Akbar |• Empat Puluh Lima

896 46 25
                                    

Happy reading! 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading! 🧡

~•|•~

"Gimana besok?"

Suara bariton seseorang berhasil masuk ke gendang telinga Lintank yang sebelumnya tersumbal oleh earphone warna Lilac miliknya. Lelaki itu melirik kanan-kiri, hingga akhirnya ia mendongak. Mendapati sosok Gilang sedang berdiri dengan tinggi yang menjulang di hadapannya yang kala itu tengah rebahan di kursi kayu markas Garda.

"Apaaah?" tanya Lintank, membuat Gilang menggibas-ngibas oksigen yang tercemari oleh aroma durian yang keluar dari Lintank ketika lelaki itu membuka mulut.

Di detik berikutnya Gilang tersadar akan maksud dan tujuannya mengganggu sang Pemimpin pasukan untuk hari esok.

"Gausah pura-pura bego deh lu," maki Gilang tiba-tiba membuat Lintank mengernyit. "Gue tau lo bego beneran, Tapi plis deh. Kali ini aja. Lo jangan kumat," lanjutnya.

"Apaan sih, to the point aja!" balas Lintank ngegas.

"Besok gimana? Semuanya udah siap kan?" tanya Gilang mencoba tenang.

Lintank mengangguk.

"Lo yakin dia bakalan kesana?"

"Banyak tanya ih."

"Beneran Lintank!"

"Pastilah, dia kan sayang banget sama maknya."

"Jangan bilang kalo lo..."

Lintank mengangguk. "Yap! Itu rencana gue sejak awal. Kita cuma perlu bawa dia ke suatu tempat, yang disana bakalan ada dua permainan yang akan di mainkan."

Kemudian lelaki itu bangkit, berjalan bolak-balik arah di hadapan Gilang sambil melipat tangan di depan dada. Gilang mengernyit. Wajah Lintank terlihat mencurigakan dengan sorot tajam serta senyum miring yang tercetak di bibirnya.

"Maksud lo?" tanya Gilang penasaran.

"Pemimpin ga mungkin lawan anak buah, pemimpin harus lawan pemimpin. Kata orang, sekeras apapun hati seorang lelaki, dia akan menjadi lemah ketika bertemu cinta," ujar Lintank.

"Bucin?" gumam Gilang.

"Tugas gue buat bantu lo cukup sampe disini, selebihnya itu terserah lo."

"Tapi gimana bisa anak songong itu dateng kesana hanya dengan alasan emaknya?"

Lintank menjentikkan jari di hadapan muka Gilang, membuat lelaki itu tersentak kaget. "Itu yang ga lo tau tentang gue. Gue licik brooo!"

Gilang mendelik tak minat.

"Tunggu beberapa jam lagi dan lo bakalan liat dia kirim pesan yang berisikan bahwa dia setuju," ucap Lintank sebelum dirinya pergi keluar dari markas untuk membeli minum.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang