Tembus 20 komen aku UP! DIKIT CUY 20 KOMEN MAH🐵
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!
Jangan jadi silent readers! Cerita yang ini cukup menguras otak daripada cerita ku yang lain. Jadi, tolong hargai!
"Kamu tidak akan mengerti sebelum kamu mengalaminya." - Oh Yoon Hee
Ini otak pas-pasan nulis cerita alur rumit rasanya tidak bisa dijelaskan kata-kata.
___________________________________________
"Jeno!"
"Jeno mana, Bun?" tanya Aera yang kebingungan mencari keberadaan saudara kembarnya.
"Di kamar, tidur."
Segera Aera menuju kamar Jeno yang berada di sebelah kamar miliknya. Gadis itu dapat melihat raut kesedihan dibalik Jeno yang terlelap. Aera mendekat, mengusap pelan mata yang terpejam itu.
"Jeno, maaf ya...."
Tampak biasa saja memang, tapi ini bukan hal biasa, banyak hal menyakitkan yang sudah Jeno alami. Gadis itu ikut membaringkan tubuhnya di samping Jeno dan memeluk saudara kembarnya itu.
"Aera, kamu udah pulang?" tanya Jeno, lelaki itu dapat mengenali aroma gadis tersebut.
"Udah. Jeno sakit?" tanyanya.
"Enggak, cuma pengen tidur aja. Di rumah gak ada temen, Bunda lagi masak, mau aku bantuin gak boleh."
"Aera, suaminya Oma itu kemana? Udah pergi ya?" tanya Jeno.
Aera bangkit dan mengambil handphone di saku seragamnya. Gadis itu menunjukkan salah satu foto dirinya dengan sang Kakek. Aera kembali menyimpan benda itu, dirinya benar-benar lupa.
"Maaf, mau gue tunjukin foto tapi gak bisa."
"Kamu mirip banget sama Opa, waktu pertama kenal kamu, aku ngerasa berbeda. Aku fikir karena kamu yang mirip sama Opa, ternyata kita saudara."
"Opa itu baik, lemah lembut, persis kaya kamu. Dia udah pergi, gak tau kemana."
Jeno hanya mengangguk paham, dia juga merasakan apa yang Aera rasakan. Aura berbeda sangat terasa ketika berada di dekat gadis itu.
"Jeno, katanya hubungan bakalan lama kalau cinta cowoknya lebih besar. Aku dulu berharap begitu, sampai hubungan kita menjadi keluarga," ujar Aera.
"Bukannya kita sudah menjadi keluarga? Aku kakaknya, kamu adiknya."
Aera terdiam, gadis itu menghela nafasnya kasar, kenyataan yang begitu pahit memang.
Jeno terbatuk, lelaki itu sedikit menghindar dari Aera. Karena merasa aneh, gadis itu mengikutinya. Aera menarik tangan lelaki itu saat Jeno mencoba menyembunyikannya.
"Jeno...."
Aera memegang dadanya yang terasa sesak. Dirinya hanya ingin Jeno bahagia, tetapi melihat darah di tangan lelaki itu membuat dunianya seakan hancur. Jeno sudah banyak menderita, harus berapa banyak lagi penderitaan lelaki itu?
Aera segera meraih tissue basah dan membersihkan darah di tangan lelaki itu.
"Aera, jangan kasih tau Bunda ya? Aku gak mau Bunda khawatir. Cukup kamu yang tau."
"Sejak kapan?" tanya gadis itu pelan.
"Belum lama, gak usah khawatir! Aku pasti sembuh." Jeno memeluk gadis di hadapannya itu dengan erat.
"Janji ya? Jeno sembuh 'kan?"
"Gak janji! Aku gak mau janji apapun. Aku manusia biasa, Aera."
Aera mengusap air matanya dengan kasar, gadis itu meraih handphone-nya memutar suara yang tadi dia rekam. Jeno mendengar dengan seksama, dia bisa mendengar jelas suara siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile | Lee Jeno
Fanfiction"Aku menyukai senyum Lee Jeno, sangat tulus sampai matanya ikut tersenyum." Tentang Lee Jeno dan sebuah ketulusan. •Teori/teka-teki •Kebengekan •Cerita lebih dominan tentang mental seseorang daripada percintaan •Mengandung bawang