02 : Naura Anandita

584 99 4
                                    

Naura Anandita, gadis yang memiliki postur tidak begitu tinggi, berambut panjang dan memiliki senyum yang segitu indah. Ada satu kebiasaan uniknya yaitu apabila sedang marah ataupun kesal pada seseorang, dia akan lebih memilih untuk mendiamkan orang tersebut selama beberapa saat agar dia bisa menenangkan pikirannya. Barulah ketika dia sudah tenang, dia akan bersikap normal kembali pada orang tersebut. Satu hal lagi, dia tidak akan bisa marah terlalu lama kepada seseorang karena dia selalu mengingat nasehat keluarganya. Keluarga Naura, khususnya ibunya selalu bilang bahwasanya kita harus berusaha untuk tidak membenci seseorang walaupun orang itu berbuat salah pada kita. Memang sulit untuk tidak membenci orang yang sudah berbuat jahat pada kita, namun nyatanya membenci hanya akan menambah beban pikiran dan tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan memperpanjang masalah.

Ngomong-ngomong tentang keluarga, Naura berasal dari keluarga yang sederhana, namun ia tetap hidup bahagia karena memiliki keluarga yang harmonis. Rumah Naura dihuni oleh banyak orang. Ada ayah, ibu, adik perempuan, kakak perempuan dan satu om-nya yang memang sengaja tinggal disana untuk sekolah bareng Naura. Kebetulan Naura seumuran dengannya, namanya adalah Fandi. Mereka sama-sama masuk ke SMP Nusa Bangsa, hanya saja tidak satu kelas. Tapi tetap saja mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Seperti halnya sekarang, Naura dan Fandi baru tiba di sekolah tercinta dengan menaiki angkot.

"Gue ke kelas dulu ya, Ra. Seperti biasa, nanti gue tunggu didepan gerbang ya." ucap Fandi

"Oke siap om-ku sayang." ucap Naura

"Udah berapa kali gue bilang Ra, jangan panggil om dong, kan umur kita sama. Kayak yang tua aja gue. Panggil nama aja paham?"

"Hahaha... iya-iya maaf lupa."

"Iya udah sana ke kelas, awas aja kalau masih manggil gue om bakal gue ciumin ketek gue ini, hehe." ujar Fandi mengangkat satu tangannya

"Ihhh... jorok banget lo, Fan. Mending gue ke kelas dulu aja." ucap Naura meninggalkan Fandi

Sesampainya di kelas, Naura bingung dengan posisi tempat duduk teman-temannya yang tiba-tiba berubah. Memang kemarin Naura tidak masuk sekolah karena tidak enak badan. Alhasil, dia sudah ketinggalan informasi. Kemudian ia perlahan-lahan berjalan menuju tempat duduknya yang sejak awal ia tempati. Ketika ingin duduk, Naura dikejutkan dengan suara Uril, teman perempuan Naura di kelas.

"Ra, ini udah jadi bangku gue sekarang." ucap Uril gugup

"Kok bisa?" ucap Naura

"Emm... kemarin pas lo gak masuk, wali kelas kita membagi kelompok-kelompok gitu. Beliau menyuruh kita untuk buat kelompok yang anggotanya terdiri dari empat orang. Gue pengennya satu kelompok sama lo, tapi lo tau kan Riya gak bolehin gue. Maafin gue ya, Ra. Gue emang bukan teman yang baik buat lo." ucap Uril merasa bersalah

"Iya gakpapa kok Ril, gue ngerti. Lo tenang aja, gue bisa kok satu kelompok sama anak cowok."

Memang sudah biasa jika Naura dijauhi oleh teman-teman perempuan di kelasnya. Sebenarnya mereka tidak bermaksud menjauhi Naura, hanya saja mereka takut pada Riya, gadis yang sangat membenci Naura. Ia begitu iri pada Naura karena Naura begitu cantik, pintar dan sering mendapat pujian dari guru. Riya tidak terima jika Naura bisa melebihinya. Ia beranggapan bahwa dialah yang paling cantik di kelasnya. Riya sebenarnya memang begitu cantik, bahkan sangat kaya dan berpenampilan modis. Tapi karena sikapnya yang agak sombong, banyak teman yang tidak menyukainya. Meskipun begitu, teman-teman perempuan dikelas Naura tidak bisa menjauhi atau membantah ucapan Riya, sebab orang tua Riya sangat berpengaruh di sekolah itu. Alhasil Riya juga menjadi gadis pepuler di sekolahnya. Jadi, tak jarang jika teman-teman perempuan dikelasnya berusaha agar tidak membuat masalah dengan Riya dan lebih memilih mengikuti perintah Riya termasuk untuk menjauhi Naura. Hal inilah yang membuat Naura jarang memiliki teman perempuan di kelasnya. Meskipun demikian, Naura tetap tidak ambil pusing dengan itu semua, toh dia masih bisa berteman dengan teman-teman cowok dikelasnya dan dia juga memiliki Al, sahabat yang selalu ada buatnya. Al yang awalnya bersikap dingin telah menjelma menjadi lelaki yang hangat dihadapan Naura.

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang