Kata itu lolos dari mulut Naura. Secara spontan, Al pun menjatuhkan botol air yang dipegangnya. Ia tak menyangka jika Naura mengatakan hal itu. Ia berpikir bahwa Naura hanya bercanda "Kamu bercanda kan, Ca? Udah deh bercandanya gak lucu, aku gak suka."
"Aku serius Al, maafin aku." tutur Naura berkaca-kaca
"Kenapa, Ca? Padahal, kita kan udah baikan tapi, kok kamu tiba-tiba minta putus? Kalau masalah Kayla, aku bisa jelasin semuanya Ca. Aku udah nganggep Kayla sebagai adikku sendiri Ca, kamu jangan salah paham dong. Aku minta maaf kalau waktu itu pernah gak peduli sama kamu karena aku emang khawatir sama Kayla. Aku cuma sayang sama dia sebagai adik Ca, gak lebih. Aku cuma cinta sama kamu."
"Bukan soal Kayla kok, Al."
"Terus apa alasannya, Ca?"
Naura menahan air matanya agar tidak jatuh "Aku udah gak cinta lagi sama kamu. Jadi, aku mau putus."
"Enggak, kamu bohong kan, Ca? Pokoknya aku gak mau putus. Kita bicarain ini baik-baik ya sayang." Al menggenggam tangan Naura
"Gak bisa Al, aku tetap mau putus sama kamu." Naura melepas tangan Al dan pergi meninggalkannya
"Ca..." teriak Al pada Naura yang berlalu meninggalkannya "Mungkin kita melewati keterikatan ini dengan sangat baik hingga, kita tak sadar bahwa perpisahan telah tiba, Ca." lirihnya sambil tersenyum kecut
Perasaan Al saat ini sangat hancur. Ia begitu terpukul karena Naura tiba-tiba meminta putus padanya. Ia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Naura. Ia sama sekali tidak tahu jika Naura melakukan hal ini karena permintaan mamanya untuk mendekatkan Al dan Kayla.
"Apa yang sebenarnya terjadi, Ca? Padahal, bentar lagi ulang tahun mama dan aku berniat memberitahu mama kalau kita udah pacaran. Mama pasti akan senang mendengarnya. Tapi... enggak Al, lo harus temui Naura nanti ketika jam istirahat kedua. Lo bisa bujuk dia kok, Al." batin Al
Saat jam istirahat kedua tiba, Luki datang menghampiri Naura yang duduk termenung didepan kelasnya "Ra."
Naura tersadar dari lamunannya "Eh lo Luk, ada apa?"
"Gue besok mau pindah sekolah ke luar kota." curhat Luki lesu
"Loh, kok pindah? Emangnya kenapa?" tanya Naura bingung
"Orang tua gue dipindah tugaskan ke luar kota, jadi gue terpaksa ikut mereka pindah."
Naura menepuk bahu Luki "Iya udah gak usah sedih, Luk. Nanti kalau lo udah ditempat baru lo, jaga diri baik-baik ya."
"Lo juga baik-baik disini ya, Ra." Luki memegang tangan Naura yang berada di bahunya
Naura pun kaget karena Luki tiba-tiba memegang tangannya. Naura sebenarnya ingin melepas tangannya dari genggaman Luki namun, ia tidak tega karena saat ini Luki terlihat bersedih. Akhirnya, ia membiarkan Luki untuk memegang tangannya. Namun tanpa Naura dan Luki sadari, Al yang hendak menemui Naura telah melihat mereka berpegangan tangan. Hal ini membuatnya sangat emosi "Oh, jadi ini penyebab kamu minta putus dari aku, Ca?" Al beralih menatap Luki "Brengsek lo. " Ia pun memukul wajah Luki dengan sangat ganas.
Naura mencoba menghentikan Al yang menghajar Luki "Udah Al, kamu apa-apaan sih?" ia membantu Luki untuk berdiri karena tadi sempat tersungkur akibat pukulan Al.
Al menatap Naura dengan kecewa "Kamu bilang aku apa-apaan? Coba kamu kasih tau aku, aku harus gimana? Harus diam gitu lihat pacar aku lagi pegangan sama cowok lain? Kamu suka sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFARIS (SELESAI)
Teen Fiction"Al itu seperti hujan, dingin. Namun, hujan tak selamanya memberi kedinginan. Ia juga bisa memberi sebuah kehidupan baru bagi bunga yang layu." ~Naura Anandita Naura adalah gadis yang sulit untuk jatuh cinta. Sekalinya jatuh cinta, ia jatuh cinta pa...