Kasih vote dan komen! Biar gue bahagia lahir dan batin😭
.
.
."Hal yang menyakitkan itu melihat perempuan menangis." ~Lee Jeno
Jeno menatap ombak pantai yang sesekali menyapu kakinya. Sudah berusaha sekeras mungkin untuk belajar, dirinya mendapat juara ketiga. Bukannya tak bersyukur, lelaki itu takut akan dimarahi orang tuanya sampai rumah. Orang tuanya memang menyepelekan usaha Jeno, baik Jeno menang ataupun kalah, di mata mereka Jeno tetaplah tidak berguna. Tapi bagi Jeno kemenangan yang dia dapat setidaknya bisa membanggakan sekolah.
Jeno menatap sekitar, merasakan lagi aura-aura tidak nyaman seperti diawasi seseorang. Lelaki itu menghela nafasnya, mengejar dua orang laki-laki yang berlari ketika ketahuan Jeno, tebakan-nya tidak salah jika memang ada yang mengikutinya beberapa hari terakhir ini.
"Berhenti!"
Aera ikut menyusul Jeno, perempuan itu menatap dua orang lelaki tersebut dengan tajam. Dengan kasar Aera merebut kamera yang dibawa mereka. Entah suruhan siapa mereka menguntit mereka berdua.
"Tau privasi?" tanya Aera sinis.
Perempuan itu menatap tajam orang itu ketika mendapati banyak foto-foto dirinya di sana bahkan saat berpelukan dengan Jeno di jembatan. Jeno sekarang tau siapa penyebab dari tersebarnya momen itu dan membuatnya harus babak belur.
"Suruhan siapa lo?" tanya Aera tajam.
"Jawab! Suruhan ayah? Atau suruhan Taeyong?"
"Bukan urusan kamu," jawab lelaki itu.
Aera menarik kerah baju lelaki itu dan membenturkan badan nya ke pohon kelapa di pinggiran pantai.
"Lo fikir gue ga risih?"
"Aera! Udah! Kasian dia," ucap Jeno dengan menarik Aera untuk melepaskan lelaki itu.
"Mau gue patahin tulang lo?" ancam Aera.
"Ada apa ini, Aera? Siapa mereka?" Mr.Taeil mendekat ke arah mereka.
"Sasaeng kurang asupan," jawab Aera ketus.
"Pergi sebelum lo berdua bakal ke RS!" ancam Aera sinis membuat kedua orang asing itu berlari meninggalkan mereka.
"Aera, orang tua mu juga ke sini?" tanya Mr.Taeil.
"Urusan bisnis," jawab Aera.
Jeno memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri, sudah berhari-hari dirinya menahan rasa sakit itu, mungkin efek kelelahan. Lelaki itu memilih untuk kembali ke hotel terlebih dahulu, cukup melelahkan baginya bergelut dengan soal-soal matematika ilmu yang menyenangkan.
Suara notifikasi membuat Jeno terlonjak kaget, dirinya menyesal mengatur volume sampai full hingga membuat jantungnya tidak aman.
Panggilan Video
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile | Lee Jeno
Fanfiction"Aku menyukai senyum Lee Jeno, sangat tulus sampai matanya ikut tersenyum." Tentang Lee Jeno dan sebuah ketulusan. •Teori/teka-teki •Kebengekan •Cerita lebih dominan tentang mental seseorang daripada percintaan •Mengandung bawang