Akbar |• Delapan

1.2K 109 7
                                    

Pagi-pagi sekali Azura sudah datang ke kelas Akbar, memberikan lelaki itu roti buatannya.

"Sekarang si Azura pagi pagi udah kesini," ucap salah satu gadis yang ada di sana. Azura hanya merotasikan matanya malas, dasar kang gosip!

Gadis itu langsung saja duduk di kursi depan Akbar, memperhatikan lelaki yang tengah membaca itu dengan teliti. Tuhan, kenapa lelaki ini semakin hari semakin tampan?

"Liat deh, matanya sampe ga ngedip gitu liat Akbar. Kaya ga pernah liat cowok ganteng aja," cerca gadis berambut pendek itu. Mereka pun tertawa.

"Wajar lah, si Azura kan suka banget sama Akbar," gadis berpipi bulat itu menimpali.

"Eh tapi dia juga pernah deketin Farel tau, maruk banget kan dia?"

"Iya ih, maruk banget. Mentang mentang good looking."

"Gue juga suka sama Akbar, tapi ya gitu. Gue ga berani kaya dia."

"Bukan berani, tapi RECEH," gadis yang duduk di sudut itu sengaja menekankan kata receh di ucapannya.

Brakkkkkkkkk!!

Sudah, cukup! Azura langsung saja mengebrak meja. Para gadis itu tentu saja terkejut, begitu juga dengan Akbar.

"Ga usah banyak bacot lo semua! Nyali patungan sama temen aja belagu lo!" ucap gadis itu pada teman-teman sekelas Akbar. Lelaki itu diam, menatap tak suka kearah mereka.

"Lo yang diem! Mau ngapain lo kesini? Gatel lo, makanya gangguin Akbar?!" tuding salah satu dari mereka.

akbar menurunkan bukunya, kemudian berdiri menghampiri mereka.

"Siapa yang kalian sebut gatel?" tanya lelaki itu dingin.

Mereka diam.

"Siapa yang kalian sebut receh?" tanya lagi.

Mereka masih diam.

"Siapa yang kalian sebut begitu?!" bentaknya. Untuk pertama kalinya Akbar membentak seorang wanita, ada rasa sedikit menyesal di relung hatinya.

"Apa kalian tau siapa cewek yang kelian sebuat receh itu? Dia termasuk orang penting di hidup gue, ga kaya kalian! Kalian cuma sampah di cerita gue," ucap Akbar.

Mereka menunduk, sedikit takut mendengar ucapan Akbar yang meninggi.

"Akbar kita cu-"

"Cuma apa? Kalian gatau apapun tentang persahabatan kita. Lo semua gatau Azura, gatau kebaikan dia. Karena yang kalian lihat cuma kekurangan dia," sela lelaki itu cepat. "Minta maaf sekarang!"

"Zura kita minta maaf," ucap gadis berambut pendek itu.

Sedangkan Azura, menatap tak percaya kearah Akbar. Hanya dengan ucapan seperti itu, mereka kalah? Hanya seperti itu?

Kemudian gadis itu mengangguk, "iya."

"Akbar, Azura udah maafin kita. Jangan benci ya sama kita."

Akbar tersenyum singkat, lekung sabit itu yang di harapkan oleh mereka. Sebuah senyuman yang bahkan tak pernah Akbar tunjukan, hanya setelah mengenal Azura senyum itu muncul. "Asal jangan pernah ganggu cewek gue lagi," ucapnya kembali dingin.

Tepat sekali saat Akbar berucap seperti itu, Farel datang. Lelaki itu menatap tak percaya kearah kembarannya, jadi Akbar juga telah jatuh cinta pada wanita yang sama?

"Akbar itu bekelnya, makan ya," ucap Azura sambil melirik kotak bekal berwarna pink dengan ekor matanya.

Akbar mengangguk, mengelus pelan rambut Azura. Rasanya gemas sekali pada gadis ini, kadang bersikap berani, kadang menyebalkan dan seperti sekarang, gadis itu telah menorehkan sebuah benih di hatinya.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang