Update 4 bab, gak vote sama komen parah sih, bisa depreshot author nya.
Jeno terkulai lemas dengan tubuh yang babak belur, hidungnya mengeluarkan banyak darah, hampir seluruh badan-nya penuh dengan lebam. Ikatan rantai sudah di lepas, pintu gudang juga tidak ditutup. Jeno dengan lemas mencari handphone miliknya, masuk ratusan notifikasi dari Aera, Aecha dan juga sahabatnya.
Dengan susah payah Jeno berjalan keluar, jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Masih ada kesempatan untuknya pulang ke rumah dan sekolah. Jeno tersandung batu hingga jatuh tersungkur, dadanya bertambah sesak pagi ini.
Jeno terbatuk dan mengeluarkan darah segar dari mulutnya, dengan langkah tertatih-tatih dirinya menuju kran air. Jeno terkulai lemas di sana, lalu menekan tombol telefon di nomor yang entah itu punya siapa, sebelum akhirnya lelaki itu jatuh pingsan.
"Jeno?!"
"Ada apa telfon jam segini?"
"Jeno? Hallo?"
"Lo dimana?"
Butuh waktu setengah jam orang tersebut mencari keberadaan Jeno melalui handphone. Cahaya lampu yang remang-remang membuatnya tak menyadari keberadaan Jeno. Dengan bantuan flash handphone orang tersebut akhirnya tersadar jika Jeno berada di depan-nya.
"Hah? Jeno?!"
Chanyeol menyorot lelaki yang diam tak berdaya itu, dengan cekatan dirinya menggendong tubuh Jeno di punggungnya. Chanyeol mengumpat dalam hati karena melihat kondisi Jeno saat ini, bagaimana bisa lelaki sebaik Jeno dijadikan bahan kekerasan?
Lelaki itu mengerjabkan matanya perlahan, dirinya bukan lagi di gudang ataupun di dekat kran air. Jeno menatap sekeliling dan menyadari jika dirinya berada di dalam mobil. Jeno terbatuk dan membuat Chanyeol menepikan mobilnya lalu berpindah ke belakang untuk melihat kondisi anak itu.
"Lo mau dianter ke RS apa pulang?"
"Pulang," jawab Jeno pelan.
"Gak dimarahin orang tua?" tanya Chanyeol.
"Gapapa. Makasih, Bang," jawab Jeno.
Chanyeol hanya menuruti keinginan lelaki itu, rumahnya terlihat sepi pertanda jika penghuninya tengah tertidur. Dengan kaki diseret Jeno melewati pintu belakang yang kebetulan tidak dikunci, Chanyeol mengawasinya dari belakang.
"Siapa?"
Keduanya terkejut dengan suara itu, rupanya ada yang tersadar dengan suara mobil di depan rumahnya.
"Cepetan masuk, biar gue yang urus." Chanyeol berlari ke pintu depan dan mendapati Mama angkat Jeno yang tampak kebingungan.
"Eh, Tante, saya panggil dari tadi loh, sampe teriak-teriak di belakang," alibinya.
"Iyakah, maaf ya tante lagi tidur, gak sadar kalau ada tamu. Ada apa pagi-pagi kemari?" tanya perempuan itu dengan ramah.
"Saya mau minta minum, Tante. Haus banget deh sumpah, saya ambil sendiri ya, Tan." Dengan bangganya lelaki bernama
Park Chanyeol itu nyelonong masuk dan menuju dapur."Udah dateng jam segini, nylonong masuk pula. Untung ganteng," gumam perempuan paruh baya itu.
Chanyeol mengamati sekitar dan merasa bahwa Jeno sudah berada di kamarnya yang berada di lantai atas. Karena benar-benar haus dirinya mengambil air di galon dua gelas dan meminumnya dengan cepat.
"Tante, makasih ya. Saya tadi punya rokok, kali aja tante butuh, saya pamit." Lelaki itu menyodorkan satu bungkus rokok yang masih utuh dengan tersenyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Smile | Lee Jeno
Fanfiction"Aku menyukai senyum Lee Jeno, sangat tulus sampai matanya ikut tersenyum." Tentang Lee Jeno dan sebuah ketulusan. •Teori/teka-teki •Kebengekan •Cerita lebih dominan tentang mental seseorang daripada percintaan •Mengandung bawang