Secercah Harapan

3.1K 473 52
                                    


Yoongi terhuyung sedikit kebelakang, ia belum dan tidak siap saat secara tiba-tiba pemuda di hadapannya memberikan pukulan di pipinya. Tidak terlalu keras tapi cukup membuatnya terkejut.

Namjoon mendengus, ia merasa tangannya sedikit sakit, belum pernah ia memukul orang sebelumnya dan Yoongi mungkin harus berbahagia sedikit sebab pemuda yang tidak pernah menggunakan kekerasan apabila di hadapkan dengan situasi apapun di hidupnya kini melayangkan kepalan tinju. New Record.

Mungkin kalau ada Seokjin dan Taehyung, kedua saudaranya juga akan terkejut dan tidak menyangka lelaki yang biasanya menggunakan otak daripada otot itu dapat melakukan hal demikian.

"Kurasa hanya aku yang belum memberimu pukulan, hyung. Walau aku diam bukan berarti aku terima Jisoo diperlakukan begitu olehmu. Ia adikku. Hyung, apa kau tahu kalau aku yang berusaha membujuk Seokjin-hyung kala ia tidak mau memberikan restu pada kalian?" Yoongi masih memegang pipi bagian kirinya, tangannya bergerak memberi gesture kepada beberapa pasang mata yang tidak sengaja menangkap adegan hajar Namjoon tadi bahwa ia baik-baik saja.

Namjoon melirik sekilas, ia nampak tidak peduli bila orang berfikir ia dokter yang kurang ajar. "Aku merasa sangat kecewa pada diriku sendiri karna ini salahku. Andai saja aku tidak ikut campur, mungkin adikku tidak akan tersakiti dan juga tidak akan masuk rumah sakit karna terlalu stress memikirkanmu dan hubungan kalian."

Lelaki tersebut buru-buru melanjutkan kala mulut Yoongi hendak bergerak untuk mengucap sesuatu, "Tapi kalau aku tidak memberikan restu, Jisoo mungkin tidak akan pernah mengalami pengalaman mengenai jatuh cinta dan dicintai."

"Joon," Yoongi terkejut kala mendengarnya ditambah raut wajah lelaki di hadapannya yang berangsur melembut dan tidak sekeras beberapa menit lalu.

"Apa aku salah? Kau tidak mencintai adikku?"

"Tentu saja aku mencintainya." Namjoon menyunggingkan senyum kecil di wajahnya, "Jisoo baik-baik saja?"

"Ia baik-baik saja, sudah diberi obat dan hanya menunggu siuman. Gadis itu mencarimu," Yoongi bingung, bukankah Jisoo pingsan? Lalu bagaimana mungkin mencarinya? "Ia beberapa kali memanggil namamu, bahkan di alam bawah sadarnya saja ia masih memikirkanmu."

Yoongi tidak bisa mencegah berbagai perasaan membuncah yang hadir dalam dadanya, senang, sedih, lega, semua bercampur jadi satu.

"Hyung, maaf."

Yoongi yang mengetahui kemana arah pembicaraan tersebut hanya mengeleng kecil, "Ini tidak terlalu sakit." Bukannya bermaksud sombong, tapi tinju Namjoon memang tidak terlalu sakit, tapi mengejutkan.

"Bukan hanya untuk yang tadi, tapi untuk Seokjin-hyung dan Taehyung juga."

Yoongi mengelus senyum miring, ia jadi teringat pada Seokjin. Sahabatnya itu juga bukan tipekal pemuda yang enteng tangan, tapi tinjuan kemarin juga bukanlah yang pertama.

"Aku bisa memahaminya. Mereka ada di sini?" Namjoon mengangguk, dirinya lantas membawa Yoongi untuk pergi mengikutinya menuju kamar rawat inap milik Jisoo.

"Hyung, aku tahu ini mungkin di luar ranahku, tapi aku hanya berharap bahwa kau dan Jisoo tidak berpisah. Maksudku, kalaupun iya, aku harap itu bukanlah keputusan yang diambil secara mendadak." Namjoon berucap dengan hati-hati, lelaki itu sedikit banyak mulai memikirkan ucapan Seokjin tadi. Mendengarnya membuat dirinya takut kalau Seokjin bisa saja masih memaksa'kan perpisahan bagi kedua insan ini, selain karna status janda yang sepertinya akan sangat tidak etis menempel di diri adiknya yang bahkan belum lulus sekolah menengah atas juga karna Namjoon merasa Jisoo mengambil keputusan secara gegabah.

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang