2.

880 232 392
                                    

KOMEN JANGAN LUPA YOROBUN....

____

"Masih pagi! Kalian ngapain wey!" teriak Jaemin disertai gelak tawa.

"Gara-gara ketawa lo!" ketus Aera.

"Lah, apa kaitan nya sama ketawa gue?" tanya Jaemin kesal.

"Berisik," jawab Renjun mewakili jawaban Aera.

"Kalian berdua kenapa masih di sini? Ini sudah bel dari tadi loh,"

Jaemin dan Renjun langsung lari terbirit-birit menuju kelasnya. Sementara Jeno, lelaki itu hanya tersenyum kikuk karena kejadian barusan.

"Jeno sama Aera, kalian sudah saya izinkan sama guru di kelas. Waktu kalian tinggal tiga hari, saya harap kalian bisa memenangkan olimpiade tahun ini," ujar Mr.Taeil.

"Kalian berdua kenapa canggung gitu?"

Aera tersentak tetapi mencoba untuk menetralkan ekspresinya. Jeno pura-pura mencari buku agar tidak terlihat gugup.

"Ini contoh soal buat kalian, kerjakan di sini saja!" ucap Mr.Taeil menyerahkan berlembar-lembar soal matematika untuk mereka berdua.

"Permisi," ucap seseorang.

Ketiganya menoleh ke sumber suara, dilihatnya Haechan bersama lucas yang datang membawa sapu dan juga kemoceng. Bukan hal asing jika Haechan dan Lucas sering di keluarkan dari kelas karena ribut. Banyak guru-guru yang tidak menyangka jika mereka berdua itu masuk kelas unggulan karena sifat mereka yang bisa dikatakan absurd bahkan tidak menggambarkan murid yang ambis tetapi lebih terkesan tukang lawak dan pembuat onar.

"Ini Haechan tengil itu kan?" tanya Mr.Taeil yang tiba-tiba lupa dengan anak muridnya sendiri.

"Bukan, Pakdhe... Eh bapak. Yang terkenal tengil itu si Lucas, bukan saya. Kalo saya mah kondang alim dan bijaksana," protes Haechan.

"Nohkan ke mana-mana yang tengil itu Haechan, bukan gue," ujar Lucas dengan bangga nya.

"Betul, soalnya kalo kamu udah kelewat tengil," jawab Mr.Taeil dengan senyum manisnya lalu segera beranjak keluar.

"Jisung di kelas?" tanya Jeno.

Haechan menepuk jidatnya, memikirkan nasib Jisung yang mungkin sedang menangis saat ini.

"Lah iya. Gapapa deh, biar sekalian uji nyali, paling dia lagi dibentak-bentak sama Bapak Siwon," ujar Haechan terkekeh sembari membayangkan wajah melas Jisung.

"Asli, itu Bapak Siwon galak banget, tadi si Renjun sama Jaemin juga disuruh keluar gara-gara telat masuk kelas. Termasuk kita berdua juga diusir." Lucas memulai acara menggibah.

Gadis di sana dibuat kesal dengan dua manusia itu, dirinya sangat membenci keramaian. Dulu Aera satu kelas dengan mereka, tetapi karena terlalu berisik, Aera meminta untuk di pindahkan. Meski pernah satu kelas, Aera tidak terlalu hafal dengan siapa saja penghuni kelas itu, yang dia tahu hanyalah Jisung, Renjun, dan dua curut itu.

"Diem!" ketus Aera.

"Haechan, Lucas! Cepat kalian bersihin!" ujar Jeno sopan, sangat tidak mencerminkan gaya bahasa sesama sahabat, tidak seperti kebanyakan orang yang biasanya panggil memanggil sahabat menggunakan nama hewan.

"Gue laper," ucap Lucas diangguki Haechan yang tiba-tiba ikut merasakan.

"Yaudah, biar aku yang bersihin." Jeno meraih sapu dan kemoceng dari tangan mereka lalu menggantikan hukuman kedua anak itu.

"Eh tapi ini soal-soal kamu?" tanya Haechan merasa tak enak, meski sebenarnya senang dan riang gembira.

"Gapapa, masih ada waktu," jawab Jeno dengan senyum tulusnya.

Fake Smile | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang