25 : Tali Sepatu

145 25 0
                                    

Al sedang kesal pada Kayla pasalnya, Kayla dari tadi terus memaksanya untuk berselfi. Al paling malas jika diajak berfoto. Ia bahkan sampai pindah tempat duduk untuk menghindari Kayla yang terus-menerus mengajaknya berfoto. Namun, Kayla tak tinggal diam. Dia terus saja berusaha "Ayolah Ris, satu kali aja. Gue kan gak punya foto sama lo, please!"

"Kenapa sih, semua cewek suka foto?" tanya Al

"Semua cewek? Emang siapa aja Ris? Naura?" tanya Kayla balik. Selain dengan dirinya, yang Kayla tau Al cuma dekat dengan Naura.

"Iya, Naura suka ngajak gue foto tapi, gue selalu gak mau." batin Al

Al membantah "Bukan. Ya, semua cewek kayaknya, dimana-mana gue lihat pasti mereka foto."

"Oh... ayo Ris, foto dulu. Nanti gue bantu bilangin ke mama lo deh supaya lo bisa dibolehin ikut ekskul sepak bola lagi." bujuk Kayla

Awalnya, Al memang ikut ekskul sepak bola disekolahnya. Namun, karena kejadian saat Al cidera tempo hari membuat mamanya melarangnya mengikuti ekskul itu. Mamanya begitu khawatir pada Al. Ia tak mau jika putranya akan cidera kembali. Berlebihan memang namun, itulah orang tua, sangat khawatir jika menyangkut anaknya.

Al senang mendengar perkataan Kayla. Ia yakin jika Kayla membantu membujuk mamanya, mamanya pasti akan memperbolehkannya mengikuti ekskul sepak bola lagi "Beneran lo mau bujuk mama, Kay?"

"Beneran, Al."

"Iya udah, ayo kita selfi sampai lo puas."

Kayla begitu senang dan dia langsung mengambil ponselnya. Mereka pun banyak berfoto. Al bahkan menampakkan senyum lebarnya pada foto-foto yang mereka ambil. Ketika selesai berfoto, Kayla memposting foto mereka berdua di akun instagram pribadinya.

Setelah berfoto bersama Kayla, Al memilih untuk keluar kelas sebentar. Ketika tiba di depan kelas, Al dipanggil salah satu gurunya. Beliau meminta tolong Al untuk mengembalikan kardus yang berisi berbagai peralatan ke gudang. Al pun bersedia dan mulai berjalan menuju gudang.

Di sisi lain, Naura sedang iseng membuka media sosialnya. Ketika membuka aplikasi instagram, matanya tak sengaja melihat postingan terbaru Kayla. Dalam postingan itu terlihat beberapa foto yang memperlihatkan Al dan Kayla sedang tersenyum lebar. Kayla bahkan tak segan merangkul pundak Al yang di balas senyuman dari Al. Yang paling membuat Naura panas adalah caption dari postingan itu yang bertuliskan "Pangeranku💕."

"Al kayaknya bahagia banget sama Kayla. Buktinya, dia banyak banget foto berdua sama Kayla. Gue aja yang sudah bareng dia lama cuma punya satu foto, yakni foto ketika rekreasi SMP ke pantai. Bahkan, buat bujuk dia untuk bisa foto itu, gue harus berjuang keras. Ahhh, kenapa gue harus lihat foto ini sih, kan jadi badmood." lirih Naura

"Tau ah pusing, mending gue susul Wati, Yuni sama Uril aja ke kantin. Nyesel gue gak ikut mereka tadi." lanjut Naura

Naura berjalan menuju kantin. Di tengah jalan, Naura melihat Al sedang membawa sebuah kotak. Ia semakin kesal melihat wajah Al.

Dari kejauhan, Al sedang kesusahan berjalan karena tali sepatunya terlepas sedangkan, tangannya sedang memegang kotak yang isinya agak sedikit berat. Al menghentikan langkahnya sebentar, ia berniat mengikat tali sepatunya dulu. Ketika menoleh kearah sepatunya, Al dikagetkan dengan keberadaan Naura yang sedang berjongkok sambil mengikatkan tali sepatunya. Melihat hal tersebut, bibir Al keluh, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.

Naura yang sudah selesai mengikat tali sepatu Al pun berdiri. Ia melihat Al berdiri mematung tanpa mengeluarkan suara "Gak usah berpikir yang bukan-bukan. Gue cuma balas kebaikan lo karena pernah bantuin gue saat gue jatuh." Naura mengucapkan kalimat itu dengan cuek. Ia masih kesal mengingat foto-foto Al dan Kayla. Naura pun memilih untuk berjalan meninggalkan Al

Sedangkan, Al masih membeku setelah kepergian Naura. Ia begitu terkejut ketika Naura tiba-tiba bersikap cuek padanya. Namun disisi lain, hatinya menghangat melihat Naura masih peduli padanya "Gue harap, lo tetap menyisakan bagian tak terlupakan dari gue di hati lo, Ca. Walau tak semuanya, itu sudah cukup." lirihnya

***

Saat ini, akan diadakan ulangan harian bahasa inggris dikelas Naura. Pak Anwar selaku guru pengajar, baru masuk ke dalam kelas "Baik anak-anak, seperti yang saya katakan pada minggu sebelumnya bahwa hari ini kita akan mengadakan ulangan harian. Kalian bisa mengeluarkan selembar kertas dan alat tulis. Saya mau hanya ada itu saja di atas meja kalian. Sementara untuk barang-barang lain, kalian bisa memasukkannya ke dalam tas masing-masing. Apakah kalian mengerti?"

"Mengerti pak." jawab murid bersamaan

"Sebelumnya, saya akan mengacak tempat duduk kalian pada ulangan hari ini agar bisa mengurangi kerjasama dalam mengerjakan soal." ujar Pak Anwar

Mendengar ucapan Pak Anwar, sebagian murid merasa kurang semangat mengikuti ulangan sebab, mereka tidak bisa leluasa untuk menyontek atau bekerjasama dengan temannya.

"Naura dan Rama, kalian bisa duduk di bangku yang ada di depan saya." lanjut Pak Anwar. Rama adalah teman kelas Naura yang sedikit pemalu.

"Baik, pak." jawab Naura dan Rama

Kemudian, Naura berjalan menuju bangku depan. Sebenarnya, ia merasa sedikit tidak enak pada teman-temannya yang sebelumnya telah memintanya untuk memberi contekan. Naura memang seperti itu. Walaupun, ia terbilang pintar namun, dia tidak pernah sungkan membantu teman-temannya, sekali pun itu dalam soal menyontek wkwkwk.

Beberapa menit kemudian, Pak Anwar mulai berjalan mengelilingi murid-murid untuk membagikan lembaran soal. Setelah selesai, beliau kembali ke tempat duduk "Baiklah anak-anak, ulangannya bisa dimulai sekarang. Waktu kalian dua jam dan saya harap kalian mengerjakannya dengan jujur. Saya lebih suka kalian mendapat nilai jelek tapi, hasil kerja kalian sendiri ketimbang dapat nilai bagus tapi hasil dari menyontek, paham?"

"Paham, pak." balas murid serempak

Akhirnya, ulangan dimulai. Beberapa murid sedang kebingungan mencari contekan dari teman lain. Naura sudah beberapa kali dipanggil teman-temannya. Ia sebenarnya ingin menoleh namun, apa boleh buat dia sulit menoleh ke arah lain sebab ia duduk tepat di depan Pak Anwar yang otomatis melihatnya dengan jelas. Akhirnya, ia kembali berusaha mengerjakan ulangan dengan penuh rasa bersalah karena menghiraukan teman-temanya.

Tak terasa waktu ujian tinggal setegah jam lagi. Para murid yang telah selesai mengerjakan ulangan diperbolehkan mengumpulkannya, dengan syarat tetap duduk dibangkunya sebelum jam istirahat berbunyi. Hal ini dilakukan Pak Anwar karena beliau takut jika murid yang keluar kelas sebelum jam istirahat bisa mengganggu kelas lain.

Naura, Rama dan sebagian teman yang lainnya sudah mulai mengumpulkan jawaban ulangan mereka. Setelah mengumpulkannya, Naura yang merasa bosan langsung mengajak Rama berbincang. Memang Naura tidak pernah merasa canggung dengan teman kelasnya sehingga, ia mudah berbaur dengan teman-temannya. Ia lantas membicarakan hal-hal lucu bersama Rama yang terkadang membuat mereka tertawa bersama. Tanpa mereka sadari, Pak Anwar sedari tadi melihat keakraban mereka.

"Saya pikir Naura dan Rama tidak terlalu akrab makanya, saya biarkan mereka duduk bersama. Tapi sepertinya saya salah, kalian terlihat akrab sekali" ucap Pak Anwar sebelum pamit keluar kelas karena semua murid telah selesai mengerjakan ulangan dan bel istirahat pun sudah berbunyi.

Naura dan Rama yang mendengar penuturan Pak Anwar spontan saling pandang dan tersenyum. Kemudian, mereka kembali ke tempat masing-masing. Setelah sampai di bangkunya, Naura memilih untuk tetap duduk dan memperhatikan teman-temannya yang asik bercanda. Sesekali ia juga ikut tertawa melihat kekonyolan teman-temannya. Saat Naura asik melihat teman-temannya, tiba-tiba Rama datang menghampirinya "Lagi ngapain, Ra?"

"Tuh, lagi lihatin anak-anak Ram, lucu banget mereka." Naura tertawa sambil menunjuk kearah teman-temannya yang asik bergurau.

"Emmm." Rama tampak berpikir.

Naura menghadap ke arah Rama "Ah iya Ram, lo tumben nyamperin gue, ada apa nih?"

"Gue mau cerita nih."

Naura menampilkan ekspresi yang sedikit penasaran "Cerita apa, Ram?"

To be continued...

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang