SPECIAL CHAPTER: UCAPAN ADALAH DOA

3.1K 455 66
                                    


"Bagi es krimnya!"

"Tidak mau, oppa sudah makan tadi. Ini'kan punya Jisoo."

"Ih dasar pelit! Nanti oppa tidak jadi menikah denganmu, loh." Ucapan Taehyung kecil membuat Jisoo menghentikan gerakan menyendokkan es ke dalam mulutnya. Bibirnya mengerucut dan keningnya berkerut, nampak tidak suka dengan ucapan kakaknya tersebut.

"Anak-anak ini apa sih yang dipikirkan," Gumam Seokjin, berdiri tak jauh dari kedua adiknya. Si sulung yang sekarang menjadi kepala keluarga dadakan di keluarga Kim usai kedua orangtuanya meninggal, baru saja menyelesaikan kegiatan hariannya, yaitu memasak.

Tidak banyak lauk yang ia masak, itupun juga karna keterbatasan ilmu. Beruntungnya ketiga adiknya tidak suka pilih-pilih makanan, memakan apapun yang Seokjin siapkan di atas meja. Walau terkadang Seokjin tahu Namjoon diam-diam suka menghela nafas pelan kala menyadari lauk yang disediakan itu-itu saja, tapi lelaki tersebut tidak mengutarakan secara langsung. Ia tahu kakaknya sudah bersusah payah mengurusi dirinya, lagian kalaupun Namjoon mau protes Seokjin siap mengutarakan ultimatumnya,

"Masak saja sendiri kalau begitu!"

Yang tentu saja tidak mungkin Seokjin ijinkan juga. Mau jadi apa rumah ini nantinya, sudah cukup ya ia kehilangan orang tua jangan membuatnya kehilangan tempat tinggal juga.

Baiklah, kita kembali lagi ke masa sekarang. Seokjin baru saja selesai memasak dan mendengar percakapan nyeleneh dari kedua adiknya.

Menikah? Aduh, sampai Spongebob beranak cucu dan pindah ke daratanpun tidak mungkin Seokjin mengijinkan mereka menikah. Mereka itu kakak-adik, sekandung, sedarah. Lelucon dari mana ini? Parah sekali, masih hebat lelucon milik Seokjin.

Ingin menjelaskan tapi rasanya kekuatan Seokjin sedang berkurang, belum siap menerima beragam pertanyaan yang nantinya terlontar dari mulut manis Jisoo, kalau Taehyung? Ya mulut berbisa-nya.

Lagian ia bingung alasan logis seperti apa yang bisa diterima oleh anak yang duduk di sekolah dasar yang memiliki kemampuan menjawab luar biasa macam Kim Taehyung. Kadang ia penasaran apa yang Mama dulu makan saat mengandung Taehyung hingga dirinya bisa memiliki adik sejenis Taehyung. Duh, mengingat Mama ia jadi merindukan wanita paruh baya itu.

Seokjin nanti meminta bantuan Namjoon saja deh, semoga adiknya yang memiliki IQ melebihi dirinya -tapi tidak dengan wajah, karna menurutnya masih tampan dirinya- bisa memikirkan ide bagus untuk menjelaskan kepada Taehyung dan Jisoo perihal mereka tidak bisa menikah. Ya jelas, kakak-adik kok.

"Yasudah, kalau begitu Jisoo menikah dengan -oh, itu! Dengan oppa-oppa tampan itu saja." Seokjin tertarik ke realita saat suara cempreng nan syahdu -Duh, Seokjin sudah bucin parah dengan adik perempuannya sepertinya-.

"Oh, Yoongi." Panggilan Seokjin membuat lelaki yang masih mengenakan seragam sekolahnya namun dengan dalaman yang sudah berubah menjadi kaos hitam polos menoleh, jidatnya yang sebelumnya berkerut ke arah Jisoo usai si bocah mengatakan hal aneh langsung hilang, berganti wajah datar menatap temannya.

"Kau baru pulang latihan?" Seokjin berjalan mendekat ke teras, melirik sekilas kedua adiknya yang kembali berdebat mengenai pernikahan. Aduh, benar-benar. Ulah siapa sih ini awalnya?

"Aku yang salah dengar atau adikmu memang berbicara perihal pernikahan?" Yoongi melangkah masuk, melepas sepatu basketnya dan meletakkan di pinggir agar tidak menghalangi jalan masuk.

"Aku tidak mengerti setan darimana yang merasuki kedua adikku ini hingga bisa-bisanya mereka berbicara pasal pernikahan. Astaga, mereka bahkan masih ketakutan untuk pergi ke kamar mandi usai matahari tenggelam."

Yoongi terkekeh kecil, "Siap-siap saja kalau ternyata nanti adikmu menikah lebih dulu daripada kau."

"Oh justru aku memang berencana menikah terakhir, aku harus menyelidiki lebih dulu siapa yang menjadi pasangan bagi adik-adikku."

"Kalau orangnya itu aku, apa perlu kau menyelidiki lagi?" Mereka tidak tahu saja guyonan yang Yoongi lontarkan tersebut dalam beberapa tahun ke depan menjadi kenyataan.

Seokjin memberikan gestur ingin muntah dan tak lama mereka melempar arah pandang ke teras tepatnya pada kedua bocah yang sekarang telah berdamai, berjongkok bersama sambil memainkan tanah.

"Oppa, itu apa?" Si bungsu bersuara, terdengar geli saat melihat kakaknya mengambil hewan melata dari balik tanah menggunakan batang kayu kecil yang entah berasal dari mana.

"Ini cucunya naga, Ji."

"Cucu?"

"Iya, seperti kita dan Nenek. Naga itu Nenek, ular itu Mama, dan cacing ini kita."

"Wah. Nanti bisa sebesar naga yang ada di televisi itu?" Jisoo makin antusias kala Taehyung menganggukan kepalanya,

"Kita pelihara saja bagaimana? Nanti kalau sudah besar kita bisa suruh dia jaga rumah."

Seokjin menepuk jidatnya pelan dan Yoongi menepuk sabar pundak Seokjin,

"Sebelum pikirkan pernikahan mereka, coba kasih penjelasan yang baik pada adik lelakimu yang itu sebelum dia merusak Jisoo."

===The end===

Gak tahu kenapa tiba-tiba kepikiran buat bikin cerita Kim Family saat kecil. Jangan ditiru ya tingkah Taehyung di sini, mohon maaf juga Namjoon lagi sibuk sekolah, maklum orang pinter jadi dia gak muncul di special chapter ini wkwkw

Sebenarnya mau upload chapter selanjutnya kalau udh kena target 200 vote tapi kalaupun gak nyampe ya yaudah tetep bakal di upload 🙄 cuman bakal lama sih.

Gak tahu kenapa pada suka jadi silent reader :")

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang