Akbar |• Lima Belas

1K 82 10
                                    

Oghey, di part ini aku bakalan penuhin keinginan aku. Yaiyalah keinginan aku, masa kalian haha😆

Happy reading guys! 🧡

~•|•~

"Hallo Akbar," sapa seorang gadis berambut lurus yang tergerai dengan sepaket buah di tangannya ketika memasuki ruang inap Akbar. Lelaki yang tengah menonton acara televisi itu menoleh, raut wajahnya terlihat kaget saat melihat gadis itu.

Seyna. Gadis itu berjalan mendekat kepada Akbar, lalu menaruh buah tangannya di nakas dan duduk di kursi yang ada di samping ranjang lelaki itu. "Gimana kabar kamu?" tanyanya lembut.

Akbar menerjap, menatap lekat gadis itu. Seyna menampilkan cengiran garing saat melihat Akbar tengah menatapnya, membuat lelaki itu memalingkan wajah malas.

"Mau ngapain lo kesini? Gue ga punya duit buat di kasih ke lo," ucap lelaki itu dingin.

Wajah gadis itu merengut, Akbar memang menyebalkan. Masa iya, ia datang kesini untuk meminta sumbangan? Apa lelaki itu pikir Seyna adalah gadis miskin yang membutuhkan harta Akbar. Ah, memikirkan itu membuat ingatan Seyna tertuju pada kejadian tempo hari lalu. Ketika ia dan Akbar menikmati senja bersama.

"Akbar," panggil gadis itu.

Akbar menoleh tanpa berkata.

"Kayanya karena kelamaan liat senja, aku jadi haus deh," ucap gadis itu, benar-benar terdengar ngawur di telinga Akbar.

Lelaki itu menatap tak yakin kearah Seyna,  yang juga tengah menatap Akbar dengan puppy eye's andalan sejuta wanita agar pasangannya luluh. Tapi tidak dengan Akbar. Lelaki itu lantas menoyor pelan kening Seyna agar gadis itu menjauh, membuat Seyna memanyunkan bibirnya.

Akbar merongah saku celananya, mengambil uang seribu yang berbentuk koin, lalu memberikan nya kepada Seyna. Gadis itu menyorot bingung kearah Akbar, lelaki ini kenapa?

"Nih ambil, elahhh," ucap Akbar seraya terus menyodorkan uang itu, hingga benar-benar di ambil oleh Seyna. "Dengan duit seribu itu, lo bisa beli apapun," lanjutnya.

"Caranya?" tanya gadis itu polos.

"Ya lo jadiin duit itu sebagai modal lah, terus lo kerja. Kan kalo lo udah kerja duit lo banyak, kalo duit lo udah banyak, pasti lo ga akan susah buat beli ini itu." Akbar berucap dengan tawa yang tertahan, lelaki itu menertawakan kebodohan Seyna yang mau saja di kibuli olehnya.

Gadis itu hanya ber-oh ria, hingga ia tersadar maksud ucapan Akbar itu. "Ihhh, Akbar! Tapi kan itu perlu waktu lama," balas Seyna.

"Yaudah, kan lo haus? Mending sekarang lo beliin dah tu duit ke minuman."

"Emang ada ya minuman yang harganya seribu?"

"Ada."

"Apa?"

"Air putih gelas, atau engga pake plastik."

Gadis itu merengut, lalu memukul pelan tangan Akbar. "Ihh, Akbar. Bener!"

"Lagian sih lo, emang lo gapunya duit?" tanya lelaki itu seraya menghindar. "OH! Apa rumah yang kemarin itu, rumah majikan lo?"

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang