Kecewa

3.5K 500 69
                                    

Ps. Lagu di mulmed mungkin bisa di play supaya lebih dapat feel :)

"Aish, dasar Jeon Jungkook sialan!" Taehyung mengumpat, melepas sepatunya dan meletakkan asal alas kaki tersebut, nanti saja ia rapikan,  sekarang tubuhnya pegal, remuk semua dan ini ulah si kelinci berotot itu. Ia diturunkan di depan kompleks hanya karna Jungkook mau menjemput kekasihnya. Kalau tahu begitu dari tadi tidak usah mengajak pulang bersama, ia'kan bisa minta tebengan lain, si bantet Jimin misalnya.

"Awas nanti kau, Jeon. Mati kau ditanganku." Gerutu Taehyung menengak segelas air, hari ini matahari memang tidak bersinar terang karna hari sudah sore tapi tetap saja, jarak yang ia tempuh tadi cukup jauh, di tambah dirinya kelelahan habis kuliah.

Lelaki bermarga Kim itu mematikan layar ponsel saat pesan permintaan maaf Jungkook beserta embel-embel mentraktir makanan kantin kampus masuk. Kurang ajar, Jungkook pikir ia murahan apa? Hanya disogok makanan kantin langsung luluh, Taehyung'kan maunya steak di restoran samping mall itu. Duh.

Daripada memikirkan teman sepermainannya yang menyebalkan tersebut, Taehyung memilih duduk di ruang tamu, berselonjor kaki sembari menonton televisi. Bermalasan sebentar sebelum kedua kakaknya, Seokjin dan Namjoon pulang.

Sebuah suara pintu yang terbuka tiba-tiba membuat Taehyung yang hampir memejamkan mata terperajat, aduh ia lupa mengunci pintu tadi, jangan-jangan maling.

Taehyung berjalan menuju pintu masuk dengan tergesa, dirinya tidak tahu harus bernafas lega atau tidak, pasalnya yang masuk bukanlah maling, melainkan Jisoo, tapi kondisi gadis tersebut sangatlah kacau. Jejak air mata masih nampak di pipinya, begitu mata mereka bertemu Jisoo kembali menangis membuat Taehyung buru-buru menghampiri dan merengkuh dalam pelukan.

"Ssst.. Tenang, ada apa, Ji?" Jisoo tidak menjawab dan terus menangis membuat Taehyung kebingungan tapi tangannya tidak berhenti bergerak mengelus punggung Jisoo untuk menenangkan.

"Kenapa? Coba ceritakan padaku." Taehyung bertanya kembali, mencoba melerai pelukan tapi Jisoo justru menahannya, membenamkan kepalanya dalam dada sang kakak sambil berusaha berbicara dengan terisak,

"Yoongi-oppa jahat. Aku bertemu Jaera, mantan kekasihnya yang dulu. Yoongi-oppa menikahiku hanya supaya dia bisa naik jabatan menjadi direktur." Taehyung mencoba memahami kata demi kata yang keluar, sebuah nama asing terdengar, tapi ia tidak peduli, ia lebih memperdulikan fakta yang terucap dari kalimat terakhir Jisoo.

"Apa?" Taehyung tiba-tiba merasa panas, dirinya bahkan melepas paksa pelukan Jisoo menatap wajah sang adik untuk memastikan apa yang diucapkan itu bukan bercandaan. Melihat Jisoo yang menangis cukup membuat Taehyung yakin bahwa ucapan sang adik benar adanya.

"Ji, kau-" Pertanyaan itu tertelan karna Jisoo kembali menangis membuat sudut hati Taehyung berkedut. Daridulu dirinya mati-matian menjaga Jisoo supaya tidak ada yang menyakitinya, Taehyung bahkan senang dan menerima Yoongi dengan baik, berfikir bahwa ada satu orang lagi yang akan ikut menjaga adik kecilnya tapi rupanya ia menaruh kepercayaan pada orang yang salah.

Pintu rumah terbuka bersamaan dengan suara yang Jisoo enggan dengar.

Yoongi berdiri di depan pintu rumah keluarga Kim, menatap Jisoo dengan keadaan kacau, kakinya bahkan sudah hendak melangkah mendekati Jisoo kalau saja Taehyung tidak menghadang. Lelaki tersebut mendorong tubuh Jisoo ke belakangnya, membentengi dengan dirinya sendiri lalu menatap Yoongi dengan tajam.

"Jadi, ini wajah aslimu yang sebenarnya?" Yoongi bisa mendengar amarah di suara itu, Taehyung mengepalkan tangannya kelewat erat hingga garis urat nampak terlihat.

Nafas pemuda itu memburu, ia menghela nafas kasar, sebelum Yoongi sempat membuka mulut untuk memberikan jawaban, Taehyung sudah lebih dulu memukul, memberikan tinju bertubi-tubi, seolah melupakan fakta bahwa lelaki di depannya sudah tersungkur dengan darah yang keluar di wajahnya.

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang