23 : Masih Peduli

161 24 0
                                    

Bulan telah berjalan dengan cepat, sekarang Naura sudah naik ke kelas 2 SMA dengan meraih peringkat 1 dikelasnya. Namun, Naura masih tidak bisa melupakan Al. Sekeras apapun dia mencoba melupakannya, tetap saja tidak bisa. Selalu rasa rindu yang ia rasakan ketika melihat Al. Semenjak kejadian terakhir, Al tidak pernah mengobrol bahkan tidak pernah bertukar sapa kepada Naura. Mereka seperti halnya dua insan yang tak pernah saling mengenal. Kadang Naura berusaha tersenyum ketika bertemu dengan Al namun, Al tetap saja tak membalas senyuman Naura dan bahkan menghindar darinya. Naura merasa sedih ketika melihat Al bersikap seperti itu padanya. Namun hebatnya, Naura selalu saja bersikap ceria dan menjadi gadis periang didepan semua orang. Ia tidak mau terlihat lemah didepan orang lain.

Naura sekarang sedang berada dikelasnya yaitu XI-IPS 2. Dia duduk dibangku belakang sambil menunggu kedatangan guru yang mengajarnya. Tak lama kemudian, guru yang ditunggu pun masuk kedalam kelas. Guru tersebut tak lain adalah Bu Yuli, guru bahasa Indonesia. Bu Yuli termasuk guru yang selalu memberikan tugas disetiap pelajarannya. Tugas tersebut harus dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Bagi yang tidak mengerjakan tugas akan dihukum lari lapangan sebanyak lima kali putaran.

Seperti biasa, hari ini Bu Yuli meminta semua murid XI-IPS 2 untuk mengumpulkan tugas yang telah diberinya pada dipertemuan sebelumnya "Baik anak-anak, seperti biasa kumpulkan tugas kalian dan bagi yang tidak mengerjakan, silahkan berdiri di depan."

Semua murid mulai berjalan mengumpulkan tugas. Namun, ada 5 murid laki-laki dan 2 murid perempuan yang maju kedepan karena tidak mengerjakan tugas. Kemudian Bu Yuli meminta Naura untuk maju kedepan juga "Naura, tolong kamu maju juga ke depan."

"Baik, bu." ucap Naura sambil berjalan

"Untuk kalian yang tidak mengerjakan tugas silahkan lari lapangan sebanyak lima putaran dan untuk kamu Naura, saya minta tolong sama kamu untuk mengawasi mereka. Laporkan pada saya kalau ada dari mereka yang tidak menjalankan hukuman dengan benar." perintah Bu Yuli

"Baik, bu." Naura menuruti permintaan Yuli

Kemudian Naura dan beberapa murid yang dihukum berjalan menuju lapangan untuk menjalankan hukuman.

"Awas ya, kalian gak boleh curang. Gue bakal ngawasin kalian dengan teliti. Kalau ada yang curang langsung gue kasih tau ke Bu Yuli." ucap Naura sambil tersenyum

Firman berusaha membujuk "Lo gak kasihan sama kita yang harus lari dibawah matahari yang terik ini Ra? Gak usah ngadu ke Bu Yuli ya? Nanti lo tinggal bilang aja ke ibu kalau kita udah lari 5 kali putaran."

"Enggak ah, nanti gue yang dosa. Lagian siapa suruh kalian gak ngerjain tugas. Rasain tuh nanti kalian gosong." Naura tertawa

"Dasar, Naura sadis." celetuk Yanto

"Hahaha, biarin." balas Naura

Ketika sampai dilapangan, Naura melihat kelas Al sedang mendapat pelajaran olahraga di lapangan. Seketika mata Naura dan Al saling bertemu dan Naura mencoba tersenyum pada Al. Sedangkan, Al yang melihat Naura sedang tersenyum padanya langsung mengalihkan pandangannya dan memilih mengacuhkan Naura.

"Sebenci itu lo sama gue Al? Sampai gak sudi lihat gue." batin Naura

Tiba-tiba, Firman menepuk bahu Naura "Ayo Ra, lo mau ngitung kita lari apa enggak?"

Naura yang kaget langsung sadar dari lamunannya "Lo itu bisa gak jangan bikin orang kaget?"

"Yehh, lo aja orangnya kagetan. Lagian, siapa suruh termenung disiang bolong. Awas kesambet lo." Firman tersenyum

"Kesambet pala lo botak? Iya udah, ayo."

Naura pun berusaha bersikap seperti awal yaitu ceria dan periang. Dia mulai menghitung teman-temannya saat berlari. Dia bahkan sesekali mengerjai teman-temannya.

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang