Usai

3.5K 528 53
                                    

Pagi ini Jisoo diantarkan oleh Seokjin dan Namjoon ke sekolah, sedangkan Taehyung masih terlelap dalam pulau mimpi di kamarnya.

"Kelasku siang hari ini, hyung." Begitulah jawaban yang pemuda itu berikan kala Seokjin membangunkannya.

"Aku menunggu di sini saja, hyung. Kau dan Jisoo saja yang masuk." Namjoon berucap selepas mobil mereka sampai di halaman parkiran sekolahan, pemuda itu terlalu malas untuk keluar lagipula Seokjin juga hanya mau ke ruang guru sebentar untuk menyerahkan surat keterangan perihal ketidakhadiran Jisoo kemarin.

Seokjin mengangguk dan setelah memberi ucapan selamat tinggal pada adiknya, Namjoon memilih menyandarkan tubuhnya ke jok mobil. Melihat para siswa yang berlarian ke sana dan kemari, menghindari guru piket karna atribut seragam yang tidak lengkap membuat Namjoon mengulang memori lama.

Namjoon ingat ia sering kewalahan mengurusi Taehyung dulu, saat itu Taehyung berada di tingkat menengah pertama sedang dirinya tingkat menengah atas. Tidak ada hari tanpa Taehyung yang dikejar-kejar oleh guru piket, dasi yang ketinggalan, sepatu berwarna mencolok, kemeja yang dikeluarkan, tidak membawa ikat pinggang bahkan sampai teguran sebab menindik telinga. Seluruh sekolah sampai heran saat itu, kenapa ada kakak adik yang sangat berbeda begitu? Namjoon dengan segala keteladanannya dan Taehyung kebobrokannya.

Walaupun begitu Taehyung tidak pernah marah bila mendengar dirinya dibanding-bandingkan, ia justru merasa senang, katanya, "Kalau kami berempat teladan semua, tidak seru. Makanya aku yang jadi nakal."

Aneh, tapi nyata. Itulah Taehyung.
Ia selalu tertawa bila ada yang menyindirnya tapi bisa berubah 180° bila ada yang mengusik keluarganya. Taehyung yang marah benar-benar sebuah mimpi buruk. Kejadian kemarin masih membekas di pikirannya, kalau diingat-ingat Taehyung memang selalu marah kalau itu menyangkut keluarga.

Namjoon jadi terpikir keadaan Yoongi. Lelaki itu baik-baik saja'kan? Walaupun melakukan tindakan yang tidak baik pada adiknya, Namjoon masih punya rasa kemanusiaan. Pemuda itu ingin sekali bisa meluapkan amarah pada Yoongi tapi ia juga sadar bahwa dirinya dan dua saudara lelakinya yang lain melakukan kesalahan. Mereka tidak mendengarkan penjelasan Yoongi terlebih dulu, ya walaupun percuma karna Seokjin dan Taehyung pasti tidak akan mendengarkan.

Mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa Jisoo selalu bercerita padanya saat menghadapi masalah di sekolah,

"Tae-oppa dan Seokjin-oppa tidak bisa berfikir jernih, mereka pasti langsung emosi. Makanya aku bicara padamu."

Karna Namjoon selalu mencoba memikirkan semuanya dengan kepala dingin.
   

⊱─━━━━✧━━━━─⊰

Suasana kelas menjadi ribut kala jam istirahat berdentang dengan Jisoo yang dikepung oleh teman-temannya, "Kau baik-baik saja'kan, Ji?" Pertanyaan dari Haeum terdengar dan Jisoo menjawab dengan mengangguk,

"Lalu kenapa tidak masuk kemarin?" Kali ini Donghyuck yang bertanya dan sebelum Jisoo membuka mulut untuk menjawab oknum lain bernama Beomgyu menyahuti,

"Guru bilang Jisoo sakit. Kau ini bagaimana sih?"

"Hey, aku'kan mencoba untuk memastikan."

"Makanya, telinga itu dipakai." Kelima orang yang ada di sana hanya bisa menatap malas pertengkaran Beomgyu dan Donghyuck, benar-benar heran dengan kedua manusia ini.

"Kau sakit apa?" Jisoo tiba-tiba menjadi gelagapan saat Mirae melontarkan pertanyaan tersebut,

"Demam." Tidak mungkin Jisoo menjawab sakit hati'kan? Bisa jadi masalah panjang itu.

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang