Tekan bintang, please!
Aera tidak seperti biasanya, gadis itu sama sekali tidak fokus dengan penjelasan guru di kelasnya. Aera menyobek kertas dengan kasar dan membuangnya asal. Satu kelas hanya diam melihat perilaku Aera hari ini.
"Aera! Kenapa kamu?"
Gadis itu tak merespon dan langsung beranjak keluar, tak peduli dengan guru yang masih mengajar di sana.
"Renjun!" panggil gadis itu.
"Apa?"
"Jeno sakit?" tanyanya dan hanya dibalas deheman singkat.
"Ngapain kamu keluar di jam pelajaran?" tanya Siwon ketika melihat Aera yang justru duduk di taman sembari meremas-remas tissue.
"Aera! Fikirkan masa depan kamu! Kamu itu satu-satunya keturunan."
"Apa kamu mau jadi pengangguran? Kamu harus jadi orang cerdas buat meneruskan perusahaan ayah kamu! Jangan seenaknya hidup Aera! Dunia ini keras. Persaingan bisnis bukan hal yang mudah. Hargai usaha orang tua kamu!"
"Kamu harusnya bersyukur dilahirkan dari keluarga berada. Saya sudah mengalami pahitnya dunia, saya pernah muda, saya pernah mengalami usia-usia sepertimu."
Aera semakin kuat meremas tissue di tangannya. Gadis itu mencoba untuk tidak membentak guru dan juga pamannya itu. Siwon tak berbeda jauh dengan ayahnya, mereka selalu memaksakan nilai. Itulah kenapa Aera jauh dari pergaulan, dia menjadi gadis yang dingin karena terus dikekang orang tuanya, terlebih ayahnya.
"Saya butuh istirahat," ketusnya.
"Apa kamu tidak lihat Jeno? Kamu harus bisa bersaing, Aera!" Gadis itu langsung beranjak pergi tanpa merespon ucapan Siwon.
Baru saja dirinya duduk di kursi kantin dua menit, segerombol lelaki datang menemuinya, siapa lagi jika bukan Taeyong dan antek-anteknya.
"Tumben bolos?" Aera sama sekali tak menjawab, bahkan tak menoleh ke lelaki itu.
Taeyong mendekat ke arahnya, lelaki itu duduk di samping Aera dan mengambil alih sendoknya. Aera hanya menatap sinis lelaki itu.
"Biar gue suapin." Taeyong mengarahkan sendok itu ke mulut Aera, tetapi gadis tersebut hanya diam menatap lurus ke depan.
"Ayo dong, Cantik!"
Dengan amat sangat terpaksa, Aera membuka mulutnya dan mengunyah sebal makanan itu.
"Owh, gini ya?" Suara nada menyindir dan tawa kecut itu membuat mereka berdua menolehkan pandangan.
"Cewe lo yang mana sih? Gue apa Aera?" tanya Hana dengan mata berkaca-kaca.
"Cowo lo siapa sih? Gue apa Jeno?" balas Taeyong.
"Kenapa lo gak bisa liat gue bahagia? Kenapa lo rebut apa yang gue punya?" bentak Hana dengan menatap sengit Aera.
"Lo sesama perempuan harusnya ngerti perasaan gue! Lo suap-suapan kaya gitu, sedangkan Taeyong pacar gue! Otak lo kemana?"
"Masalah apa lagi? Ga bosen debat mulu?" Ketua OSIS datang membuat Hana berhenti bicara, lelaki itu menghalangi Hana yang hendak menyiramkan jus ke muka Aera.
"Lo semua gak bakal ngerti perasaan gue! Belain aja terus! Belain sana! Orang kaya emang selalu menang." Pertahanan gadis itu runtuh, dengan kasar Hana menyeka air matanya.
"Selamat, lo udah berhasil rebut kebahagiaan gue buat kesekian kalinya."
Aera hanya diam mematung, Taeyong dan Jaehyun sebagai ketua OSIS saling melempar pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile | Lee Jeno
Fanfiction"Aku menyukai senyum Lee Jeno, sangat tulus sampai matanya ikut tersenyum." Tentang Lee Jeno dan sebuah ketulusan. •Teori/teka-teki •Kebengekan •Cerita lebih dominan tentang mental seseorang daripada percintaan •Mengandung bawang