Akbar |• Dua Puluh Lima

696 66 29
                                    

Masih bukan part special.

°
"Gue, salah satu dari sekian banyak orang yang pengen liat lo bahagia."
~ Gerald Ramadhan Sanjaya.

°

Baca sampe bawah, ya. Ada misteri lagii, hihihihii😗

Oiya guys! Minta waktunya sebentar ya. Aku mau minta doa dari kalian, buat nenek buyut aku yang tadi sore meninggal. Oke ya guys, segitu aja. Makasihhh🥺

Happy reading🧡

~•|•~

Siang itu di SMP Gumilang, terlihat dua orang lelaki bersama seorang gadis tengah tenggelam di pikirannya masing-masing.

"Akbar kemana ya?" tanya Mario tiba-tiba, membuat dua orang itu menoleh.

"Emang dia ga masuk?" Farel balik bertanya.

"Ya menurut lo?" sarkas Mario sewot.

"Udah, udah!" lerai Reyna cepat. "Kalian ini kalo ketemu berantem terus, kenapa sih?" ujarnya tak habis pikir.

Kedua lelaki itu saling melempar pandang tak suka, lalu memalingkan wajah. Membuat gadis yang berada di tengah-tengah mereka memegang kepalanya yang mendadak pening.

"Jawab yang bener, emang iya Akbar ga masuk hari ini?" tanya Farel.

"Lo kan serumah sama dia, masa lo nanya gue sih?" ujar Mario masih mempertahankan nada sewotnya.

"Masalahnya, Akbar ga pulang!" balas Farel ngegas.

Reyna dan Mario sontak menoleh. "Kenapa?" tanya gadis itu mewakili.

"Jagain Zura kali," tebak Mario.

Halis Farel bertaut, lalu lelaki itu menatap kedua sahabatnya bingung. "Emang Zura kenapa?" tanyanya.

"Zura kan lagi koma, begooo... Dia kecelakaan," jawab Mario.

"Lah ko gue gatau?!" tanya Farel lagi seraya berseru.

Reyna berdecak sebal, bisa-bisanya lelaki itu bilang tidak mengetahui hal itu. Sedangkan sejak kemarin, topik yang ada dalam grup chat mereka itu tentang Azura. Yaa, meski yang nimbrung hanya Mario dan Reyna. "Makanya, ga usah so-so'an bikin konten jatuhin HP dari lantai tiga!" sarkas gadis itu.

Mendengar itu, sontak Mario menggebrak meja kantin. Membuat beberapa pasang mata menoleh ke arahnya. "OHHH!!! Jadi itu beneran elo?! Gila tuh vidio, yang like hampir semilyar! Mana dengan entengnya, Nenek lo bilang, "nanti beli lagi." Btw selamat ya bro!" ujar lelaki itu seraya berseru, yang di akhiri dengan menjabat paksa tangan Farel.

Farel yang tak mengerti akan cara berfikir Mario pun hanya mengangguk-angguk saja. Sedangkan Reyna, gadis itu semakin merasa tak pantas berasa di antara kedua lelaki tanpa otak seperti Farel dan Mario.

"Udah! Udahan becandanya!" lerai Reyna ngegas. Sungguh! Gadis itu benar-benar lelah.

Kedua lelaki itu sontak menoleh kearah Reyna dengan tatapan bingung, lalu kembali duduk layaknya orang normal.

"Udah, kembali ke topic," ucap Reyna yang di angguki oleh kedua lelaki itu.

"Jadi, Akbar itu lagi jagain Zura di rumah sakit?" tanya Farel seraya menatap Mario.

Mario spontan menoleh, saling beradu tatap dengan Farel. "Mungkin," jawabnya.

"Engga," tukas Reyna cepat, lalu melirik Farel dan Mario bergantian. "Akbar sejak izin pulang dulu sama Tante Hana, dia ga balik ke rumah sakit. Bahkan Tante Hana juga nanyain Akbar ke gue," jelas gadis itu.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang