Happy reading! 🧡
~•|•~
Akbar menghela nafas sesaat. "Yaudah, besok kesini lagi ya? Jangan pagi banget tapi, ajak Seyna juga. Kan lusa gue take off, gue pengen besok jadi hari yang istimewa buat gue."
"Iya," balas Azura.
Dari jarak radius 5 meter di belakang kedua sejoli itu, sosok Seyna menatap kecewa kearah keduanya. Matanya kian memanas, hatinya mencelos sakit. Saat melihat perlahan tangan Akbar bergerak memeluk pinggang Azura.
Gadis itu memalingkan wajah, menahan gejolak rasa cemburu yang membuatnya sesak.
Hingga di menit berikutnya ia sadar, ini adalah hukum karma. Dimana orang yang menyakiti akan tersakiti. Oh ya, jika kalian lupa, kemarin Seyna memeluk Akbar di hadapan Azura!
Tentu Azura sangat sakit hati.
Dan sekarang lihat, semesta membalikan keadaan.
"Lusa ada Prom Night, pelepasan angkatan kita," ujar Azura.
"Oh ya?" sahut Akbar.
"Iya, katanya bakalan votting couple King and Queen di acara itu." Azura memberi jeda. "Cowoknya lo sama Febrianov, ceweknya Tiara sama Reyna."
"Ko bukan lo aja ceweknya?" tanya Akbar.
"Gue di kasih nilai aja syukur." Azura tersenyum simpul.
"Iya sih."
"Tapi gue bakalan tetep vote lo ko, sama Reyna."
"Kenapa?"
Azura tersenyum hangat sebentar, dengan mata menatap lurus kedepan. "Soalnya gue pengen liat lo pake jas terus pake Mahkota disana," ujarnya.
"Tapi cewek di samping gue bukan lo, rasanya kurang afdhol."
"Tapi lo tetep milik gue Akbar!"
TAPI LO TETEP MILIK GUE AKBAR!
MILIK GUE!
Baiklah, tolong untuk keadaan berhenti menampar Seyna.
Gadis itu mengelap air matanya yang luruh tanpa di minta dengan punggung tangannya. Padahal, tujuan awalnya datang kesini adalah untuk memastikan keadaan Akbar. Karena sejak tadi ponsel Akbar sibuk. Jadi ia putuskan untuk datang pagi. Tentu berharap bisa lebih cepat dari Azura, namun nyatanya tidak.
"Eum, Ra," panggil Akbar.
"Iya?" sahut Azura, suaranya terdengar serak.
"Maaf gue ga bisa makan masakan Mama."
"Kenapa?"
"Gagal ginjal gue kan udah stadium akhir, Ra. Gue harus bisa kontrol cairan gue."
"Jadi ga bisa makan apapun?"
"Iya. Gue minta maaf ya?"
"Iya, gapapa sih sebenernya. Tapi lo juga manusia Akbar, bukan robot. Lo perlu makan, seenggaknya buat ganjel perut lo.
"Gue tau, tapi gue gabisa."
Hati Seyna kian memanas. Mereka berbicara hangat berdua, seolah tidak ada Seyna disana. Meski kenyataannya, mereka tidak mengetahui ada Seyna disana. Hingga gadis itu tiba di keputusan terakhirnya, yaitu: Pulang.
Yap! Pulang adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Karena nyatanya berada disini, sangat sangat tidak baik untuk kesehatan hatinya.
Gadis itu kemudian berbalik, dan pergi darisana. Biarlah mereka berdua. Biarlah mereka berdua bercakap ria, bersenda gurau, atau bahkan bertengkar sekalipun. Seyna tidak peduli!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel's [END]
Ficção Geral"Ma, Pa... Anak lemah ini membutuhkan kalian," Dari Muhammad Akbar Alteza untuk Mama dan Papa. Akbar. Seperti namanya, Akbar memiliki hati yang besar. Semua orang menganggapnya kuat, menilainya hebat, mereka mengira bahwa Akbar adalah jelmaan Mala...