My Little Wife[✔]

BONUS CHAPTER

WARNING(!)(!)
Chapter panjang, awas bosen

Jarum jam sudah bergerak menuju angka 12, menyatakan bahwa sekarang sudah memasuki waktu tengah malam tapi Yoongi masih sibuk dengan dunianya sendiri. Lelaki bermarga Min itu masih bergelut dengan tumpukkan dokumen dan layar laptopnya, kening yang berkerut menandakan bahwa ia amat fokus dalam membaca barisan kata yang terdapat di sana. Terlalu fokus sampai tidak menyadari ada seseorang yang kini memperhatikannya di balik pintu ruang kerja.

Jisoo masuk ke dalam ruangan dengan tangan memegang guling dan tubuh terbalut piyama bergambar salah satu karakter putri asal Disney- hasil pertukaran hadiah bersama teman-temannya sebagai bentuk tanda kelulusan mereka. Beruntung yang dapat Jisoo, bayangkan kalau yang mendapat piyama adalah Donghyuck atau Beomgyu, Haeum mungkin akan menjadi bulan-bulanan cercaan mereka, sedangkan Jeno dan Soobin mungkin hanya akan pasrah.

Jisoo resmi lulus dan sudah mengemban status baru sebagai calon mahasiswa sejak tiga hari lalu. Semua datang memberi selamat ke sekolah Jisoo, ketiga kakaknya dan Yoongi tapi sayang Papa dan Mama Min tidak bisa hadir dan hanya menitipkan hadiah lewat anak semata wayangnya.

Jisoo dan semua temannya kecuali Soobin akan melanjutkan kuliah di Seoul, dan Jisoo kedapatan satu kampus kembali bersama Mirae, Jeno dan Donghyuck sedangkan Soobin memutuskan untuk kembali ke Busan bersama kakaknya, berbicara mengenai Jaera, Jisoo sendiri bertemu kembali dengannya saat acara kelulusan SMA.

Mereka tidak banyak berbicara, atau bahkan tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya, hanya berbalas senyum tipis.

Jaera datang menghampiri sesaat setelah Jisoo dan enam temannya selesai mengabadikan memori melalui kamera. Mereka berdiri berjarak beberapa langkah, saling enggan untuk mendekat. Jisoo memang tidak dendam tapi hatinya tentu masih merasakan kesal kala mengingat kejadian lampau, meski begitu ia mencoba untuk menerima bahwa Jaera adalah bagian dari masa lalu Yoongi yang tidak mungkin bisa dihilangkan.

Kembali pada masa sekarang, Jisoo berjalan perlahan mendekat dan mendudukkan dirinya di sebuah sofa yang terdapat dalam ruang kerja. Yoongi tahu bahwa terkadang Jisoo memang suka menerobos masuk seenaknya hanya untuk menonton dirinya yang sibuk bekerja, karena itulah Yoongi sengaja meletakkan sofa untuk Jisoo.

Yoongi tidak menyadari presensi Jisoo di sana, tidak tahu dirinya yang kelewat fokus dengan pekerjaannya atau langkah kaki Jisoo yang tidak terdengar. Jisoo menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa dengan tangan memeluk guling, mulutnya menguap tapi matanya masih terbuka untuk melihat kegiatan suaminya.

Lima belas menit berlalu, Yoongi merengangkan kedua tangannya, dirinya hendak bersandar pada kursi saat matanya tak sengaja bersitatap dengan wajah Jisoo yang tersenyum.

Astaga. Yoongi memegang dadanya terkejut sedangkan Jisoo terkikik geli. Tawanya lantas lepas taktala melihat wajah terkejut Yoongi yang sangat lucu baginya.

"Sejak kapan ada di sana?" Pertanyaan Yoongi keluar setelah ia berhasil menenangkan diri, lelaki itu bangkit dan berjalan mendekat sofa membuat Jisoo mengeser tubuhnya ke samping untuk memberi ruang.

"Sejak," Jisoo menaruh telunjuk di dagunya, kelihatan berfikir cukup lama tapi hanya menjawab, "Sejak tadi, hehe."

Yoongi mengeleng kecil, ikut menyandarkan punggungnya mengikuti Jisoo dengan salah satu tangan terselip di balik punggung istrinya, "Sudah ada suamimu, masih mau memeluk guling?"

Rona merah samar muncul di pipi si gadis, walau begitu Jisoo menyingkirkan guling dan memilih beralih memeluk tubuh Yoongi dari samping, "Pekerjaan oppa masih banyak?"

Yoongi mengulum senyum, menyadari nada bicara Jisoo sedikit terbata, "Tidak juga, kau kenapa terbangun?"

"Terbangun begitu saja, lalu kulihat kau tidak ada di samping. Ini sudah malam loh, oppa. Kenapa tidak tidur? Besok masih bisa lanjut'kan? Memangnya pekerjaannya penting sekali?"