20

295 53 37
                                    

"Aku sudah menemukan yang se-iman, namun kita se-darah."

~Lee Aera
.
.
.
Seperti yang diharapkan Aera, acara pertunangan itu akhirnya dibatalkan karena Jaehyun yang katanya melarikan diri. Sesuai harapan memang, tetapi hal lain lebih menyakitkan dari itu semua. Ternyata kekasihnya adalah saudara kembarnya. Aera memang belum meminta penjelasan lebih, tetapi dengan kehadiran Mr.Taeil tadi malam, cukup membuat Aera percaya. Dari persamaan marga, dan juga perasaan aneh saat di dekat lelaki itu, rupanya bukan hanya perasaan cinta, tetapi ikatan batin.

"Ini anak-anak Bunda kenapa melamun semua?" tanya Bunda dengan membawa dua gelas susu untuk anak-anaknya itu.

"Anak Bunda yang satu kenapa nangis? Hey, masa cowok nangis, gak malu diliatin Aera?" tanya perempuan itu dengan menyodorkan susu.

"Jeno udah besar gak minum susu," jawab lelaki itu ramah.

"Gapapa, biar gemuk!" jawab Bunda dengan terkekeh pelan.

Jeno melirik gadis itu sekilas, lelaki itu teringat jika tadi malam baru saja memutuskan hubungan mereka, meski rasanya tidak rela. Bunda yang melihat ekspresi dua anak itu hanya menghela nafasnya pelan, mungkin keduanya belum bisa menerima kenyataan jika mereka adalah saudara kembar, difikir-fikir menyakitkan memang.

"Jeno sama Aera itu ditakdirkan untuk saling menyayangi, bukan mencintai."

Lelaki itu mengangguk pelan, dan menggandeng tangan Aera untuk diajaknya berangkat bersama. Aera menahan diri untuk tidak menghempas tangan itu, bagaimana bisa Jeno melakukan hal itu sedangkan Aera tengah berusaha untuk menghapus perasaan yang tak wajar itu.

"Bukan mahram!" ketus Aera.

"Tapi kamu adik aku," jawab Jeno pelan.

"Tapi lo itu mantan gue," gumam Aera pelan tetapi masih bisa didengar oleh Jeno.

Tak ada percakapan antara keduanya selama di mobil, mereka hanya bergelut dengan fikiran masing-masing. Hal yang sangat menyakitkan bagi Aera, namun untuk Jeno ada rasa kebahagiaan tersendiri karena sudah menemukan keluarga kandungnya, meski begitu Jeno juga merasakan tak kalah sakitnya dengan apa yang Aera rasakan.

"Sana temuin Hana!" ujar Aera ketus, sangat terlihat raut kecemburuan pada gadis itu.

Jeno tak menggubris ucapan Aera dan lelaki itu justru merangkul pundaknya membuat Aera memakinya di dalam hati. Sepertinya tidak akan ada sejarah move on pada kisah mereka berdua.

"Pak gulu! Eh Pak Guru!" panggil Jeno ketika melihat Mr.Taeil yang turun dari mobilnya.

Jeno jadi teringat perihal susu tadi pagi, apa gara-gara hal itu dirinya menjadi cadel seperti ini? Buru-buru Jeno menepis fikiran konyol itu dan memilih untuk menemui Mr.Taeil untuk meminta penjelasan.

"Boleh ceritakan yang sebenarnya?" tanya Jeno.

"Kamu benar saudara kandung Aera, tapi soal adopsi itu nanti saya kasih tau kalau udah jelas semuanya. Keluarga kamu itu bukan sembarang keluarga, kalau sampai ada skandal berpengaruh sama saham," jelasnya panjang lebar.

"Tapi beneran Aera itu saudara kandung Jeno? Gak salah 'kan? Soalnya saya udah terlanjur putusin Aera."
.
.
.
Aera tampak kebingungan mencari keberadaan ponsel miliknya. Bagi Aera, harganya memang tak seberapa, tetapi ada hal-hal penting di dalamnya termasuk bukti-bukti yang ia cari selama ini. Sekolah itu masih sangat ramai meskipun sudah malam hari, sekolah itu memang dijaga dua puluh empat jam. Dan perihal penindasan Jeno waktu itu, ya semua itu karena uang dan juga posisi keluarga Taeyong.

Fake Smile | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang