Akbar |• Dua Puluh Satu

744 79 0
                                    

Happy reading guys! 🧡

~•|•~

Tapi tunggu, dari postur tubuh, wanita itu seperti...

"Ummii," gumam kedua anak itu pelan. Lalu mereka mematikan mesin motornya dan turun, menghampiri wanita itu.

"Ummii gapapa kan?" tanya Farel panik seraya memegang tangan Salwa.

"Ummii gapapa," jawab Salwa. Membuat Farel menghela nafas lega. Tapi tak lama setelah itu, jari Salwa terangkat, mencapit telinga Akbar dan Farel. "Bagus. Orang mah pada mau jum'atan, tapi kalian malah ngebut-ngebutan. Bagus sekali nampaknya," ucap Salwa.

Kedua anak itu meringis. "Kita baru pulang sekolah, Ummii. Takut telat solat jum'at, makanya ngebut. Iyakan, Bar?" ujar Farel yang di hadiahi anggukan setuju dari Akbar.

"Eh, Mbak. Ko Akbar sama Farel di jewer?" tanya Yunus yang memang sejak tadi menunggu Salwa di sebrang jalan. Sedikit tertarik dengan pertemuan Salwa dan kedua anak itu, Yunus pun menghampiri kakaknya.

Salwa pun spontan melepaskan capitannya, menyisakan bekas merah di telinga kedua anak itu. "Ini mereka, belum punya SIM udah ngebut-ngebutan. Untung sepi," jelas wanita itu.

"Ummii kalo ngejewer suka pake tenaga," keluh Farel seraya mengusap telinganya.

"Mendingan kalian pulang, bentar lagi solat jum'at. Mbak Salwa biar Mas aja yang anterin pulang," ujar Yunus.

Akbar mengangguk patuh, lalu menyalami kedua orang itu, begitu juga dengan Farel. Salwa melangkah bersama Yunus menuju mobil milik pria itu, tak lupa ia mengucapkan salam kepada mereka. Akbar kemudian menaiki motornya, ketika melihat sang ibu sudah memasuki mobil Yunus. Tapi pergerakannya terhenti, ketika melihat Farel yang hanya diam mematung.

"Kenapa lo?" tanya Akbar bingung.

Farel mengerjap. Suara dan wajah pria tadi seperti tidak asing baginya. Tapi siapa?

"Mikirin apa sih lo?" tanya Akbar yang sukses membuat Farel menoleh, dan menghampirinya.

"Cowok tadi siapa?" tanya Farel.

"Dokter yang ngerawat gue," jawab Akbar dingin.

"Adiknya Ummii?" tanya Farel lagi, benar-benar kepo!

"Adiknya Abii," jawab Akbar.

Farel hanya ber-Oh ria sebagai balasan. Lalu lelaki itu menaiki motornya, dan melajukannya dengan kecepatan normal.

~•|•~

"Lo siap?" tanya Farel untuk yang terakhir kalinya.

Lelaki dengan celana joger hitam serta kaos distro putih mengangguk. Sudah sekitar 10 menita yang lalu mereka pulang solat jum'at, dan sekarang mereka harus pergi ke rumah sakit.

Farel kemudian untuk ke terakhir kalinya mengaca, memperhatikan dirinya di pantulan cermin. Memakai celana jeans hitam dengan kaos distro berwarna kuning, lelaki itu terlihat berbeda.

"Ayo! Nanti telat," ucap Farel sedikit berseru. Akbar mengangguk, lalu bangkit dari duduknya. Kedua lelaki itu pun kemudian berjalan beriringan keluar kamar Akbar. Tanpa sengaja, setelah menuruni tangga, mereka melihat Alan yang juga tengah menatap mereka.

Melihat kedua anak itu sudah rapi, tentu saja Alan di buat penasaran. "Mau kemana, Rel?" tanyanya sedikit meninggikan suaranya, karena jaraknya dan kedua anak itu bisa di bilang lumayan jauh.

"Mau nongkrong, Pah! Biasa anak muda," alibi Farel dengan nada bangga.

"Di luar kan panas terik, nanti item lho." Suci yang baru saja kembali dari dapur pun mengomel, membuat kedua anak itu menggaruk tenguknya yang tak gatal.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang