16

273 58 38
                                    

Woy! Aku datang kembali dengan seribu ketikan🤸🧘

KOMEN YA! KOMEN! KOMEN! LEBIH SUKA SAMA KOMEN TIMBANG VOTE😌

Lapangan olahraga tampak ramai karena olahraga gabungan, tidak banyak, hanya dua kelas namun terdengar cukup bising. Terlebih teriakan para perempuan waktu melihat Lucas yang sengaja melepaskan kaos miliknya. Sementara Jisung, lelaki itu justru terlentang di pinggir lapangan sembari mendengar musik bersama Jeno.

"Tau maksud dari keluarga lima?" tanya Jisung.

Jeno hanya menggeleng singkat, dirinya juga tidak paham dengan apa yang dimaksud sahabatnya itu.

"Kemarin aku denger Mama Papa bicarain soal itu, tapi aku tanya malah bilang kalau aku masih kecil gak paham begitu," jelas Jisung.

Lelaki itu bangun dari tidurnya dan menatap Jeno yang juga menatapnya. Jisung tampak berfikir sejenak sampai akhirnya dia mengambil handphone dan menunjukkan sesuatu pada Jeno.

"Karna kepo aku tanya sama Kakak, dia jawabnya malah balonku ada lima. Terus aku tadi nemu ini di laci Papa,"

Jeno menatap apa yang Jisung tunjukkan di benda itu, hanya foto-foto perusahaan dan Jeno hanya mengetahui dua diantaranya yaitu milik keluarga Aera dan milik salah satu dari keluarga sahabatnya.

"Terus apa kaitan-nya sama aku?"

"Kak Chanyeol ngomongin nama kamu waktu ngobrol sama Papa," jawab Jisung.

Dia sama sekali tidak paham maksud dari semuanya, apalagi jika sudah menyangkut hal-hal seperti ini. Yang dia tahu hanyalah keluarga Aera adalah keluarga yang bisa dikatakan terkaya di kota tersebut, selebihnya Jeno tidak tau. Tapi, rasanya sangat aneh jika keluarga itu hanya memenangkan ekonomi dalam lingkup kota.

"Siapa orang tuaku aja gatau, buat apa mikir yang lebih rumit," batin Jeno.

"Jen, kok orang-orang bisa punya anak itu gimana? Ngapain aja?" tanya Jisung.

"Penyerbukan silang," jawab Jeno asal.

"Kamu gak mau nyoba?" tanya Jisung membuat lelaki itu membulatkan matanya.

"Lo itu bisa gak kalau diem gitu? Tiap hari godain cowok mulu!"

Keduanya menoleh pada sumber suara, siapa lagi jika bukan ulah Haechan yang membasmi adik kelas karena terus mengejar dirinya. Bahkan lelaki itu terus mengomel layaknya emak-emak yang memarahi anaknya karena menghilangkan Tupperware.

"Cuma sama Haechan!" bantah perempuan itu.

"Gue tau kalo gue itu ganteng, tapi gausah maksain diri buat ngejar-ngejar gue kaya gitu. Kalau gue minat sama lo, udah gue samperin dari jaman dulu!" ucap Haechan dengan wajah kesalnya.

"Siniin minumnya! Haus gue gara-gara ngeladenin orang kaya lo!" Haechan meminum air mineral itu hingga tandas tak tersisa.

"Hati-hati kalau dikasih obat perangsang," peringat Jisung membuat lelaki itu menyemburkan air yang ada di mulutnya.

"Sini lo!"

Haechan menarik tangan sahabatnya untuk dimintai penjelasan dari ucapan-nya tadi. Entah darimana seorang Jisung bisa memikirkan hal sejauh itu.

Fake Smile | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang