Akhir dari sebuah cerita.
•
"Biarkan dia bahagia, saya akan membawa dia pergi."
•
~°•|•°~
"Sekarang kita harus kemana Akbar?" Tanya Arabella.
Akbar mencoba mengambil nafas dalam ketika Arabella sedang membantunya berjalan, mereka sengaja meninggalkan mobil di pertigaan dan mengambil jalan ke kanan agar bisa segera sampai di Lapang Banteng.
Sungguh, Akbar tidak tau ini akan terjadi. Niatnya hanya membantu Arabella bukan menyusahkan gadis itu.
"Gimana kalo kita berhenti dulu di sebrang sana?" Tanya Arabella sambil menunjuk pohon rindang yang ada di sebrang jalan. "Disana lo bisa ambil nafas lebih leluasa, lagipula lo pasti cape kan?"
Akbar hanya mengangguk.
"Sorry ya, gue buat lo susah. Harusnya tadi lo ga bantuin gue," ujar Arabella merasa bersalah.
Akbar tidak mengubris, lelaki itu kemudian duduk dan bersandar pada salah satu pohon yang sedikit jauh dari jalan raya. Arabella semakin dibuat tak enak hati, apalagi ketika melihat Akbar memukuli dadanya sambil berbatuk.
"Lo punya penyakit jantung ya? Gue cariin bantuan dulu ya buat lo," ucap Arabella. Ketika gadis itu hendak pergi, dengan cepat Akbar mencekal pergelangan tangan Arabella. Kedua iris mata mereka bertumpuk, kepala Akbar menggeleng pelan, seolah berkata 'jangan pergi'. Namun Arabella hanya tersenyum.
"Gue pasti balik lagi ko, gue gabakal kenapa-napa. Lo jangan kemana-mana ya? Tungguin gue."
Meski tak yakin, Akbar akhirnya melepaskan tangan Arabella, seolah Akbar memberi izin gadis itu untuk pergi.
Sekitar 15 menit berlalu, namun Arabella tak juga kembali. Tentu saja Akbar pasti merasa khawatir. Kemudian dia mencoba berdiri, melawan rasa sakit dalam dirinya. Perlahan namun pasti, Akbar mulai berjalan menuju jalan raya.
Belum juga tiba di jalan raya, tanpa Akbar sadari, ada seseorang yang mengikutinya. Kemudian...
Brughh
Sssttthh
Akbar mendesis pelan ketika suatu benda berhasil menghantam punggungnya, seketika tubuh Akbar ambruk saat itu juga, membuat yang di dalam sana semakin berdenyut sakit.
"Ayo dong jagoan, lawan gue."
Suara itu terdengar seperti bisikan di telinga Akbar, lelaki itu kemudian memejamkan matanya sejenak.
Itu suara Gilang.
"Gue sebenernya gamau ngotorin tangan gue bales semuanya, tapi lo terlalu memancing emosi gue Akbar!"
"Lo tau, gue benci banget sama lo. Kayaknya gue ga perlu kasi tau alasannya, karena lo pasti udah tau kan?" Gilang meletakkan sebelah kakinya diatas punggung Akbar.
"Karena lo, semua orang jadi benci sama gue! Azura, Seyna, bahkan nyokap gue! Kenapa mereka harus sesayang itu sama lo? Padahal gue yang selalu ada buat mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel's [END]
Ficción General"Ma, Pa... Anak lemah ini membutuhkan kalian," Dari Muhammad Akbar Alteza untuk Mama dan Papa. Akbar. Seperti namanya, Akbar memiliki hati yang besar. Semua orang menganggapnya kuat, menilainya hebat, mereka mengira bahwa Akbar adalah jelmaan Mala...