naura

Naura terpaksa memakan lolipop itu dihadapan Feli. Sebenarnya, ia merasa enek memakan itu. Namun, rasa enek itu ia tutupi didepan Feli agar Feli tidak merasa tersinggung. Beberapa menit ia memakan lolipop itu, bel masuk berbunyi. Feli terpaksa kembali ke kelasnya sedangkan, Naura langsung membuang lolipop itu ke tempat sampah ketika Feli pergi. Ia sudah tidak bisa memakan lolipop itu karena merasa sangat enek.

Setelah hampir dua jam mendapat pelajaran, bel pulang berbunyi dan semua siswa mulai berhamburan pulang.

"Ra, lo tunggu gue sebentar ya. Gue masih mau kumpul ekskul basket dulu." pinta Fandi

"Hmm." balas Naura singkat karena masih kesal pada Fandi

Dengan perasaan kesal, Naura berjalan menuju gerbang sekolah. Ia berniat menunggu Fandi di sana. Namun, saat ia sampai di depan kelas X-IPA 1, ia bertemu dengan Al yang sengaja menunggunya "Ca, kamu kenapa?"

"Aku lagi kesal sama Fandi." ujar Naura cemberut

"Udah-udah jangan kesal lagi. Aku punya sesuatu buat kamu."

"Apaan, Al?"

Al menyodorkan sebuah kotak kecil pada Naura "Ini."

"Apa ini, Al?"

Al tersenyum dan berbisik pada Naura "Itu hadiah buat kamu. Happy birthday capungku sayang."

Naura menepuk jidatnya "Astaga, aku lupa kalau hari ini ulang tahunku, Al. Lagian, kamu kenapa repot-repot kasih hadiah segala sih?"

"Iya gakpapa Ca. Ayo cepat buka."

Naura pun membuka kotak itu. Isi dari kotak itu adalah gelang. Naura heran akan hadiah yang diberikan Al. Pasalnya, selama ini dia tidak pernah memakai gelang "Kenapa kamu ngasih aku ini Al? Aku kan gak pernah pakai gelang beginian."

"Iya aku tau kalau kamu gak pernah pakai itu. Tapi, dari sekarang aku pengen kamu pakai gelang, soalnya tangan kamu akan lebih indah kalau pakai gelang."

"Dih... apaan sih Al. Tapi, gakpapa juga kalau kamu pengen gitu. Mulai sekarang, aku akan ngebiasain pakai gelang. Makasih ya Boo, kamu emang terbaik. Sini aku peluk." Naura merentangkan kedua tangannya

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang