Setiap detiknya, rasa menyesal terus menghabisi tubuhnya. Segala yang ia lakukan terasa begitu berat, dan ia tahu jika ia pantas seperti ini.
Tuhan menghukumnya, atas segala penderitaan seorang wanita karena dirinya. Dan semua ini adalah hukuman terberat bagi Cha Eunwoo.
Dirinya masih teringat setiap penuturan Jisoo kemarin malam, dengan keputusan bulat yang membuatnya benar-benar tersiksa.
Wanita itu tak mengharapkannya, berbanding balik dengan dirinya yang merasa kosong saat tak bersama. Ia merasa kesepian, dan tak punya kehidupan. Pikirannya tak pernah beralih dari sosok Jisoo.
Sungguh, Eunwoo akan menuruti semua keinginan yang wanita itu inginkan. Tapi, tentang merelakannya adalah hal tersulit. Wanita itu tanpa terlihat peduli mengatakan tidak ingin melihatnya lagi, tak ingin bertemu dengannya lagi. Seolah selama ini tak berarti, ia mengira Jisoo merasakan hal yang sama. Ternyata tidak, hanya dirinya yang terlalu menginginkannya.
Eunwoo sadar jika dirinya keterlaluan terhadapnya, sangat-sangat keterlaluan. Walau sebenarnya ia tak ingin melepaskan Jisoo, apalagi dengan pria lain tanpa memikirkan perasaannya pada darah dagingnya, tetapi apa yang bisa ia lakukan?
Jisoo terlihat baik-baik saja, jauh berbeda dengannya.
Ini terdengar aneh, tetapi Eunwoo tidak berniat untuk menikah selain dengan wanita itu. Biarkan itu terjadi beserta penyesalan teramat besar hingga seumur hidupnya, ia pantas mendapatkan itu. Sangat pantas.
Hidup seorang Cha Eunwoo tak teratur, dan masih belum tuntas dengan segala masalah yang menimpanya. Terlebih lagi, ia harus meninggalkan Korea untuk mengatasi perusahan di Berlin.
Semenjak mendengar seorang Direktur besar Cha Seungwon dikabarkan telah masuk sel penjara, perusahaan tak terurus. Tentu sebulan belakangan ini, Eunwoo hanya merutuki dirinya.
Jadi, ia tak bisa diam saja. Eunwoo harus mengatasi dan meninggalkan Korena dalam waktu yang lama. Itu masalah terbesar, karena ia melewati ini tanpa sosok malaikat di sampingnya.
Bolehkah Eunwoo berharap Jisoo berubah pikiran? Dan datang padanya sekarang?
Ah——Itu tidak mungkin karena dirinya begitu kejam, hingga hanya membuat Jisoo takut.
Tidak ada hal yang menyenangkan lagi bagi Cha Eunwoo, hanya ada rasa sakit yang tak akan mereda jika bukan Jisoo yang menyembuhkannya.
Perlu semua orang tahu perjuangannya untuk bertemu dengab Jisoo, dan mengajaknya kembali padanya. Namun, dengan mudahnya mengatakan jika Suho akan menggantikan sosok Ayah untuk anaknya.
Membayangkannya saja Eunwoo merasa ingin mati, sesak terus ia rasakan ketika kalimat Jisoo terulang di pikirannya, bagai kaset kusut yang tak ingin pernah dirinya dengarkan.
Menjadi teman Jisoo, dan bertemu dengan anaknya di kemudian hari hanya membuatnya tersiksa bertubi-tubi. Ia tak rela, dan tak ingin itu terjadi. Namun, Jisoo bersikeras dengan keputusannya.
Ingin tetap mencegah dan memaksa, namun itu hanya menambah rasa penyesalan yang besar pada dirinya.
Ia tak ingin Jisoo kembali padanya hanya merasa terancam dan terpaksa, Eunwoo tidak ingin bertambah parah.
Ia tak apa sakit seperti ini, asal Jisoo bahagia dengan keputusannya.
Inilah balasan yang ia terima dari alam semesta. Tidak bisa berubah, kecuali oleh wanita itu.
Tak ada harapan, segalanya telah lenyap.
Dan kini hanya rintik hujan yang menemani kesunyian kamarnya, tanpa suara dan tanpa Jisoo di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waste Of Time [Kim Jisoo]
FanfictionHidupnya bukan untuk kedamaian, meski tujuh tahun berlalu bukan hal mudah baginya untuk menghapus ingatan gelap dari pria diktator seperti iblis.