Who's that girl?!

4.3K 549 23
                                    

Jisoo menatap ragu gedung tinggi di hadapannya, kakinya tiba-tiba terasa beku saat mendapati beberapa pasang mata melirik ke arahnya dengan bingung. Tidak bisa disalahkan juga sih, siapa coba yang tidak akan bingung saat ada gadis sekolahan lengkap dengan seragamnya datang ke kantor?

Gadis mungil itu mendadak menyesal tidak mengiyakan suruhan Yoongi untuk menunggu di rumah Seokjin saja sampai suaminya itu datang menjemput. Hari ini niatnya mereka akan makan malam bersama, tidak tahu ada badai di mana sampai Yoongi mengajaknya untuk makan malam bersama di luar. Jisoo sih senang-senang saja, yang penting dia kenyang.

"Anda tidak salah orang'kan, nona?" Jisoo mengerutkan kening, ini perasaannya saja atau resepsionis di hadapannya memang memandanginya dengan tatapan aneh? Memindai dirinya dari atas hingga bawah lalu tersenyum tipis, "Nona, tuan Min tidak bisa sembarangan ditemui. Kalau boleh saya tahu, anda siapa? Sudah buat janji?"

Jisoo mengeleng perlahan, "Bisa katakan saja padanya kalau aku atas nama Jisoo menunggu di sini?"

"Maaf, anda siapanya tuan Min?"

"Aku is- maksudku temannya." Lidahnya masih terasa keluh saat mengatakan kata sakral 'istri' tersebut, entahlah- Jisoo merasa dirinya tidak dalam keadaan yang 'baik' untuk mengungkapkan identitas sebenarnya sebagai istri Yoongi. Ia takut membuat image suaminya menurun karena mempunyai istri anak sekolahan seperti dirinya.

"Teman?" Resepsionis itu menatap ragu, seorang yang mempunyai kedudukan tinggi seperti Yoongi mempunyai teman anak sekolahan agaknya tidak bisa diterima nalar oleh wanita itu.

"Maaf, kurasa anda salah orang, nona."

"Tidak, aku benar-benar harus bertemu Yoongi-oppa." Si resepsionis makin mengerutkan kening saat panggilan akrab itu tersemat di nama belakang atasannya.

"Ah, sudahlah. Jam berapa kira-kira tuan Min keluar kantor?" Jisoo bertanya pasrah, kalau terlalu memaksa yang ada ia diusir nanti, jadi lebih bai mengalah dan menunggu di lobi.

"Jam 6."

Setelah mengucapkan terima kasih, Jisoo menyeret kakinya menuju sofa kosong di lobi. Masih ada dua jam lagi sebelum Yoongi keluar yang berarti ia harus menunggu selama itu pula di lobi bagai kambing dungu. Dalam hati merutuki ponselnya yang kehabisan daya, beruntung ia sudah mengirimkan pesan pada Yoongi dengan mengatakan dirinya sudah sampai, tapi sepertinya Yoongi terlalu sibuk sampai pesannya belum di baca sama sekali.

   

⊱─━━━━✧━━━━─⊰


Yoongi melongarkan dasi yang terasa mencekik leher, menghempaskan dirinya di kursi kebesarannya lalu meraih ponsel yang dari tadi berkedip dan membuka roomchat dirinya dengan sang istri.

'Aku sudah sampai, oppa.'

Yoongi buru-buru bangkit dengan tergesah, membuat lelaki yang berstatus sekretarisnya menatap bingung, "Jung, aku harus pulang. Kau urus sisa pekerjaanku."

Hoseok yang baru saja merasakan empuknya sofa ruangan bosnya segera bangkit, berjalan menghampiri dengan raut bingung saat Yoongi mengumpat pelan, "Ada masalah serius?"

"Nomor Jisoo tidak aktif, ia bilang sudah sampai kantor." Yoongi berdecih saat panggilan suaranya kembali di jawab oleh operator.

"Istrimu ke sini?" Yoongi mengangguk, melangkahkan kakinya keluar dari ruangan diikuti oleh Hoseok. "Mungkin tertahan di lobi, resepsionis kita agak menyebalkan."

"Menyebalkan?" Yoongi bertanya sembari menekan tombol menuju lantai dasar,

"Ia tidak akan mengijinkan orang asing yang tidak berkepentingan seenaknya naik."

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang