30 : Rambut Pendek

191 21 0
                                    

"Ca, biarin gue meluk lo sebentar. "

Naura membiarkan Al memeluknya. Ia bahkan membalas pelukan Al. Tak bisa dipungkiri bahwa ia juga sangat merindukan Al. Setelah agak lama berpelukan, Al melepas pelukannya.

"Ada apa, Al?" tanya Naura

"Ca, lo mau kan tetap jadi sahabat gue? Gue gak bisa jauh dari lo, Ca." Al menggenggam tangan Naura

Naura menatap Al lekat. Ia masih bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Al "I...ya gue bakal jadi sahabat lo selamanya, Al. Lo tenang aja."

"Makasih, Ca." Al kembali memeluk Naura

"Setidaknya gue masih bisa bersama lo sebagai sahabat Ca karena lo udah jadi milik Luki." gumam Al dalam hati

Al masih tidak tau kalau Naura dan Luki tidak ada hubungan makanya, dia hanya meminta Naura untuk menjadi sahabatnya, bukan menjadi pacarnya lagi. Al masih ingin mencari tau lebih lanjut mengenai hubungan Naura dan Luki. Jika Al sudah memastikan bahwa Naura dan Luki tidak ada hubungan maka, ia akan menyatakan perasaannya kembali pada Naura. Untuk saat ini, Al masih ragu.

"Al, lo mau gak ikut gue ke salon?" Naura melepas pelukan Al

"Mau ngapain, Ca? Perawatan? Sejak kapan lo perawatan ke salon?" Al bingung pasalnya, Naura tak pernah perawatan disalon dan bahkan menurut Al, Naura tak butuh pergi ke salon untuk menjadi cantik karena ia sudah cantik natural.

Naura memanyunkan bibirnya "Bukan perawatan Al, ngapain juga gue perawatan ke salon."

"Terus mau ngapain?" Al semakin bingung

Naura tersenyum "Mau potong rambut. Tadinya sih, gue mau ngajak Fandi. Tapi berhubung ada lo, iya udah sama lo aja."

"Potong rambut pendek, Ca? Bukannya, lo dulu suka banget sama rambut panjang?Terus, kenapa sekarang mau dipotong?"

"Iya sih. Tapi setelah gue pikir-pikir, gerah punya rambut panjang, Al. Lagian, lo lebih suka rambut pendek kan?"

"Iya sih lebih suka rambut pendek. Tapi kalau khusus lo, gue suka semua kok. Mau rambut panjang atau pendek sama aja bagi gue." goda Al

"Gombal terus, sampai mampus."

"Fakta Ca, bukan gombal."

Naura malas berdebat "Terserah deh, gimana mau gak? Kalau gak mau, gue ajak Fandi aja nih?"

"Iya mau dong, kan gue pengen jadi orang pertama yang lihat lo berambut pendek. Ayo." Al menggandeng tangan Naura

Setelah sekitar sepuluh menit, mereka berdua sampai di sebuah salon. Bukan salon yang mahal dan besar namun, salon yang kecil dan tampak sederhana. Kemudian Naura bersiap untuk memotong rambutnya. Sambil menunggu Naura selesai memotong rambut, Al memainkan game yang ada di handphonenya.

Setelah selesai memotong rambut, Naura berjalan menghampiri Al yang masih sibuk memainkan game di handphonenya "Al."

Mendengar Naura memanggil namanya, Al langsung berhenti bermain game. Ia mendongak ke arah Naura "Udah sele... sai, Ca?" ujar Al terbata. Ia begitu terpesona melihat Naura dengan rambut pendeknya.

"Hemm, gimana?"

Al tersenyum dan tak berpaling menatap Naura "Cantik banget, Ca "

Naura tersenyum, sesekali menyisir rambut pendeknya menggunakan jari-jari tangannya.

"Tapi kok pakai poni sih, Ca? Kan gue gak bisa leluasa lihat dahi, lo." tegur Al

"Biarin, Al. Tadi, kata mbaknya yang potong rambut, gue bagusan pakai poni. Keliatan lebih mudah dan imut gitu, hehe."

Al celingak-celinguk mencari seseorang "Mana tuh mbak-mbaknya mau gue omelin. Gara-gara dia gue gak bisa lihat dahi lo, Ca."

Naura mencubit pinggang Al "Apaan sih Al, bikin malu tau."

"Aww... sakit Ca. Kok di cubit sih?" seru Al

Naura tersenyum "Syukurin, habisnya lo ada-ada aja."

"Kan benar, Ca." Al kesal

"Udah ah, pinjam handphone dong Al."

"Buat apa?"

"Buat ngaca sama foto Al. Kamera handphone lo kan bagus. Beda sama handphone gue yang kentang, hehe."

Al pun menyerahkan handphonenya pada Naura. Naura kemudian membuka aplikasi kamera dan mulai mengaca dan sesekali berselfi "Al, selfi berdua yuk!"

"Enggak ah, males kalau gituan gue."

Naura menatap kesal ke arah Al "Males terus. Tapi kalau sama Kayla gak pernah males tuh."

Al turut menatap Naura dengan ekspresi gemas. Ia yakin jika Naura cemburu pada Kayla "Jadi, lo cemburu sama Kayla?"

Naura membulatkan matanya "Enggak, mana ada cemburu."

"Udah ngaku aja kalau lo cemburu, gue suka kok. Iya udah, ayo sini kita foto yang banyak." Al tersenyum dan merebut handphonenya dari tangan Naura

Naura memalingkan wajahnya "Gak usah, udah telat. Lo kirim aja foto gue lewat WA."

"Udah, ayo." Al mendekatkan wajahnya dengan wajah Naura. Lalu, ia mulai memotret. Melihat Naura tidak tersenyum, Al langsung menegurnya "Senyum dong, Ca."

Naura pun tersenyum. Sebenarnya, ia tadi pura-pura marah. Ia hanya ingin Al berfoto dengannya.

***

Ketika Naura dan Fandi baru memasuki kelas, mereka sudah disambut dengan ocehan-ocehan dari teman-temannya.

"Wehh, Naura gue potong rambut. Cantik banget dah." ujar Firman yang berada di dekat pintu

Banyak teman-teman kelas Naura yang melihat ke arahnya setelah mendengar perkataan Firman.

"Apa sih Man, malu tau dilihatin anak-anak yang lain." lirih Naura pada Firman. Gara-gara Firman, dia menjadi pusat perhatian teman-temannya.

"Cantik banget lo, Ra" Yuni menghampiri Naura. Naura hanya bisa tersenyum atas pujian yang diberi Yuni.

"Mimpi apa lo Ra, kok tiba-tiba potong rambut?" celetuk Wati

Naura tersenyum "Hehe, gak mimpi apa-apa kok Wat, cuma mau nyoba rambut pendek aja. Gimana bagus gak?"

"Kalau menurut gue bagusan rambut panjang sih, Ra. Tapi, ini gak terlalu buruk kok di lo. Cocok juga kok." sahut Uril

"Bagus kok Ra, cantik. Fan, restuin gue buat pacaran sama keponakan lo yang cantik ini ya?" Firman cengengesan

Fandi menarik kedua sisi bibirnya ke atas "Gue sih setuju-setuju aja Man, hehe."

"Apaan sih Fan, gue yang gak mau sama Firman. Dia kan langganan kena hukuman Bu Yuli hahaha." canda Naura

"Iya udah kalau lo gak mau, gue sama Wati aja. Iya kan, Wat?" balas Firman songong dan percaya diri

"Dih, kok jadi gue yang kena juga. Gue mah gak mau juga." tolak Wati

"Loh kok gitu sih, bebeb Wati."

"Najis." jawab Wati

Mereka yang berada di sana pun tertawa, kecuali Fandi yang lebih memilih keluar kelas untuk membuang sampah. Ketika sudah menaruh sampah ke dalam tempatnya yang tersedia di depan kelas, Fandi tak sengaja melihat Kayla datang ke kelasnya "Kayla, lo ngapain kesini? Mau ketemu Naura? Gue panggilin ya?" Fandi hendak masuk ke dalam kelas untuk memanggil Naura

Kayla mencegah tangan Fandi "Fandi, tunggu. Gue kesini bukan mau ketemu Naura."

Fandi bingung. Jika Kayla tak ingin menemui Naura, terus siapa yang mau ia temui? Setaunya, Kayla cuma kenal sama Naura di kelas ini "Terus, mau ketemu siapa?"

"Mau ketemu lo." jawab Kayla santai

To be continued...

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang