19 : Manja

197 28 0
                                    

     Naura berlari menuju UKS untuk menemui Al. Langkahnya terhenti di depan pintu UKS karena melihat Al sedang di temani Kayla. Ada perasaan perih di hatinya. Perasaan ini tak pernah ia rasakan ketika melihat Al bersama gadis lain seperti Rani. Ia sekarang benar-benar cemburu melihat kedekatan Al dan Kayla. Ingin rasanya ia mengampiri Al bahkan, mengumumkan pada dunia bahwa Al adalah pacarnya. Namun, apalah daya ia tak bisa melakukan semua itu. Ia hanya bisa mendengarkan pembicaraan Al dan Kayla dari balik pintu UKS.

     "Faris, masih sakit gak?" tanya Kayla pada Al. Ya, dia memanggil Al dengan sebutan Faris.

     "Udah agak mendingan kok peri kecil. Lo, gak usah khawatir gitu." Al memegang tangan Kayla. Oh iya, peri kecil adalah panggilan khusus Al pada Kayla.

     "Gue gak bisa gak khawatir karena gue gak mau punya pangeran yang cacat, hahaha."

     Al mencubit kedua pipi Kayla "Udah berani ya lo?"

     Kayla cemberut "Ihh, sakit tau, kebiasaan deh lo. Iya udah gue ke kantin dulu ya, lapar nih. Lo, mau nitip apa?"

     "Iya udah sana pergi. Gue gak nitip apa-apa kok. Oh ya peri kecil, habis dari kantin, lo ke kelas aja, gak usah balik kesini lagi. Gue gakpapa kok cuma butuh istirahat aja sebentar, hehe."

     "Iya udah deh, pangeranku." Kayla berlalu pergi

     Naura langsung bersembunyi ketika melihat Kayla berjalan keluar UKS. Setelah memastikan Kayla sudah pergi, Naura menarik hafasnya dan masuk ke dalam UKS "Al, kamu gakpapa?"

     "Loh Ca, kamu kok disini?" tanya Al bingung

     "Terus kenapa kalau aku kesini? Gak boleh? Iya udah, aku pergi nih." Naura hendak berjalan keluar

     Al menahan tangan Naura "Tunggu Ca, bukan gitu maksudku."

     "Terus apa?"

     "Maksud aku, kamu tau dari mana kalau aku ada disini?"

     "Tadi Wati yang ngasih tau aku kalau kamu cidera pas main bola. Terus keadaan kamu sekarang gimana? Ada yang sakit gak?"

     "Cuma kaki aja, agak bengkak dikit."

     Naura melihat kaki Al, memang benar kaki Al agak bengkak. Kemudian, Naura menyentuh bagian kaki yang bengkak itu "Yaelah Al, cuma gini doang, hehe."

     Al meringis kesakitan "Ahh.. sakit Ca, pelan-pelan dong."

     "Beneran sakit?" tanya Naura memastikan

     "Beneran lah Ca, masak aku bohong." Al menatap Naura tajam

     "Hahaha, iya maaf. Aku tiup deh."  Naura meniup-niup bagian kaki Al yang bengkak

     "Gimana, udah mendingan?" lanjut Naura

     "Udah kok, Ca sini dong."

     "Kenapa Al?" Naura mendekati Al

     Al mengalungkan tangannya di lengan Naura. Ia juga menyandarkan kepalanya di bahu Naura. Bahkan, ia merengek seperti anak kecil "Ca, sakit."

     "Apaan sih Al, manja banget." Naura tesenyum

     "Gakpapa, kan sama pacar sendiri."

     "Aneh kamu Al." Naura mengusap-usap rambut Al "Kalau kamu kayak gini, aku makin susah buat ngelepasin kamu, Al." lanjutnya dalam hati

***

   Waktu yang paling membahagikan bagi para murid adalah jam istirahat. Waktu ini berhasil membuat para murid terbebas dari jenuhnya jam pelajaran ditambah drama yang diciptakan oleh para guru pengajar. Walaupun, waktu istirahat terbilang singkat namun, waktu ini benar-benar dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para murid. Bermacam-macam aktivitas dilakukan ketika jam istirahat. Seperti halnya dikelas Naura, banyak siswa yang melakukan beragam aktivitas. Misalnya: berlarian dalam kelas, manaiki bangku bahkan bernyanyi sambil memukul-mukul meja untuk menghasilkan sebuah melodi. Aktivitas seperti ini menciptakan kesenangan tersendiri bagi mereka, termasuk bagi Naura dan teman-temannya.

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang