Restu

18.4K 780 26
                                    

Sepasang tangan lentik itu saling bertautan, nafasnya memburu menandakan kegugupan yang teramat dalam dada, sesekali meremat rok yang ia kenakan saat ini guna menghilangkan kegugupan kendati itu tidak berhasil sama sekali.

Sebuah tangan besar meraup tangan si gadis, tersenyum dan berujar sesuatu untuk menenangkan adiknya, "Tenanglah, Ji. Seokjin-hyung dan Namjoon-hyung pasti memberikan restu."

Jisoo- nama si gadis tersebut, mengangguk sembari membalas senyum milik kakaknya.

Tak jauh berbeda dengan suasana kakak beradik tadi, suasana mencekam dan kegugupan juga melingkupi ruang tengah tempat berlangsungnya pertemuan antara tiga lelaki.

"Kau sedang bercanda ya, Yoon?" Kim Seokjin- si tertua membuka suara setelah sekian lama terdiam, mengeluarkan tawa sumbangnya tapi dibalas oleh tatapan serius dari sang pemilik nama.

"Kau tahu aku tidak suka bercanda mengenai hal seperti ini." Siapapun yang melihat wajah Yoongi saat ini jelas tahu bahwa lelaki itu sedang tidak bercanda.

"Aku mau menikahi adik kalian; Jisoo, dan karena kalian adalah pengganti kedua orangtuanya aku ingin meminta restu kalian." Suaranya terdengar mantap kendati sebenarnya hatinya bergemuruh, seolah ada badai yang memporak-porandakan hati karena terlalu gugup. Ekspresi kedua lelaki di hadapannya sulit di baca.

Hanya raut terkejut yang tercetak jelas di wajah tampan Seokjin dan Namjoon, yah tentu saja mereka terkejut. Siapa coba yang tidak akan terkejut bila seorang lelaki tiba-tiba datang meminta restu untuk meminang adik mereka?  Padahal setahu mereka selama ini Yoongi dan si adik tidak memiliki hubungan spesial apapun.

"Yoong, kau sadar'kan Jisoo masih sekolah? Ia masih kelas 12, sedangkan kau sendiri sudah bekerja dan mapan. Bukannya aku membandingkan adikku sendiri, tapi ia masih kecil, ia bahkan masih takut untuk pergi ke kamar mandi seorang diri pada tengah malam dan kau meminangnya sebagai seorang istri? Kau- kau masih sehat?"

Seokjin bertanya, mengeluarkan semua yang ia pikirkan dalam bentuk kalimat.

Yoongi menghembuskan nafasnya perlahan, ia tahu hal ini pasti akan dipertanyakan. Kenapa menyukai seorang anak sekolah sedangkan kau bisa mendapat wanita yang sudah cukup umur dan matang di luar sana?

"Aku tahu, itu juga menjadi salah satu point yang selalu kupikirkan dari kemarin. Tapi, aku sudah terlanjur menaruh hati pada adikmu. Aku tahu ini terdengar menggelikan, tetapi hatiku berkata kalau dialah yang selama ini kuinginkan."

Berteman cukup lama dengan Yoongi membuat Seokjin tahu kepribadian pemuda itu dengan baik. Yoongi selalu jujur dan tidak pernah membual, ia akan mengatakan suka kalau memang ia suka.

Kini giliran Seokjin yang menghela nafas, bagaimanapun Jisoo adalah adik perempuan satu-satunya, adik kesayangan yang selalu ia lindungi mati-matian selama ini. Ia ingin Jisoo menikmati masa muda dulu dan mengejar cita-cita sebelum menikah.

"Tapi ia terlalu muda untuk menikah." Bila kalian berfikir Seokjin akan memberikan restu dengan mudah karena ia berteman baik dengan Yoongi, kalian salah.

"Aku tidak akan melarangnya untuk bersekolah tinggi, aku akan mengijinkannya untuk menempuh pendidikan lanjut lagi. Aku bahkan dapat berjanji kalau aku tidak akan menyentuhnya sebelum ia lulus, kalau itu yang kau takutkan." Seolah dapat membaca pikiran temannya, Yoongi berucap demikian.

"Tidak, hyung, biar bagaimanapun itu adalah salah satu hak dan kewajiban dalam bahtera rumah tangga. Kami hanya takut Jisoo menjadi ibu di usia muda, bukannya aku melarangnya untuk punya anak, kemampuannya untuk mengurus diri sendiri saja masih kacau bagaimana kalau ia punya anak?" Namjoon akhirnya menyuarakan pendapat setelah sekian lama diam.

Lelaki itu sudah berfikir jauh ke depan. Adik bungsunya masih sangat manja, dan menurutnya mustahil jika Jisoo menjadi seorang ibu dalam waktu dekat.

Menikahi anak yang masih berstatus pelajar memang bukan hal yang mudah, Yoongi sudah memikirkan segala konsekuensi tersebut, dan keputusannya sudah bulat.

"Apa Paman dan Bibi sudah tahu?" Yang Namjoon maksudkan adalah kedua orang tua dari Min Yoongi,

"Aku sudah berbicara dengan mereka beberapa hari lalu. Mereka sama seperti kalian, mereka memberi restu asal aku berjanji untuk menjaga Jisoo." Sekelibat memori tentang pertemuan dirinya dengan sang ayah dan ibu beberapa hari lalu melintas di dalam kepala.

"Aku tahu kalian khawatir, tapi aku janji akan menjaga Jisoo dengan baik." Lagi Yoongi berujar, membuat Seokjin berperang dengan batinnya sendiri. Di satu sisi ia belum rela melepas adiknya tapi di satu sisi lain ia juga tidak bisa melarang Yoongi untuk menikahi adiknya. Mungkin Yoongi memang benar-benar akan menjaga adiknya.

"Hyung, kau sudah berbicara dengan Jisoo?" Namjoon bertanya dan Yoongi mengangguk, "Ia menerimamu?"

"Ia bilang itu tergantung dengan jawaban kalian."

"Coba kau bicarakan lagi, karena biar bagaimanapun yang menjalani adalah Jisoo. Kalau ia setuju, kami tentu tidak bisa mencegah kalian bukan?"

   

⊱─━━━━✧━━━━─⊰

Semilir angin yang berhembus serta keadaan langit yang berwarna jingga saling bersinergi untuk memberikan suasana tenang pada sepasang anak manusia yang kini terduduk.

Saling terdiam tanpa ada sebuah percakapan berarti, bukan tidak mau, hanya saja si lelaki masih mencoba merangkai kata yang sesuai di kepala.

"Namjoon-oppa dan Seokjin-oppa mengijinkan?" Tak tahan Jisoo membuka percakapan, ia belum mendapat jawaban pasti sedari tadi dan ia menjadi penasaran sekarang.

"Itu tergantung denganmu," Jawaban itu tidak menuntaskan rasa penasaran Jisoo malah kini membuatnya bingung, gadis itu menolehkan kepala dan membalas tatapan milik Yoongi,

"Kau sendiri mau menikah denganku?"

Jisoo memutuskan kontak mata, mencari objek lain saat pertanyaan itu mengudara, setahunya pernikahan itu berlandaskan rasa cinta tapi ia sendiri tidak tahu menahu apa itu cinta. Makanya, kala Yoongi melamarnya ia meminta lelaki itu untuk berbicara langsung dengan kedua kakaknya.

Menurut Jisoo, kalau kakaknya mengijinkan berarti itu yang terbaik baginya, anggaplah Jisoo tidak punya pendirian karena membiarkan hidupnya ditentukan orang lain. Tapi gadis itu percaya kalau kakaknya pasti tahu yang terbaik bagi dirinya.

"Ji," Yoongi memanggil, membawa tangan mungil milik si gadis dalam genggaman,

"Aku tahu kau pasti merasa ragu, tapi biarkan aku membuktikan kalau aku memang menyayangimu. Menikah denganku ya."

===Tbc===

Kindly, leave vote and comment ♥️

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang