Sumber Energi

3.9K 488 22
                                    

Yoongi menyandarkan punggungnya ke kursi kebesaran, memijat keningnya sembari memejamkan mata, membiarkan hawa dingin pendingin ruangan mengenai tubuhnya, berharap hal tersebut dapat menghilangkan kepenatan untuk sejenak.

Hoseok- si lelaki kepercayaan Yoongi duduk di sofa ruangan yang sama dengan keadaan tak jauh berbeda. Kacau. Beberapa berkas berserakan di meja, bantalan sofa bahkan sampai perut milik Hoseok, sedangkan si lelaki justru membaringkan tubuhnya.

Kantor Yoongi sedang sibuk, salah satu karyawan di departemen keuangan melakukan kecurangan yang menyebabkan kantor mengalami kerugiaan beberapa juta won. Yoongi jelas murka, sedari tadi ia terus marah-marah, mencerca semua kepala departemen akibat kecolongan ini, Hoseok sendiripun tak luput. Oleh sebab itu, kini mereka sedang mengecek berkas beberapa bulan terakhir, mencari tahu kapan pastinya karyawan tersebut melakukan pengelapan dana perusahaan.

"Yoon, tidak pulang lagi?" Pertanyaan itu mendapat jawaban berupa gelengan kepala dari si empunya nama. Hoseok mendengus, "Lupa dengan statusmu sekarang ya?"

Yoongi yang tengah memejamkan mata langsung tersadar. Mungkin dulu tidak ada yang mempermasalahkan dirinya yang menginap di kantor, nyonya Min sendiri sepertinya pasrah menghadapi sikap keras kepala anaknya.

"Aku tidak peduli kau mau bermalam di mana. Kau sudah dewasa lagian, tapi istrimu? Jisoo kau biarkan sendirian semalam, dan sekarang kau mau meninggalkan dia lagi?"

Kenapa terdengar seolah-olah Hoseok peduli pada Jisoo?

"Aku punya saudara perempuan, kalau kau lupa. Aku hanya berfikir tidak tepat meninggalkan istrimu sendirian, kalau aku jadi iparmu, sudah habis kau." Hoseok melanjutkan kalimatnya, memperjelas alasan kenapa ia berkata demikian.

Yoongi seolah mendapat tamparan tak kasat mata, Hoseok ada benarnya. Ia sudah meninggalkan Jisoo sendirian di rumah kemarin, bahkan hari ini ia tidak mencoba mengabari sama sekali istrinya itu.

Yoongi lantas melirik jam yang bertengger manis di pergelangan tangan, sudah lewat jam pulang kantor yang berarti Jisoo sudah sampai di rumah pula. Memikirkan Jisoo- entah kenapa ada perasaan tidak enak dalam dadanya saat teringat akan pertemuan dirinya dengan Soobin beberapa hari lalu, lelaki itu bukannya di Busan? Kalau Soobin sudah di Seoul, berarti dia juga? Tapi point pentingnya, bagaimana Jisoo bisa kenal dengan Soobin?

Yoongi menghela nafas, memikirkannya membuat kepala terasa nyeri. Ditambah fakta bahwa dirinya bersalah sudah meninggalkan Jisoo sendirian. Lelaki itu lalu bangkit, memasukkan beberapa berkas ke dalam tas kantor miliknya dan memilih untuk pulang setelah sebelumnya berpamitan pada Hoseok.

   
⊱─━━━━✧━━━━─⊰

"Aku pu-" Ucapan salam itu terhenti dan tertelan kembali dalam kerongkongan saat melihat keadaan rumah yang sepi. Kemana Jisoo? Harusnya ia sudah pulang sekarang. Yoongi meraih ponselnya dengan cepat, membuka ruang chat dirinya dengan Jisoo dan mendapati perasaan bersalah bercongkol di hati saat melihat puluhan pesan masuk dari nomor tersebut.

Isi pesan tersebut kebanyakan menanyakan kabar dirinya yang kapan pulang, sudah makan atau belum dan sialnya Yoongi jadi ingin menubrukkan kepalanya di dinding karna sudah mendiamkan Jisoo dari kemarin.

Yoongi baru akan menekan tombol 'call' saat tiba-tiba dari arah dapur terdengar suara erangan membuat dirinya melempar asal jas dan tas kantornya. "Ji?"

Seperti dejavu, Yoongi merasa rasa panik yang dulu melanda dirinya saat mengetahui Jisoo terluka kembali merayapi. Merasa lega saat melihat keadaan dapurnya tidak kacau seperti tempo hari, tangan Jisoo juga tidak terluka sama sekali, hanya saja wajah dan sekujur tubuhnya penuh dengan tepung dan mentega.

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang