Vote!
.
.
2014Pria yang mengenakan Tuxedo hitam melangkah penuh dengan paksa dan jengah. Terlihat dari raut wajahnya yang begitu masam. Ia menelusuri koridor rumah yang sangat mewah milik sang Ayah, sayangnya ia tidak pernah menginginkan untuk tinggal bersama.
Tidak tertarik.
Eunwoo lebih memilih untuk sendiri, jauh dari sang Ayah—yang terhormat akan hartanya berlimpah tiada tara.
Bukan apa-apa, Eunwoo hanya malas menghadapi Ayahnya. Bagaimana tidak? Sejak kecil ia dibesarkan hanya oleh Ayah, walau terkadang ia juga diurus oleh wanita berpoles riasan tebal yang terus berganti-ganti, wanita muda. Siapa lagi kalau bukan kekasih Ayahnya. Ibu? Tentu saja sudah tiada!
Menuntut, membentak, memerintah, memaksa bahkan sampai dengan kekerasan telah ayahnya lakukan pada dirinya sejak dahulu. Melayangkan pukulan saat dirinya tidak menuruti perintah. Siapa yang mau tinggal dengan Ayah yang diselimuti sosok iblis? Demi Tuhan Eunwoo tidak ingin bersama Ayahnya.
Cha Seung Won, seorang Ayah yang gila pekerjaan. Keras dan penuh dengan perintah. Pria paruh baya yang hampir menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja. Tidak peduli terhadap anaknya. Dari sikapnya yang semena-mena membuat Eunwoo merasa mati rasa. Dan pada akhirnya Eunwoo memutuskan untuk tinggal sendiri sejak sekolah menengah.
Tentu itu menjadi masalah yang sangat besar, Ayahnya benar-benar marah. Tidak menyetujui hal itu. Namun, disuguhi bujukan manja dari kekasih sang Ayah yang usianya mungkin hanya berbeda 10 tahun dari Eunwoo. Sial! Ayahnya bahkan lebih pengertian pada kekasih yang hanya berbinar oleh harta, Ayahnya luluh dan mengizinkan Eunwoo untuk tinggal seorang diri.
Menjadi Dokter? Itu adalah pilihan terkuat yang pernah Eunwoo teguhkan pada masa depannya, ia menentang Ayah yang ingin menjadikannya seorang penerus perusahaan. Menjadi seorang Pria yang harus menghabiskan berjam-jam waktunya hanya terduduk dengan sebuah berkas-berkas memuakkan.
Seung Won tentu saja merasa kesal, amarah memuncak saat Eunwoo mengatakan jika anaknya ingin menjadi seorang Dokter. Eunwoo tetap tidak memperdulikan ayahnya, ia selalu menuruti, tetapi tidak hal ini. Pada akhirnya Seung Won menyerah, melepaskan anaknya dengan syarat Eunwoo harus tetap menuruti perintahnya tanpa sebuah penolakan.
Entah kapan terakhir kali Eunwoo menginjak lantai rumah ini, mungkin sekitar 2 bulan yang lalu saat makan malam dengan keluarga Park. Ia berada disini bukan karena merindukan ayahnya, bisa terlihat dari tampangnya yang malas. Merasa buang-buang waktu jika harus menemui ayahnya, lagipula tak biasa Seung Won memanggilnya.
Eunwoo berniat pergi menghadiri pesta sepupunya yang sedang berulang tahun, tentu saja Irene. Hendak berangkat, seseorang yang ia ketahui sebagai pelayan dari rumah, menelepon meminta agar Eunwoo menemui sang Ayah. Pelayan itu berkata jika Ayahnya akan membicarakan hal yang amat sangat penting. Eunwoo menghela napas gusar saat menutup teleponnya, mengapa begitu mendadak?
Sekitar 2 jam lagi pesta akan segera dimulai, bahkan Irene sudah menghubungi berkali-kali. Irene berkata jika Eunwoo harus berada disana sebelum acara dimulai. Apa-apaan wanita itu? Begitu kekanak-kanakan. Sudah diberitahu jika ia harus menemui Ayahnya, namun wanita itu tetap mengganggunya. Lagipula Eunwoo masih memiliki banyak waktu untuk datang ke pesta itu. Mau tidak mau, Pria itu mematikan ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.