Akbar |• Dua Puluh Dua (✨)

902 73 5
                                    

SPECIAL PART!!

Help 4K readers dong guys! Bantu share gitu, hihi.

Btw, di part ini aku bakalan menuhin keinginan aku. Iyalah keinginan aku, masa kalian. 🤣🤣

Baca sampe bawah ya!
~Kata Akbar

Happy reading🧡

~•|•~

Akhirnya malam yang di tunggu Azura pun tiba. Gadis itu terlihat senang. Sang Mama yang kebetulan baru memberikan sedikit polesan make-up tipis di wajah anaknya pun terkekeh pelan, melihat gadis itu berpose di pantulan cermin.

"Jangan terlalu seneng lho, Ra. Nanti sakit hati," ujar Hana mengingatkan.

Wajah Azura menjadi merengut ketika mendengar itu, lantas gadis itu terduduk di samping Hana.

"Mama jangan ngomong kaya gitu dong," balas gadis itu.

"Mama cuma ngingetin," ucap Hana seraya mengelus lembut rambut Azura. "Udah, jangan sedih. Nanti Akbar nya lari, pas ngeliat muka cemberut kamu."

Gadis itu kembali tersenyum. "Akbar ga akan nyakitin Zura ko, Ma. Akbar itu lelaki terbaiikk setelah Papa yang Azura kenal," kata Azura mantap.

"Mama percaya ko sama kamu." Hana tersenyum tulus seraya menatap dalam netra Azura.

~•|•~

Sedangkan di kediaman Alteza Family. Akbar yang baru saja akan pergi ke garasi, harus di hadapkan dulu dengan kembarannya yang tengah bersidakep dada seraya bersandar di pot bunga besar.

"Mau kemana lo?" tanya nya dingin.

Akbar menghembuskan nafas lemah, dengan malas ia menghampiri lelaki itu. "Bukan urusan lo," jawabnya tajam.

"Sekarang lo itu tanggung jawab gue Akbar. Gue ga mau lo kenapa-napa. Makanya gue harus tau lo mau pergi kemana?" ujar Farel santai.

"Menghampiri masa depan," balas Akbar ngawur.

Farel mengangguk-angguk pelan, lalu menyetarakan tingginya dengan Akbar. "Ooh, jadi Pangeran kodok hitam ini mau apel. Wajar sih. Tapi inget ya, bucin. Pulangnya jangan malem-malem," ucapnya yang di balas dengan delikan tak minat dari Akbar.

"Teruskan omong kosongmu orang tua," ucap Akbar seraya melangkah pergi meninggalkan Farel menuju garasi.

Persetan dengan Farel yang menatap aneh kepergiannya, lelaki itu lantas mengeluarkan motornya dari jajaran motor dan mobil yang ada di garasi.

"Adikmu mau kemana, Rel?!" teriak Suci dari tangga pada Farel yang berada di dekat pintu. Lelaki itu menoleh kesejap lalu menatap Akbar lagi.

"Mau apel tuh, Nek! Marahin, marahin!" kompor lelaki itu.

Suci mangut-mangut mengerti. "Biarin aja! Mungkin Akbar lagi ada perlu sama Pak Udin!" balas Suci.

Farel spontan menoleh kepada Suci, ternyata neneknya itu sudah mengalami gangguan pendengaran. "Lha ko Udin sih?" gumam anak itu.

Sedangkan Akbar yang bersiap menyalakan motornya di buat terkekeh tertahan. Pendengarannya yang tajam, membuatnya dapat menangkap dengan jelas apa yang mereka bicarakan. "Karma orang kompor," desisnya.

My Angel's   [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang