(27) Agreement

3.1K 315 68
                                    


(CUTTED)
.

.

Jisoo terbangun dan mengerjapkan kedua matanya, kamar ini sangat berbeda. Itu sudah pasti, karena ini kamar milik Cha Eunwoo.

Ia bangkit dari baringan, duduk di tepi ranjang. Pria itu tak ada di sampingnya, entah kemana.

Oh, tubuhnya terasa sangat pegal dimana-mana. Apalagi pangkal pahanya. Bagaimana tidak? Mereka melakukannya hingga pukul empat pagi. Sungguh gila, Jisoo pantas disebut sebagai pelacur. Tapi tak apa, semuanya sudah terjadi. Lagipula ia pun menikmati itu.

Merasa otot tubuhnya kaku, ia sedikit meregangkannya. Dengan balutan hanya pakaian dalam, Jisoo tiba-tiba merasa sedih. Banyak alasannya.

Ia terpaku di tempat, mengingat yang ia lakukan sudah fatal. Namun ini juga kesalahannya.

Mendengar suara langkah kaki dari belakangnya, Jisoo engan untuk menoleh dan mencari tahu siapa orangnya. Bukankah pasti Eunwoo? Berjalan dari arah kamar mandi.

Benar saja, pria itu mendudukan diri di sebelahnya dengan balutan kaos putihnya dan terlihat segar karena rambutnya yang basah. Kemudian mengelus rambutnya pelan, percayalah jika sikapnya berubah sekian derajat.

Meraih dagunya, kemudian memberikan kecupan bibirnya lembut.

"Selamat pagi."

Jisoo memberanikan diri untuk menatapnya.

"Lakukanlah yang kau mau di rumahku. Sebaiknya kita terus seperti ini, setidaknya sampai aku bosan." Bisiknya.

Jisoo menahan air matanya yang tiba-tiba akan keluar. Jangan sekarang, Jisoo.. Ini adalah kesempatan emas untuk menebus kesalahannya.

"Mengerti?" Eunwoo memastikan karena melihat Jisoo yang terdiam menatapnya.

Hingga beberapa detik menanti, akhirnya Jisoo menganggukkan kepalanya perlahan.

"Pergilah ke bawah untuk sarapan, aku akan menyusulmu."

Lagi-lagi Jisoo mengangguk, lalu bangkit untuk memakai gaun tipis berada di atas nakas yang telah pria itu siapkan untuknya.

Jisoo pergi ke kamar mandi terlebih dahulu, setidaknya untuk membasuh mukanya yang kusam. Setelah itu, ia langsung keluar kamar besar Eunwoo tanpa mempedulikan pria itu yang terduduk di sofa seraya memainkan ponselnya.

Cih, hari libur pun Eunwoo tetap sibuk.

Jisoo berjalan menyusuri koridor, hingga turun dari tangga. Beberapa pelayan menyapanya dengan senyuman manis, tentunya dibalas oleh Jisoo.

"Selamat pagi nona Jisoo." Sapa Liana di ruang tamu yang sedang mengelap meja. Saat Jisoo tiba di lantai dasar.

"Pagi, Bibi.. " Balas Jisoo lembut.

Jisoo menghampiri meja makan, dan ternyata sudah tersedia sarapan di sana. Akhirnya Jisoo terduduk di kursi, memandangi roti dan selai. Karena memang ia lapar, dan tidur dengan perut kosong. Jisoo tak ingin menunggu Eunwoo hanya untuk menyantap sarapannya.

Jujur saja, tubuhnya terasa sakit apalagi di bagian selangkangannya. Pria itu memang sudah gila, sangat liar daripada sebelumnya. Ia hampir tak diberikan waktu untuk bernafas, apalagi untuk beristirahat.

Sudahlah, lagi pula semalam itu kejadiannya begitu cepat. Ia tak ingin membayangkan itu lagi.

Cukup jalani, dan waktu yang menentukan.

Diambilnya roti dan juga selai, mengolesi di dalamnya. Setelah selesai, ia memakan roti itu. Perutnya benar-benar kosong, rasanya roti saja tak cukup.

Ia membutuhkan makanan yang lain, mungkin sepiring omelette dapat membuatnya kenyang.

Waste Of Time [Kim Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang