Farel menatap Azura tak berkedip saat di kantin, tepatnya saat mereka sedang menunggu Akbar dan Mario datang. Sebenernya Azura cukup risi di tatap seperti itu oleh Farel, tapi ia juga tidak ingin memberi kesan negatif pada lelaki itu.
"Apa perlu mata lo gue colok pake sumpit, Rel?" tanya Reyna karena dia juga merasakan apa yang Azura rasakan.
"Tipe lo itu kaya siapa sih Ra?" tanya Farel tak menjawab pertanyaan Reyna.
"Minimal kaya ka William, maksimalnya kaya Akbar," jawab gadis itu.
"William?" tanya Farel lagi, sambil berhenti menatap Azura.
"William Kelvin Mear," jawab gadis itu. "Mantan gue," lanjutnya.
"Hah?" tanya lelaki itu kaget.
"Itulah lo, suka lo itu cuma sekedar suka. Lo gatau apapun tentang Azura," sindir Reyna.
"Siapa yang suka siapa?" tanya Mario yang baru datang bersama Akbar.
"Gue sama Akbar, iyakan calon suami?" ucap Azura.
Akbar tertawa pelan, jelas jelas ia tahu bahwa lelaki yang sedang di bicarakan Reyna adalah kembarannya. Sedangkan Farel, menghembuskan nafas terluka. Kenapa ia harus bersaing dengan kembarannya?
"Gue ga nyesel deh, Ra. Setelah kenal sama lo, Akbar udah sering senyum ketawa gitu. Seneng gue liat nya," ucap Mario.
"Masa sih?" tanya Azura sambil tertawa, sangat menggemaskan.
"Iya dulu itu si Akbar nih, kaya kanebo kering. Diem mulu, senyum aja ga pernah apalagi ketawa. Mana jarang ngomong dan ga pernah deket sama cewek, gue kira dia udah belok suka sama Farel," jelas Mario panjang kali lebar.
"Makanya kalo buka youtube itu jangan liat orang gay terus," sindir Reyna, memang gadis ini sepertinya berucap hanya untuk mengindir orang lain.
"Berburuk sangka terus lo sama gue, ada masalah idup apa sih?" tanya Mario. Sedangkan gadis yang di tanya, hanya mengangkat bahu acuh. "Orang gue cuma liat nekopoi," lanjutnya.
"Nekopoi?" tanya Akbar bingung.
"Lo gatau?" Mario bertanya balik.
Akbar menggeleng.
"Mau liat?" tawar Mario.
Sedikit penasaran, lelaki itu mengangguk.
"Jangan!" seru Azura cepat. "Heh! Lo jangan kotorin mata Akbar ya," lanjut gadis itu.
"Hahah, heheh. Nama gue Mario Elkanza jir," balas Mario. "Panggil gue Mario, Mario. Jangan Rio, apalagi kalo ada mak gue," lanjutnya.
"Kenapa?" tanya Reyna mewakili ketiga orang yang menatap bingung kearah lelaki itu.
"Kan gue punya abang, namanya hampir sama kaya gue," jawab Mario.
"Pasti nama abang lo Vario?" tanya Farel sekenanya.
"Sialan, lo kira abang gue motor?" Mario bertanya ngegas.
"Lah terus?" tanya Azura.
"Nama abang gue, Felix Elkanza," lelaki itu cengengesan garing.
"Hampir sama dari mananya jir, dari Felix ke Mario. Lo masih waras kan?" Farel sudah kepalang kesal pada lelaki itu.
Mario tak mengindahkan pertanyaan Farel, lelaki itu lantas menatap kotak bekal berwarna ungu lavender yang Azura pegang. "Aisshh, lo punya toko kotak bekel Ra?"
Gadis itu menyorot bingung, "engga ko."
"Itu lo bawa kotak bekel tiap hari suka beda."
"Oh ini punya Mama gue, supaya Akbar ga bosen."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel's [END]
Genel Kurgu"Ma, Pa... Anak lemah ini membutuhkan kalian," Dari Muhammad Akbar Alteza untuk Mama dan Papa. Akbar. Seperti namanya, Akbar memiliki hati yang besar. Semua orang menganggapnya kuat, menilainya hebat, mereka mengira bahwa Akbar adalah jelmaan Mala...