SPECIAL CHAPTER: The Day We First Met

3.2K 403 39
                                    

Masih segar dalam ingatan Seokjin bagaimana kalutnya Papa saat mendapati Mama merintih kesakitan tengah malam, berteriak memanggil nama dirinya dengan panik dan meminta Seokjin untuk menjaga rumah. Saat itu ia menyadari kalau ia akan mendapatkan anggota keluarga baru.

Usai mengunci pintu, Seokjin kecil tidak bisa kembali tidur, pikirannya berkecamuk, takut-takut ada orang jahat yang mendobrak masuk ke dalam rumahnya seperti yang pernah ia saksikan di film Home Alone, ia'kan bukan Kevin yang jago membuat jebakan.

Kalau orang jahat itu menculik Namjoon dan Taehyung bagaimana? Ya, walaupun Namjoon suka merusak mainan lalu adik bungsunya -yang tidak akan menjadi bungsu lagi- Taehyung sering berteriak tidak jelas dan mengabaikan ucapannya, ia tetap menyayangi kedua adiknya itu.

Seokjin lantas memutuskan duduk di sofa tengah, menyalakan televisi, tidak ada film anak-anak tengah malam begini, jadi ia memutuskan untuk mematikan layar persegi panjang tersebut dan membawa dirinya berbaring hingga tak sadar tertidur.

Paginya Seokjin terbangun akibat tamparan keras di pipinya, membuka mata lalu mendapati keributan antar Namjoon dan Taehyung.

"Tuh'kan, TaeTae bilang juga apa? Seokjin-hyungie pingsan, buktinya tidak bangun-bangun." Suara cadel itu terdengar dan tak lain dan tak bukan pasti milik Taehyung.

"Seokjin-hyung hanya tertidur, Tae." Kalau ini pasti milik Namjoon, bocah lelaki yang baru genap berumur 3 tahun itu lalu menoleh dan mendapati kakak sulungnya telah bangkit dari posisi tidurnya.

"Siapa yang menampar hyung tadi?" Telunjuk Taehyung sontak menunjuk pada Namjoon membuat yang ditunjuk mengerang tak suka,

"Enak saja, kau tadi yang menampar Seokjin-hyung ya. Bukan aku, hyung." Bela Namjoon

"Ihh, jangan bohong hyungie." Bocah dua tahun jalan tiga itu mengelengkan kepala, persis seperti saat Mama tengah memarahi mereka.

"Sudah-sudah, jangan ribut. Sudah mandi belum?" Seokjin melirik jam di dinding, sudah pukul 8 tapi kenapa Papa belum juga balik ya?

"Aku sudah."

"Taetae mau dimandiin, hyungie." Aduh, bagaimana mau jadi kakak kalau kau begini, Taehyung?

⊱─━━━━✧━━━━─⊰

Setelah selesai mandi dan makan sarapan dengan sereal, walau ada sedikit keributan karna Taehyung mau serealnya di kasih es krim dan bukan susu lalu insiden mangkuk terjatuh dari tangan Namjoon yang untungnya terbuat dari plastik. Paman dari pihak ibunya datang, mengajak ketiga keponakannya untuk pergi ke rumah sakit menjenguk Mama.

Sepanjang perjalanan Taehyung hanya terdiam, tidak biasanya bocah itu begini. Seokjin ingin bertanya tapi ia pikir Taehyung paling sedang merajuk karna keinginan makan es krimnya tidak dikabulkan.

Sesampainya di ruang rawat inap, mereka bertiga disambut raut wajah lelah milik Papa, kantung mata menampak jelas di wajah tampannya tapi lelaki tersebut justru tersenyum sumringah. Mengucapkan terima kasih pada Seokjin karna sudah menjadi kakak yang baik, lalu memberitahukan jenis kelamin adik baru mereka pada dirinya dan kedua adiknya.

Keadaan Mama juga tidak jauh berbeda, wanita itu tersenyum cerah, tangannya mengendong sosok bayi mungil dengan mata terpejam. Ketiga bocah tersebut memiliki perasaan yang berbeda-beda kala bertemu dengan bayi perempuan yang belum genap sehari itu.

Seokjin yang bersemangat karna keinginannya memiliki adik perempuan terkabulkan.

Namjoon yang sebenarnya malas punya adik lagi, sebab dirinya sudah cukup lelah dengan kelakuan Taehyung, tapi menjadi bersemangat kala mengetahui bahwa jenis kelaminnya perempuan -kata temannya di sekolah dasar, adik perempuan itu mengemaskan- dan ada si bungsu yang berbeda sendiri.

Taehyung masih betah menjadi si bungsu yang di sayang semua orang, si bungsu yang selalu mendapat pusat perhatian, ia tidak suka dirinya tergantikan.

⊱─━━━━✧━━━━─⊰


"Mama, Mama, Namjoon mau bertemu Jisoo." Itu ucapan yang selalu Namjoon ucapkan kala kakinya menampak di lantai rumah kediaman Kim, melepas tas ranselnya asal lalu berlarian menuju kamar si bungsu Kim membuat Taehyung diam-diam memberengut sebal. Semua perhatian kini teralihkan darinya.

Papa yang biasanya pulang kerja membawa mainan untuk Taehyung kini tangannya menenteng benda lain berwarna pink untuk Jisoo, Mama yang biasanya pagi-pagi membangunkan Taehyung dengan pelukan dan ciuman kini tidak ada lagi karna sibuk mengendong Jisoo, Seokjin dan Namjoon yang biasanya mengajak Taehyung main kini berebut mengajak Jisoo main. Padahal Jisoo bisa bicara saja tidak, apa serunya bermain bersama bayi?

Taehyung sebal!

Kalau tahu begini Taehyung tidak mau punya adik saja!

⊱─━━━━✧━━━━─⊰


Malamnya Taehyung terbangun, kebelet pipis, biasanya akan meminta Namjoon untuk menemani tapi kini sadar bahwa Namjoon sudah tidak menjadi teman sekamarnya tapi malah Jisoo. Ugh, makin sebal.

Buru-buru berlari ke kamar mandi dan melakukan ritual buang air kecilnya, si bocah berambut mangkok itu kembali ke dalam kamar dan mendapati ada sepasang mata yang tengah menatapnya. Siapa lagi kalau bukan Jisoo? Tapi tumben bayi itu terbangun malam-malam begini.

Taehyung ingin kembali tidur, mengabaikan tatapan milik adiknya, tapi setelah beberapa menit berguling ke sana dan kemari ia tidak kunjung tidur terlebih saat berputar ia mendapati Jisoo masih menatapnya tanpa berkedip membuat Taehyung memberikan raut wajah jeleknya dan bayi itu tertawa. Tidak tahu kenapa senyum mengembang dalam wajah Taehyung, lelaki tersebut memposisikan dirinya duduk lalu kembali membuat wajah jelek dan Jisoo kembali tertawa, berulang kali melakukannya dan berulang kali pula tawa bayi terdengar.

Taehyung bangkit dari duduknya, berjalan mendekati Jisoo yang masih menyisakan tawanya, menatap lekat kakak lelakinya itu.

Taehyung memiringkan kepalanya, dan diikuti oleh Jisoo, seolah mereka sama-sama sedang meneliti satu sama lain. Tidak kuat menahan kepalanya yang miring terlalu lama, Jisoo mulai oleng, kepala bayi itu hampir teratuk teralis yang melindungi sekitaran ranjang bayi tersebut kalau saja tangan Taehyung tidak segera menahannya.

Tawa bayi mengema dan pipi Taehyung tersungging ke atas, menampakkan senyum kotak yang baru saja Jisoo lihat pertama kali,

"Hati-hati, adik kecil."

===The End===

Welcome to another special chapter hehehe
Jadi, gimana chapter kemarin? Seru kan :) Aku melihat banyak sekali hujatan :))
Chapter selanjutnya (semoga) seru

Aku bakal slow update karna lagi sibuk dengan real life. So, mohon bersabar ya :)

See yaa and take care 😣♥️

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang