15.

304 63 33
                                    

Nambah satu chapter!
Komen ya guys! Kali aja kalo komen bisa mimpiin member dream!
Happy dreaming about NCT Dream🤸

"Ada jadwal mami gak?" tanya Haechan sembari memutar-mutar kemoceng di tangan-nya.

"Ada kayaknya," jawab Jeno.

"Semangat gue mau kalo yang ngajar Mami Irene," sahut Lucas.

Haechan hanya merotasikan bola matanya dengan malas lalu memukul Lucas dengan benda yang dipegangnya.

"Mentang-mentang cantik,"

"Lo fikir ga bosen apa liat Bapak Siwon sama Pakdhe Bulan mulu? Kalo si Pakdhe masih mending kalem-kalem gitu, lah Siwon? Ngajarnya pakek ngegas! Ngasih tugas gak ngotak! Masih mending ini kelas ada gue yang ganteng buat nyuci mata," ucap Lucas dalam satu teriakan nafas.

"Selamat pagi anak-anak mami!"

Seorang perempuan cantik dengan seragam guru datang menyambut anak muridnya. Rambut panjang warna hitam dan make up tipis membuatnya terlihat sederhana tetapi sangat elegan, dan juga memancarkan aura menenangkan di wajah cantiknya.

"Welcome, Bu! Saya Lucas duda hot kaya raya yang menjabat sebagai ketua kelas!"

"Na! Selara lo duda kan?" sahut Haechan dengan menatap Jaemin penuh tawa.

"Maaf ya, sebenernya hari ini free class karena Bapak Ibu mau rapat. Mami cuma mau memastikan kalian semua sehat dan hadir ke sekolah!" ucap guru itu.

"Gak usah minta maaf, Jisung ikhlas lahir batin."

Hampir semua siswa senang jika mendapatkan jadwal pelajaran guru itu, selain cantik dirinya juga sangat ramah dan asyik dalam menyampaikan materi. Tapi berbeda dengan Jisung, lelaki itu kesal ketika guru tersebut selalu menertawakan wajah imutnya.

"Rapat apaan coba?" tanya Jaemin ketika guru itu sudah beranjak pergi dari kelas.

"Rapat untuk rencana pembunuhan," jawab Jisung dengan santainya.

"Kedengeran Bapak Siwon dibunuh beneran lo, Cung!" ujar Haechan dengan menatap sahabatnya horor.

"Renjun, mau kemana?" tanya Jeno ketika melihat sahabatnya yang hendak pergi keluar kelas.

"Gue mau ikut!" Jaemin berlari keluar kelas saat itu juga.

Mayoritas semua siswa sudah berkeliaran kesana kemari menyebar di seisi sekolah itu. Di kelas hanya tersisa Jeno, entah kemana sahabat-sahabatnya itu pergi, sementara Jisung tengah pergi ke perpustakaan bersama dengan Hana.

Lelaki itu hanya diam sembari mendengar lagu yang ia putar dari handphone-nya. Sikap Renjun masih menjadi fikiran berat untuknya. Jeno bukan tipikal orang yang dengan mudahnya melupakan sahabat, tidak mungkin rasanya dia melupakan Renjun begitu saja, baginya Renjun itu sangat berharga.

Jeno mengamati kembali foto-foto saat mereka bersama dalam latihan musik.
Tak ada kecurigaan, keirian, ataupun kebencian dari raut mereka, meski Jeno sendiri juga sama sekali tidak mengetahuinya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fake Smile | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang