"Ji," Panggilan itu mengudara bersamaan dengan pintu kamar yang terbuka menampilkan sosok Yoongi dibaliknya, lelaki itu mengedarkan pandangan ke sekitar kamar tapi tidak menemukan sosok yang ia cari. Jisoo tidak ada di kamar, lalu ada di mana sekarang?
Yoongi baru saja menyelesaikan laporan pekerjaannya di ruang kerja dan berniat untuk tidur, tapi di kamar ia tidak menemukan Jisoo. Lelaki itu melangkahkan kakinya menuju ruang televisi, pikirannya sudah berkelana, takut kalau mungkin Jisoo merajuk karena ia mengacuhkannya semenjak sore tadi tapi nyatanya Jisoo sedang sibuk dengan berbagai buku dan laptop.
"Iya?" Itulah jawaban yang keluar dari mulut Jisoo ketika Yoongi memanggilnya, gadis itu bahkan enggan menoleh sejenak, seolah kepalanya terpantri hanya untuk menatap laptop.
"Belum tidur? Kau sedang apa?" Yoongi mengambil tempat di sofa yang kosong sebab Jisoo lebih memilih untuk duduk bersila di lantai,
"Tugas." Kalian sudah ingatkan kalau Jisoo sekarang resmi menjadi seorang mahasiswa, mulanya ia sangat senang karena menurutnya jadi mahasiswa itu lebih menyenangkan dibandingkan siswa biasa, tapi setelah hampir setahun mengemban peran sebagai mahasiswa, ia mendadak ingin kembali jadi siswa saja. Tidak apa mengenakan seragam dan masuk pagi, asal tugasnya tidak sebanyak ini.
"Besok saja dilanjutkan, ayo tidur."
Jisoo mengeleng, kepalanya tertoleh dan Yoongi mendapati bibir Jisoo melengkung ke bawah, "Tugasku masih banyak, oppa. Deadline-nya besok jam 11, aku harus menyelesaikannya sekarang. Ah menyebalkan, banyak sekali."
"Dari kapan memangnya tugas di kasih?"
"Dua hari lalu."
"Terus kenapa tidak di cicil dari kemarin?" Jisoo makin cemberut, Yoongi sekarang jadi menyebalkan menurutnya. Makin mirip Namjoon yang suka mengomeli dirinya dan Taehyung saat kecil dulu. Bedanya kalau Namjoon diberi sedikit aegyo pasti akan luluh dan ikut membantu, kalau Yoongi? Jangan harap.
Melihat istrinya yang tidak membalas membuat Yoongi kembali melanjutkan kalimatnya, "Makanya, tugas jangan ditunda. Langsung kerjakan biar cepat selesai, kalau seperti ini yang lelah siapa? Kau juga. Waktu tidurmu jadi berkurang."
Jisoo mencebik, Yoongi serius deh makin menyebalkan sekarang. Sering sekali mengomel, "Ihh, kau masuk kamar saja kalau hanya mau mengomel di sini. Bukannya di beri semangat, malah diomeli. Telingaku sudah sakit mendengarnya, tadi Jeno sekarang kau juga."
Yoongi mengedikkan bahu, ia mengambil salah satu buku kuliah milik Jisoo, "Apa yang Jeno katakan benar kok. Kau suka menunda pekerjaan, Ji. Jangan seperti itu terus, harus diubah. Sekarang kau sudah kuliah bukan sekolah lagi."
"Aku tahu, tapi sekarang tugasku banyak."
"Kalau begitu cepat kerjakan." Jisoo mendumal pelan tapi masih cukup jelas untuk di dengar oleh Yoongi sehingga lelaki itu menyentil telinga Jisoo, "Jangan melawan suami."
"Ahh, sakit. Jangan ganggu aku." Yoongi hanya mengeleng kecil, ia lalu meletakkan kembali buku tebal yang ia ambil tadi ke meja setelah puas membolak-balik halamannya. Yoongi bangkit dari duduknya dan perlahan menghilang membuat Jisoo sejenak merasa tambah sedih dan kesal.
"Dasar Yoongi-oppa jelek." Keluhnya lalu menatap layar laptop dengan pandangan sedih tapi tak ada yang bisa ia lakukan selain mengerjakannya. Memang benar sih yang dikatakan Yoongi, dirinya terlalu menganggap mudah dan menundanya hingga akibatnya semua pekerjaan menumpuk.
Ingin pergi tidur tapi tugasnya seolah melambai memanggil untuk minta dikerjakan, belum lagi wajah dosennya yang menyebalkan terlintas di kepala. Jisoo ingin meminta jawaban pada Jeno tadi tapi pemuda itu malah mengomelinya. Ucapannya hampir sama seperti yang Yoongi katakan juga.
Terlalu fokus dengan pekerjaannya, Jisoo tidak sadar bahwa Yoongi kembali dan kali ini ia membawa segelas susu. Bunyi gelas yang bersentuhan dengan meja membuat atensi Jisoo teralihkan, "Susu? Kalau aku mengantuk bagaimana?"
"Ya tidur."
"Lalu tugasku?"
"Makanya, cepat kerjakan." Jisoo cemberut lagi, kalau saja memukul suami sendiri tidak dosa mungkin sudah Jisoo lakukan sekarang, tapi akhirnya ia juga meminum susu yang sudah Yoongi siapkan. Ekor matanya melihat Yoongi yang kini duduk manis bersandar pada sofa dengan tangan memegang map, barang yang berhasil membuat Jisoo melontarkan pertanyaan,
"Oppa, itu apa?"
"Laporan kantor."
"Belum selesai di kerjakan?"
"Sudah, aku bukan tipe yang suka menunda pekerjaan." Yoongi tersenyum miring di akhir kalimat membuat Jisoo menatapnya sebal dan segera memalingkan wajah kembali pada layar laptopnya.
Yoongi terkekeh, mengeleng tak habis pikir lalu kembali memusatkan atensi pada laporan kantornya, sebenarnya ia sudah selesai menyelesaikan tapi tidak ada salahnya mengeceknya kembali bukan?
Jarum jam berjalan semakin ke atas, hening terjadi di antara pasangan suami istri tersebut, mereka saling sibuk dengan pekerjaan masing-masing meski sesekali Yoongi menoleh untuk melihat keadaan Jisoo. Lelaki itu merasa kasihan, tak tega melihat Jisoo kehilangan jam tidurnya dan ingin membantu tapi sesekali Jisoo harus di beri pelajaran juga. Tidak tahu kenapa, Jisoo sekarang menjadi suka menunda pekerjaan, Yoongi jadi penasaran apa ini ada hubungannya dengan lingkup pertemanan? Astaga, memikirkannya membuat Yoongi terlihat seperti seorang ayah yang memikirkan kehidupan putrinya.
Lelaki mengeleng pelan, mengenyahkan pemikiran tidak jelas dari kepalanya. Ia meletakkan map berisi laporan kantor ke sisi sofa, mendongakkan kepala dan menatap jam di dinding yang sudah bergerak ke angka 11 malam.
Yoongi menguap kecil dan agak terkejut saat Jisoo memanggilnya, gadis itu kini juga sudah duduk di sofa dan berhadapan dengan dirinya, "Oppa, kenapa tidak tidur duluan saja kalau mengantuk?"
"Aku tidak mengantuk."
"Bohong, kau menguap tadi."
Yoongi tersenyum kecil sambil mengeleng, "Tugasmu sudah selesai?" Matanya melirik meja yang sudah rapi, laptop sudah tertutup dan buku tersusun rapi.
Jisoo mengangguk, "Oppa, maaf ya," Yoongi menaikkan sebelah alisnya terlihat tidak mengerti padahal sebenarnya ia tahu Jisoo sedang merasa bersalah, "Karenaku kau jadi harus merelakan waktu tidurmu, padahal besok kau harus bekerja pagi-pagi."
Yoongi tersenyum simpul, tangannya terangkat mengelus puncak kepala Jisoo, "Tak apa. Ayo, kita tidur saja sekarang."
Keduanya lalu berjalan beriringan menuju kamar, meninggalkan segala pekerjaan mereka di ruangan depan.
"Oppa, kudengar Tae-oppa sekarang bekerja di kantormu ya?" Bukannya tidur Jisoo malah melontarkan pertanyaan tidak penting yang sebenarnya bisa ia tanyakan esok hari, Yoongi yang tidur di sampingnya hanya mengangguk dengan mata terpejam. Lelaki itu sudah lelah, dan hanya mau tidur.
Namun rupanya Jisoo masih ingin berceloteh, "Kalau aku sudah lulus apa aku juga bekerja saja di kantormu? Tapi nanti aku harus merahasiakan statusku sebagai istrimu dong?"
"Ji, tidur ya."
"Eh tapi resepsionis di kantormu sudah mengenalku, dia tidak menyebarkan informasi mengenaiku ke karyawan lainnya'kan? Kalau iya, aku tidak-" Kalimat Jisoo terhenti karena Yoongi membalikkan tubuh membuat mereka saling berhadapan, lelaki itu membuka matanya dan netra mereka saling bertemu, berucap sesuatu sebelum menutupnya dengan membawa Jisoo ke dalam pelukan.
"Mau bekerja di mana, pikirkan nanti saja ya sayang. Kita tidur sekarang."
===The End===
Haiiiii guyss
Anggap saja hadiah atas tembusnya MLW 100k 😭 Vote and comment jangan lupa 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Wife[✔]
Short Story❛❛Aku tahu kau pasti merasa ragu, tapi biarkan aku membuktikan kalau aku memang menyayangimu. Menikah denganku ya.❜❜ ©Dera Start: 29 July 2019 End: 11 Sept 2020 Impressive ranking: #1 btsworld 26/5/2020 #1 kimfamily 27/10/2020 #1 kimtaehyung 02/11/2...