Don't Give Up On Us

2.7K 395 34
                                    

Fyi, chapter ini juga masih berlatar hari yang sama yaa, plus ada lagu di mulmed.
Happy reading guys ♥️

Jisoo melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang keluar, mengucapkan terima kasih dan sesekali tertawa karna tingkah Beomgyu dan Donghyuck. Ah, ia pasti akan merindukan kegiatan bertengkar keduanya saat mereka berpisah di perguruan tinggi, mungkin tidak hanya Beomgyu dan Donghyuck tapi juga keseluruhan temannya yang lain.

Ujian kelulusan sudah benar-benar di depan mata, ia melirik beberapa buku yang tergeletak di sisi nakasnya. Beberapa nama tertera di sana, Jisoo jadi terharu kalau begini jadinya. Teman-temannya memang baik, Jisoo benar-benar tidak rela bila mereka harus berpisah. Apa nanti janjian saja masuk perguruan tinggi yang sama ya?

Suara pintu yang terbuka membuat Jisoo menoleh kembali, berfikir bahwa yang masuk adalah sang kakak tapi rupanya tebakannya salah. Bukan sosok Seokjin yang melangkah masuk melainkan Yoongi. Keduanya terdiam, tetapi kendati demikian tatapan mereka saling bertemu, menilik satu sama lain hingga Jisoo menjadi yang pertama memutus kontak.

Yoongi mengambil tempat di samping Jisoo, duduk di kursi yang sebelumnya ditempati oleh para remaja yang beberapa saat lalu pulang. Lelaki itu masih terdiam sembari melihat sekitar, mengambil buku yang pagi tadi belum terdapat di sana, membuka lembaran pertama dan langsung menutupnya cepat setelah mengetahui itu adalah buku catatan.

Tidak menarik, pikirnya.

Yoongi menaruh kembali buku tersebut ke asalnya dan melempar tatapan pada Jisoo, gadis tersebut terlihat menunduk, memainkan jemarinya tanpa suara, tingkah yang berhasil membuat Yoongi tersenyum dalam diam, sejenak lupa bahwa ia masih harus mengambil hati Jisoo kembali.

Jisoo memberanikan diri menoleh, dan mendapati Yoongi masih memandangnya. Ia berperang sendiri dalam hati, apa ia harus menjadi yang pertama untuk berbicara? Bukankah Yoongi seharusnya berbicara sesuatu, menjawab pertanyaannya yang kemarin mungkin? Percayalah, ditatap seperti ini oleh Yoongi tidak baik untuk kesehatan jiwa dan raga seorang Kim Jisoo.

Tetapi sebelum Jisoo sempat membuka mulut, pintu kamarnya kembali terbuka dan kini nampak perawat masuk dengan membawa nampan berisi makanan, tersenyum dan menjelaskan mengenai obat yang harus diminum setelah makan lalu memilih pergi.

Jisoo berdeham sebelum hendak bersuara tapi lagi-lagi gagal sebab Yoongi lebih dulu melakukannya, bangkit sembari meraih nampan yang ada di meja kasur pasien, "Biar aku suapi."

Jisoo mau menolak, tapi senyum milik Yoongi yang dilontarkan untuknya membuatnya menelan kembali kata-kata, membiarkan Yoongi mengambil alih sendok dan menyuapinya dalam diam. Agak canggung sih, mengingat mereka sudah lama tidak terlibat kontak fisik dalam jarak sedekat ini. Canggung tapi entah kenapa tetap terasa nyaman.

⊱─━━━━✧━━━━─⊰


"Pelan-pelan," Yoongi berbicara setengah berbisik, tangannya  memengangi Jisoo, menuntun istrinya berjalan dengan perlahan menuju salah satu kursi taman rumah sakit, "Kita pakai kursi roda saja ya."

Jisoo tidak bisa menahan senyumnya kala mendengarnya, rasanya menyenangkan mengetahui lelaki di sampingnya menaruh rasa khawatir terhadap dirinya.

"Sudah dekat, oppa." Terlalu lama hanya berbaring di kasur nyatanya memang tidak baik, kaki Jisoo jadi terasa kaku untuk berjalan. Mereka lalu mengambil tempat di satu-satunya kursi taman yang kosong, beberapa sudah terisi penuh dengan pasien dan keluarganya yang lain.

"Pelan-pelan." Kalau tidak lihat wajah Jisoo yang masih muda, orang-orang mungkin akan berfikir Yoongi sedang menuntun nenek-nenek karna terlalu berhati-hati.

My Little Wife[✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang