Everyone's Favorite Girl

3.9K 436 42
                                    

Suara pintu yang tertutup disertai benda jatuh membuat Yoongi terlonjak, lelaki yang baru tidur dini hari tadi merasakan jantungnya berdegub kencang karna terkejut, ia segera melirik asal sumber suara dan mendapati Taehyung tengah berjongkok memungut beberapa buku dan menatapnya dengan polos, "Maaf, aku membangunkanmu." Ucapan kaku itu masuk ke indera pendengaran.

Yoongi bangkit untuk membantunya, "Aku bisa sendiri, tak apa. Kau boleh beristirahat kembali." Mungkin Taehyung terdengar perhatian namun sebenarnya ia meminta Yoongi untuk menjauh sebab masih merasa canggung.

"Kau mau pergi kuliah?" Yoongi tidak mengindahkan ucapan Taehyung dan justru memberi pertanyaan lainnya,

"Iya, nanti siang. Jisoo belum bangun?" Keduanya melirik ke arah tempat tidur, mendapati seorang gadis masih pulas tertidur tanpa gangguan sedikitpun, Taehyung agak heran, adiknya ini kenapa kuat sekali tidur? Terakhir ketika ia hendak berpamitan semalam, gadis itu sudah terlelap dalam dekapan Yoongi, lalu pagi ini saat ia datang masih tertidur juga.

"Mungkin efek obat yang perawat berikan subuh tadi, seharusnya sebentar lagi ia dibangunkan untuk makan." Yoongi merengangkan tubuhnya, rasa pegal menjalar di seluruh tubuh akibat tidur dengan posisi tidak tepat.

Yoongi melirik bingung sebotol air mineral yang tiba-tiba tergeletak di meja depannya, kepalanya berputar menatap si pemberi yang justru nampak sengaja tidak menoleh balik, "Untukmu," Yoongi mengulum senyum, entah kenapa perlakuan Taehyung nampak seperti anak gadis yang malu-malu menyerahkan surat cinta.

"Ini juga." Belum sempat Yoongi mengucapkan terima kasih atas air yang ia terima, Taehyung kembali menyodorkannya sebuah roti masih dengan wajah yang enggan menatapnya.

"Terima kasih." Taehyung hanya berdeham, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing merangkai kata yang ingin disampaikan pada lawan bicara mereka.

Taehyung menjadi yang pertama membuka mulut, mengucapkan permintaan maaf terkait sikapnya yang main hakim sendiri tempo hari, usai berbicara dengan Seokjin dan Namjoon kemarin dirinya seolah mendapat pencerahan, "Aku salah karna menghajarmu sampai babak belur kemarin, aku seharusnya tidak bersikap begitu padamu, hyung. Aku juga mengumpatimu, maaf."

"Pukulanmu lumayan sakit sih, kepalaku sampai pusing esok harinya."

Taehyung mengigit bibirnya gugup, merasa kalau jangan-jangan Yoongi menyimpan dendam padanya. "Tapi tak apa, aku juga salah kok. Ya walaupun seharusnya kau bisa mendengarkanku bicara dulu dan tidak langsung menghajarku membabi-buta seperti kemarin."

Tuhkan, jangan-jangan Yoongi menaruh dendam padanya. Batin Taehyung.

"Maaf, hyung." Yoongi melirik dan terkekeh melihat kepala lelaki di sampingnya yang menunduk, tangannya menepuk punggung Taehyung membuat perhatiannya teralihkan.

"Sudahlah, aku tak apa. Aku mengatakannya bukan masih marah padamu, tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa tindakanmu salah dan di masa depan jangan melakukan hal serupa." Yoongi menyematkan senyumnya di akhir kalimat, berhasil membuat yang melihatnya ikut melakukan hal serupa.

"Hyung, aku boleh tahu siapa sebenarnya wanita bernama Jaera itu? Aku mendengar Jisoo pernah menyebutkan namanya."

"Seokjin memangnya belum menceritakannya?"

Taehyung mendengus, "Tiap kali aku menyinggung masalah Jisoo, wajahnya sudah masam. Ia hanya bilang Jaera mantan kekasihmu, sudah begitu saja jawabannya. Ingin bertanya lebih tapi nanti aku kena omelannya. Kau tahu'kan bagaimana cerewetnya Seokjin-hyung?"

Yoongi terkekeh, menyadari bahwa sikap Taehyung mulai kembali seperti biasa.

"Seokjin mengatakan hal yang benar, Jaera mantan kekasihku. Aku sempat melamarnya dulu, tapi ia menolakku tanpa alasan yang jelas lalu tiba-tiba pergi menghilang. Aku tidak lagi tahu kabar tentangnya dan sekarang ia hadir kembali, tapi aku sudah menyelesaikan semuanya. Tidak ada apa-apa diantara kami lagi."

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang