Spam KOMENTAR
please😭🥺________
"Psycho...."
"Apaan sih, Cung?" tanya Haechan.
Jisung mencubit kecil jari Haechan membuat lelaki itu terjingkat kaget.
"Njir, tangan gue sakit, goblok!"
"Aku tu nyanyi lagu Red Carpet,"
"Red Velvet bukan Red Carpet!" protes Haechan diikuti tawa menggelegar milik Lucas.
"Jisung cita-cita nya jadi pelawak?" tanya Jaemin tiba-tiba.
"Penonton nya ketawa dia nangis," sahut Renjun.
"Setau gue mau jadi mak comblang, tadi jodoh-jodohin Jeno sama neneknya Tapasya," jawab Haechan.
Seisi kelas dikagetkan dengan kedatangan guru killer yang sudah membawa penggaris besi. Lelaki itu berkacak pinggang sembari menatap tajam Lucas yang membuka baju nya karena gerah, menampak-kan perut sixpack miliknya.
"Kamu fikir ini di mana? Tidak tahu tempat!" ujar guru bernama Siwon itu.
"Masalahnya saya gerah juga tidak tau tempat, AC-nya gak ngaruh," jawab Lucas dengan santai.
"Lucas! Jaga sopan santun! Kamu itu di sini sebagai murid, dan saya sebagai guru!" bentaknya.
"Punya hak apa anda bentak ketua kelas? Mau saya keluarkan dari grup?" ancam Lucas ikut berkacak pinggang.
"Keluar!"
Lucas menghela nafasnya pelan, berdehem singkat dan menatap sengit guru itu.
"Wahai kawan ku semua! Kalian pilih gue yang keluar dari kelas ini atau Siwon yang out?" tanya Lucas setengah berteriak.
"Siwon." Satu kelas menjawab kompak tanpa memperdulikan resiko.
"Noh, Ketua Kelas tetap menang," ujar Lucas dengan bangga nya.
Katakan saja manusia bermerek Lucas ini termasuk murid yang memiliki nyali tinggi. Memancing amarah Mr. Siwon, dan bangga dengan jabatan mulia sebagai Ketua Kelas.
"Heh BOCAH!"
Jisung tersentak, lelaki itu berdiri tegap dam memberi hormat kepada Lucas, sang Ketua Kelas. Lucas tersenyum bangga dengan kerja keras Jisung.
"Sudah, kalian semua lari di halaman 10 putaran!" perintah guru itu.
Dengan malas mereka semua keluar kelas dan mengikuti instruksi dari guru itu. Jisung hanya mematung di depan pintu tanpa berniat ikut berlari, begitu juga dengan Lucas yang justru berlari ke kamar mandi.
"Bocil! Sini kamu! Buruan lari!" teriak guru lelaki tersebut, mau tak mau Jisung harus ikut berlari.
"Kenapa anda membiarkan Jeno ikut berlari?" protes seseorang.
"Dia sehat-sehat saja," jawabnya.
"Anda bilang baik-baik saja? Apa tidak melihat lemas seperti itu?" bantah Hana.
"Banyak bicara," sahut guru itu.
"Renjun! Gantiin Jeno!" teriak Hana.
Renjun menatap tajam gadis itu, "lo gantiin aja sono!"
"Lemah!" sahut Aera ketus sembari melirik Renjun.
Aera berlari dan menarik Jeno untuk meninggalkan halaman. Guru itu sudah hampir berteriak tetapi kalah cepat dengan tatapan sinis dari Aera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile | Lee Jeno
Fanfiction"Aku menyukai senyum Lee Jeno, sangat tulus sampai matanya ikut tersenyum." Tentang Lee Jeno dan sebuah ketulusan. •Teori/teka-teki •Kebengekan •Cerita lebih dominan tentang mental seseorang daripada percintaan •Mengandung bawang