33 : Denyut Nadi

240 25 1
                                    

     "Iya calon keponakan, Ra. Bentar lagi kan, gue bakal jadian sama Fandi." jelas Kayla tersenyum

     Naura begitu bingung, ia benar-benar tak percaya akan berkataan Kayla "Kok bisa? Bukannya, lo cinta sama Al ya Kay?"

     "Iya emang dulu gue cinta sama Al, Ra. Sampai akhirnya, gue ngungkapin perasaan gue padanya. Tapi, dia nolak gue dan malah bilang kalau dia cintanya sama lo, Ra."

     Naura merasa bersalah pada Kayla "Maafin gue ya, Kay."

     "Gakpapa kok Ra, itu bukan salah lo juga. Lagian, sekarang gue malah senang banget karena udah nemuin seseorang yang bisa balas perasaan gue."

     "Beneran Fandi orangnya, Kay?" Naura masih tak percaya. Pasalnya, Fandi terbilang lelaki yang juga tak mudah dideketin cewek, sama seperti Al. Malah Fandi lebih parah dari Al. Dia bahkan gak akan basa-basi dulu untuk menolak cewek yang berani mendekatinya.

     Kayla mengangguk lalu, tersenyum "Iya, Fandi."

     "Sejak kapan kalian dekat?"

     "Udah agak lama sih dan panjang juga ceritanya, Ra."

     Naura berdiri dari duduknya. Ia berjalan ke arah pintu kelasnya dan berteriak "FANDI." Banyak teman-temannya yang melihat ke arah Naura karena teriakannya tadi.

     "Apaan sih Ra, teriak-teriak? Sadar dong suara lo cempreng, bisa-bisa budek beneran nih kuping kita." tegur Yanto menutup kupingnya

     "Diem deh cumi-cumi. Fandi, sini cepat!" titah Naura

     "Yaelah, Si Juminten manggil gue cumi." sahut Yanto

     "Apaan sih, Ra?" Fandi berjalan menghampiri Naura dengan malas

     Naura menarik Fandi sampai di depan Kayla "Lo benaran cinta sama Kayla? Bukan PHP doang kan?"

     "Iya lah beneran, iya kan, Kay?" Fandi tersenyum manis pada Kayla. Kayla pun mengangguk.

     "Kok lo gak cerita sama gue?" kesal Naura. Kalau saja, Fandi cerita lebih dulu pada Naura mengenai hubunganya dengan Kayla mungkin, Naura akan menerima ajakan Al untuk balikan.

     "Iya kan belum pasti waktu itu Ra. Gue sih niatnya mau cerita nanti malem sama lo hehe." balas Fandi tanpa berdosa

     Naura memanyunkan bibirnya "Ih, ngeselin banget lo, Fan."

     Fandi mengelus kepala Naura "Udah, jangan kesel gitu." ia pun beralih meraih tangan Kayla "Kay, udah mau masuk nih, yuk balik. Aku anterin."

     Kayla tersenyum dan mengangguk. Ia mengikuti Fandi yang berjalan menuju kelasnya. Setelah sampai di depan kelas Kayla, Fandi kembali menuju kelasnya sedangkan, Kayla masuk ke dalam kelas.

     "Ris, kenapa muka lo kusut amat gitu?" tanya Kayla duduk disebelah bangku Al

     Al menoleh sekilas ke arah Kayla "Lagi kesal."

     "Kesel sama Naura?" tebak Kayla

     Al memposisikan dirinya menghadap Kayla "Kok lo tau?"

     "Ya... tau lah. Tadi, Naura juga kesal sama lo."

     "Kenapa jadi dia yang kesal? Harusnya kan gue."

     "Emang apa sih masalahnya, Ris?"

     "Dia tanpa rasa bersalah udah bantuin Rani ngasihin air ke gue. Niat banget kan dia deketin gue sama cewek lain?"

     "Oh, jadi cuma gara-gara air?"

     Al merasa tak terima "Apa lo bilang? Cuma gara-gara air?"

ALFARIS (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang