Jujur waktu nulis ini tuh, otak lagi garing-garingnyaa. So, maaf kalo gajehh😢
Happy reading! 🧡
~•|•~
"Main game yu?" Mario melirik Akbar dan Farel bergantian.
"Ga," balas Akbar. Karena Farel sedang sibuk mengedit video untuk konten youtube nya di meja belajar, sedangkan Mario tengah menatap Akbar dari kusri santai yang ada di kamar tersebut.
Tampak lelaki berkulit putih bersih itu menunduk kecewa. Dia memang tampak benar-benar manja dan menjengkelkan.
"Ini kan udah larut, Rio. Ngantuk," lanjut Akbar.
Omong-omong malam ini Mario menginap, tentu sudah mendapat izin dari sang Bunda.
"Ya tapikan cuma sebentar!" sanggah Mario sedikit berseru.
Farel berdecak, fokusnya sekarang menjadi hilang karena Mario. Kemudian lelaki itu menoleh padanya. "Main apa sih? Akbar harus istirahat."
"Sebentar aja yaaa, bentar ajaaa." Mario menunjukan puppy's eye.
Si kembar kemudian mendelik. Mungkin jika para gadis yang melakukannya, akan terlihat lucu dan menggemaskan. Tapi ini Mario?!
"Main apa sih lu tuh? Batu banget." Tanya Farel, terdengar cukup jengah.
"Game," jawab Mario cengengesan tak jelas.
"Mobile legends? Mabar sama gue aja kali."
"Engga, elu noob. Ntar MMR sama rank gue turun lagi."
Farel kembali mendelik. "Serah lu pergusoh."
"Emang lo mau main apa sih?" tanya Akbar setelah meneguk sisa air di gelasnya.
Mario kemudian melirik Akbar dan Farel bergantian dengan mata memicing, serta senyum aneh yang tercetak di bibirnya. Membuat yang di tatap merasa curiga.
"Apa sih? Lama banget," ujar Farel.
Mario berdecak sebentar, "Pemanggil arwah, Jailangkhung!" jawabnya kemudian.
Akbar yang terlalu fokus memperhatikan mereka sontak tersedak, membuat lelaki itu berbatuk-batuk setelahnya. Terdengar menyakitkan. Farel kemudian dengan sigap memberikan Akbar air aqua gelas yang ada di bawah meja belajar.
"Batuk Pak Haji?" ledek Mario, setelah Akbar selesai minum.
"Gila lo!" Akbar membalas dengan makian pada Mario.
"Yaelah elu."
"Gue kaget bego!"
"Kayak yang bakalan mati aja kalo kaget!"
"Rio!" tegur Farel cepat, sebelum lelaki itu kembali sekenanya dalam berbicara.
"Andai lo tau, gue kayak gini supaya Akbar ga curiga." Mario menatap Farel dalam, seolah dengan cara seperti itu ia dapat mengirimkan pesan melalui hatinya agar Farel tak salah paham.
"Ngapain sih main game kayak gitu? Kayak ga ada game lain aja," ujar Farel tak habis pikir.
"Seru aja kayaknya," jawab Mario sekenanya. "Kalo lo takut, jangan ikut main. Main barbie aja lo sana," lanjutnya meledek.
"Kalo hantunya baper gimana?" elak Farel tak terima.
"Ya terus?"
"Ntar hantunya tinggal disini terus gangguin Akbar gimana?!"
"Ya mainnya jangan di sini dong!"
"Maksud lo, kita harus copotin alat yang nempel di tubuh Akbar supaya Akbar juga ikutan? Itukan yang lo mau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel's [END]
Ficción General"Ma, Pa... Anak lemah ini membutuhkan kalian," Dari Muhammad Akbar Alteza untuk Mama dan Papa. Akbar. Seperti namanya, Akbar memiliki hati yang besar. Semua orang menganggapnya kuat, menilainya hebat, mereka mengira bahwa Akbar adalah jelmaan Mala...