(Part ini mengandung banyak perkataan kasar, dan tindakan kekerasan. Mohon kebijakan para pembaca)
Part lebih banyak dari sebelumnya, terdiri lebih dari 3500 kata.
.
.Disatu titik seseorang berdiri disebuah tebing. Mempertahankan segala sesuatu yang ada digenggaman-nya, lubuk hatinya. Selalu bertahan dengan apa yang diyakininya. Namun jika orang yang ia yakini melemparnya batu secara berulang kali, ia akan terluka semakin parah dan pada akhirnya tentu ia akan terjatuh. Berusaha untuk bangkit namun faktanya ia memang selemah itu.
Itulah yang Jisoo rasakan saat ini, mencoba untuk tetap teguh, tetapi terlalu rapuh.
Melupakan? Tentu tidak semudah itu bagi Jisoo. Semua yang ia lakukan ada alasan tertentu. Alasan yang terbesar adalah Pria itu sangat membuat Jisoo merasakan suatu hal yang baru. Bahkan tak terhitung sampai berapa kali Jisoo berusaha menjadi yang terbaik dimata Pria itu.
Jisoo berpikir, jika tidak menjadi kekasih setidaknya anggaplah Jisoo sebagai teman yang mengagumi dirinya. Dan tidak berakhir dengan sebuah ancaman. Oh, Jisoo yang malang.
Mengusap air matanya dipipi, beranjak dari kursi abu abu yang sudah menjadi saksi bisu gadis yang menangis selama 3 jam, hanya menatap kosong keluar jendela tanpa bersuara. Pekan lalu adalah hari terburuk yang Jisoo sebenarnya tidak pernah ingin untuk mengingatnya. Namun perkataan yang dilontarkan begitu menyakitkan. Semua kelemahan Jisoo diserang. Kata kata itu seolah masih terdengar.
Saat malam itu, Jisoo terus menangis. Sampai-sampai Taehyung pulang pukul 2 dini hari, hanya menemani Jisoo yang menangis pilu, hingga gadis itu tertidur diranjang. Taehyung geram. Ia benar benar tidak akan membiarkan Jisoo menemui siapapun yang berhubungan dengan Pria yang membuat Jisoo menangis. Jisoo tidak menceritakan langsung kala itu, dan Taehyung pun tidak bertanya. Ia tidak ingin membuat keadaan Jisoo semakin memburuk.
Pada akhirnya Jisoo menceritakan dikemudian hari, menjelaskan semuanya. Termasuk soal ancaman terhadap Ibunya. Awalnya Jisoo tidak akan menceritakan soal ancaman buruk terhadap Ibunya. Namun, Jisoo tidak kuat untuk meredam perasaan-nya yang kalut. Terlihat dari mata Taehyung, ia benar benar marah saat mendengarnya. Begitupun Jennie yang dibuat sangat terkejut. Sahabat Jisoo yang dua ini memang benar benar sangat menyayangi Jisoo.
"Jika ia membuatmu menangis lagi, aku akan menuntutnya." Itulah yang Jennie katakan.
Esokan hari setelah kejadian di pesta ulang tahun Irene, Jisoo pergi menghampiri Irene. Membayar semua kerugian yang Jisoo sebabkan, Irene sempat menolak dan mengatakan bahwa Jisoo tidak perlu menganti rugi. Namun Jisoo tetap ingin membayar, Jisoo selalu punya alasan tersendiri. Ia tidak ingin berurusan lagi dengan permasalahan yang menyangkut paut pada Pria itu. Apalagi jika balas budi. Pada akhirnya, Irene mengalah. Sebenarnya Irene sempat terkejut saat melihat mata Jisoo yang sembab ketika datang. Irene bertanya, namun Jisoo menjawab jika ia baik baik saja. Irene juga menyimpan tas dan jaket Jisoo yang tertinggal malam itu dan Irene mengembalikannyya.
Jisoo berjalan kearah lemari bajunya. Beberapa saat yang lalu ia telah mengompres matanya yang sedikit bengkak. Ia tidak ingin terlihat lesu saat pergi berkuliah, kejadiannya sudah seminggu yang lalu. Tetapi, Jisoo masih sering menangis. Jennie juga belakangan ini pergi kefakultasnya, walaupun sedikit jauh, Jennie tetap menghampirinya.
Membuka lemari, mencari pakaian apa yang harus ia kenakan hari ini. Mungkin dengan pakaian sedikit terang akan membuat Jisoo terlihat lebih baik. Diambilnya baju pendek berwarna biru langit dan rok hitamnya, mungkin hari ini akan sedikit dingin jadi Jisoo mengenakan Cardigan berwarna cokelat susu. Saat ingin menutup lemari, Jisoo terdiam sejenak. Melihat jas Eunwoo yang digantung dilemarinya, jas yang malam itu terikat dipinggangnya ulah pemilik jas itu. Malam itu adalah malam terakhir Jisoo melihatnya dari dekat, karena kini Jisoo hanya menghindar dan melihatnya dari kejauhan, seperti apa yang Pria itu inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanficHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.