Jisoo merapikan berkas-berkas yang berada di atas meja Direktur. Sedangkan pemiliknya pergi ke dalam private room yang berada di ruangannya.
Ini sudah hampir jam makan siang, mungkin Jisoo harus pergi untuk mengisi perutnya.
Tatkala menata berkas itu, pikiran Jisoo melayang entah kemana. Namun, hanya satu yang tak pernah lepas dari pikirannya.
Setelah dua bulan berlalu..
Dua bulan, setelah malam itu terjadi.
Malam saat Jisoo membuat keputusan tanpa pilihan yang baik.
Kesepakatannya dengan pria itu, sangatlah menyakitkan. Tentang apa yang membuat ia benar-benar kembali masuk ke dalam masa lalunya, tapi ini yang terparah.
'Mari kita buat kesepakatan, Jisoo. Kau patuh, dan aku diam.'
Itulah kalimat yang Eunwoo katakan saat itu. Jisoo mengerti, sangat mengerti. Yang lelaki itu maksud adalah soal dirinya. Ia harus menuruti segala keinginannya dalam hal apapun dan pria itu akan tetap diam, dalam artian tidak akan mencelakai Ibunya ataupun harta ruginya.
Pilu jika ia harus memikirkan hal itu.
Jisoo baik-baik saja.
Dirinya aman, dan jauh dari masalah. Dan itu sangat melegakan.
Malam itu.. Membuat dirinya benar-benar terjebak dengan pria itu. Sebenarnya memang sudah terjebak, namun kini lebih lagi.
Ia terikat oleh Cha Eunwoo.
Jisoo seringkali menginap di Mansion pria itu, ataupun di Penthouse. Tak lain alasannya hanya untuk tidur bersama.
Jika bisa, Jisoo akan menolak semua ajakan itu. Namun, ini adalah kesempatan emas. Ibunya akan terbebas dan juga dirinya.
Lagipula, menolak saja sulit. Rayuannya sungguh kejam, tak ada wanita yang tak ingin mendapatkan sentuhannya. Jujur saja Jisoo tak menyukai hal itu.
Mungkin bibirnya mengatakan tidak, tapi tak selaras dengan pikirannya. Oh, itu sangat menganggu.
Jisoo tidak yakin dengan keputusan ini, namun sepertinya semua orang akan melakukan hal yang sama sepertinya. Menurut dan patuh padanya adalah jalan teramat mudah untuk melepas rasa dendam pria itu.
Sebenarnya, masih banyak kejanggalan diantara semua ini.
Ayah Jisoo membunuh Ibu dari pria itu? Apa mungkin?
Sandara memang mengatakan jika itu benar, tapi tak jelas pada bagian yang mana. Mungkin masih banyak yang belum Jisoo ketahui. Banyak yang belum terungkap.
Orangtuanya tak terlihat sekejam itu, sampai harus mencuri dan menghilangkan nyawa seseorang.
Dan lagi.. Sandara sangat bersabar akan usahanya dalam berkarir. Apalagi, kini butik besarnya menurun dan hampir sudah tak ada. Alias bangkrut. Itu terjadi sekitar tiga tahun yang lalu.
Ya, hanya tersisa Jisoo di sini.
Satu-satunya harapan adalah dirinya, jadi sudah seharusnya ia menjaga seluruhnya.
Jika ingin menyalahkan, Jisoo sangat menyesal bertemu dengan Cha Eunwoo.
Pria itu benar merusak segalanya.
Jika saja Jisoo tak bertemu dengannya ia tak akan berakhir seperti ini, bertahun-tahun ia hanya terjebak. Memutar kaset kusut di pikirannya, membuat susah fokus bahkan hanya untuk kuliahnya.
Jisoo bisa saja bekerja lebih dari seorang sekretaris. Namun, karena ia terlalu takut melewati hari-harinya, kebohongannya, dan segalanya. Kuliahnya hampir sia-sia. Jisoo tak bisa fokus pada pendidikannya, hanya karena menghilangnya pria itu setelah berhasil menggagahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanficHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.