Akbar |• Empat

2.3K 186 10
                                    

Akbar berjalan di Koridor SMP Gumilang bersama Farel menuju parkiran, sekolah telah usai, tapi Akbar baru bisa pulang sekarang karena ada piket. Sedangkan Mario, lelaki itu sudah pulang sejak istirahat kedua. Katanya tidak mau di buat pingsan oleh Bu Rai— Guru Matematika.

Lelaki itu merongah saku celananya, mengambil ponsel yang baru saja bergetar dan melihat siapa yang menelponnya.

Ummii is calling...

Ah, ibunya. Akbar kemudian menggeser tombol berwarna hijau ketengah, lelaki itu sedikit terkejut mendengar ibu susunya menangis sesegukan di seberang sana. Hal itu jelas sekali membuat langkah Akbar terhenti, begitu juga dengan Farel yang sekilas menatap bingung kearah Akbar.

"Assalamu'alaikum Ummii, ada apa?"

"W-waalaikumsalam Akbar, hiksss..."

"Ummii, ada apa ko nangis?" tanya Akbar membuat Farel menatapnya cemas.

Terdengar tarikan nafas panjang dari seberang sana, Salwa sedang mencoba menetralkan nafasnya yang tak karuan.

"Akbar cepetan kesini ya, hiksss..."

"I-iya Ummii, Akbar kesana sekarang."

Tuttttttt

Sambungan terputus secara sepihak. "Gue duluan ya, Rel," pamit Akbar pada Farel yang hanya diam. "Assalamu'alaikum," lanjutnya, kemudian berjalan cepat menuju parkiran.

Farel seolah tertarik kedunianya, lalu memukul kepalanya pelan. "Gini amat punya pikiran," gerutunya.

Lelaki dengan kemeja yang sengaja di keluarkan itu melanjutkan jalannya, hingga suara seorang gadis menghentikan langkahnya.

"Eh, wait!" teriak gadis berambut terurai itu.

Farel berbalik, menatap gadis berparas cantik itu. Kemudian menatap sekeliling dan terakhir dia menunjuk dirinya.

"Iya lo, eh kamu," ucap gadis itu yang kemudian mengikis jarak diantara mereka.

"Subhanallah, ada bidadari dari mana ini?"

Mendengar pujian itu membuat Azura merasa malu, gadis itu pun menyelipkan sejumput rambut nya kebelakang daun telinganya.

"A-aku seneng di puji sama kamu," ucap Azura yang menunduk.

"Ahaha, kenalin gue."

"Udah, aku tau ko nama kamu," sela Azura cepat.

"Wehh gue famous juga ya, bidadari aja sampe kenal sama gue."

"Kamu bisa aja."

"Iyalah," jawab Farel dengan nada sombong.

"Eh iya, eum boleh ga aku minta nomor telepon kamu?"

"Hah?" tanya Farel sedikit kaget.

"Eh, ga boleh ya?" Azura bertanya dengan nada sedih.

"Boleh dong masa ga boleh," ucap Farel. "Mana sini HP lo," Azura kemudian menyerahkan HP nya. "Nih ini nomor gue," lanjut Farel seraya memberikan HP itu pada Azura setelah mengetikan nomornya di handphone gadis itu.

Azura tersenyum senang, "makasih ya."

"Iya kalo gitu gue balik dulu, nama lo Az-Azura? kan?" tanya Farel sambil mengeja name tag Azura.

"Iya," jawab gadis itu.

"Oh, kalo gitu gue balik dulu." pamit Farel benar-benar pergi, tak lupa dengan jiwa ke-Pakboi-an nya Farel melayangkan kiss jauh pada Azura. Membuat pipi gadis itu bersemu merah.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang